Tanaman aloevera atau lidah buaya selama ini diketahui sebagai tanaman yang berguna bagi kesehatan kulit dan rambut. Namun ternyata lidah buaya juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Hal inilah yang dilakukan mahasiswa UKMF Penelitian Fakultas Vokasi UNY yang menggagas pemanfaatan dan pengolahan aloevera melalui workshop. Mereka adalah Nurwirajaya, Muhammad Asad Alif Quds Ra’uf, Riski Setyawan, Arif Adika Angga Pratama, Gannisa Hanun Pratiwi, Pandu Wibowo, Jihan Nida Zhafira, Dimas Cesar Agusto, Muhammad Fatkhul Fauzi dan Isnaini Nur Azizah.
Menurut ketua tim Nurwirajaya mereka menggandeng Kalurahan Mororejo Kabupaten Sleman untuk kegiatan ini. “Kalurahan Mororejo memiliki potensi sumber daya alam yaitu budidaya aloevera yang kurang dalam pengelolaanya karena terdapat kendala dalam metode pengolahan dan inovasi produk pada tanaman ini, serta kendala biaya” kata Nurwirajaya, Kamis (26/10). Program yang dapat dijadikan solusi permasalahan tersebut berupa pertemuan rutin kelompok masyarakat, workshop perawatan dan pembudidayaan aloevera serta workshop pemanfaatan dan pengolahannya. Pelatihan menghadirkan narasumber Alan Efendhi dari Mountvera Sejati.
Alan Efendhi menyampaikan pelatihan tentang pembuatan nata de aloevera dan dawet lidah buaya. Cara membuat nata, daun lidah buaya yang telah dipanen dicuci dengan air bersih agar kotoran yang melekat hilang. “Selanjutnya dipotong ujung dan pangkal daunnya, buang durinya lalu dikupas pada sisi lengkungnya, tujuannya untuk memisahkan gel dengan kulit luar daun” kata Alan. Daun lidah buaya yang sudah dikupas, dipotong dadu / sesuai selera, lalu dimasukan ke dalam wadah baskom, kemudian hasil potongan tersebut diremas hingga mengeluarkan buih/busa lendir. Proses berikutnya gel aloevera dicuci di bawah air mengalir (kran) sambil terus diremas hingga dirasa kesat sekitar 5 menit.
Gel nata yang sudah kesat selanjutnya masuk proses perendaman. Perendaman gel nata menggunakan media ember atau wadah khusus menyesuaikan jumlah gel nata dengan air bersih lalu diberi asam sitrat (citric acid) dengan takaran 1 liter air berbanding 1 gram asam sitrat selama 12 jam, tujuannya untuk menghilangkan lendir dan bau khas lidah buaya. Gel nata yang sudah direndam selama 12 jam selanjutnya disaring dan ditiriskan menggunakan ceting/bakul nasi plastik, dan dicuci ulang dengan air hingga bersih, setelah itu rendam kembali menggunakan air biasa selama -+3 jam agar sisa - sisa kotoran proses sebelumnya benar-benar bersih. Langkah terakhir adalah perebusan. Panaskan air hingga mendidih 80°- 90° dengan panci stainless, lalu masukan gel nata kedalam panci dan tunggu hingga mendidih. Ulang lalu angkat dengan saringan stainless. Proses memasak membutuhkan waktu 5 - 10 menit tergantung banyaknya nata yang dimasukan.
Alan menjelaskan bahwa sebelum dipackaging menjadi minuman kemasan perlu ditambah dengan pemanis yang dibuat dengan menggunakan gula pasir yang dicampur air kemudian direbus, takarannya 1 liter air dengan 200gram gula pasir / sesuai selera. Dalam proses pembuatan pemanis supaya produk memiliki masa simpan lebih maka harus ditambah dengan bahan tambah pangan seperti asam sitrat sebagai pengatur keasaman dan juga sebagai penekan pertumbuhan microba dalam produk. Takarannya adalah 1 liter air, 1gr asam sitrat, 3gr garam dapur dan vanili secukupnya. Terakhir, nata dimasukkan dalam cup lalu ditambah pemanis dan dipress dengan press sealer.
Dawet lidah buaya menggunakan nata aloevera yang ditambah dengan legen dan santan. Cara membuat legennya berbahan 1 liter air, 1,5 kg gula jawa / aren, 0,5 kg gula batu/pasir, daun pandan 5 helai dan garam dapur halus secukupnya. Cara memasaknya rebus air hingga mendidih lalu masukan gula jawa, gula batu, daun pandan dan garam. Pastikan semua bahan larut. Setelah air mendidih dan semua bahan telah larut, angkat lalu saring dengan saringan stainless. Setelah disaring lalu direbus ulang hingga agak mengental.
Untuk santan bahannya kelapa setengah tua 1 butir besar, kupas kulit arinya namun jangan terlalu bersih. air matang 2 liter dan 3 lembar daun pandan. Rebus air dan masukan daun pandan. Setelah mendidih angkat lalu diamkan hingga hangat. Parut kelapa lalu air hangat tadi digunakan untuk memeras hasil parutan kelapa. Setelah selesai memeras lalu disaring dengan saringan kain. Campurkan santan, legen dan nata aloevera maka dawet lidah buaya siap disajikan.
Kegiatan ini berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Jenderal Belmawa Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (P2MD) tahun 2023. Salah satu warga Mororejo, Dina mengatakan bahwa pengolahan aloevera menggunakan teknik yang berbeda dengan yang dibuat selama ini. “Dengan pelatihan ini kami jadi tahu teknik mengolah lidah buaya yang benar” tutup Dina.
Penulis: Dedy
Editor: Sudaryono