Mahasiswa D3 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta yang terdiri dari Arif Muhammad Ramli, Bagoes Riswanto, dan Dwi Habi Yuniawan berhasil mengembangkan Prototipe mesin Spot Welding dibawah bimbingan Arif Marwanto, M.Pd. Inovasi ini adalah mesin las portable yang digunakan untuk menggabungkan dua plat atau material dengan metode pemanasan dan penekanan. Spot Welding atau las titik sendiri merupakan cara pengelasan resistansi listrik dimana dua atau lebih lembaran logam dijepit diantara dua elektroda logam dibawah pengaruh tekanan sebelum arus dialirkan.
Menurut Arif Muhammad Ramli, prinsip kerja dari alat ini adalah menggunakan transformator sebagai media pemanas dengan mengubah tegangan input yang semula besar menjadi kecil dan mengubah kuat arus menjadi lebih besar.
Ia melanjutkan bahwa mesin Las Spot ini memiliki beberapa komponen pendukung, adapun komponen tersebut yaitu berupa sistem kelistrikan, rangka mesin, pijakan, shaft, pegas tarik, pegas tekan, bushing, gagang bawah, gagang atas, dan cover. "Untuk pengoprasiannya adalah dengan meletakkan kedua plat diantara kedua ujung tembaga kemudian injak tuas agar mesin bekerja sampai plat tersambung,"bebernya.
"Keunggulan alat ini terletak pada desainnya yang ergonomis sehingga mudah dibawa. Selain itu ada pula setting adjust untuk menyesuaikan sesuai kebutuhan pengguna," imbuh Arif.
“Mesin memilki kuat arus 30 Ampere dengan volt input utama sebesar 220 Volt dan input secondary 5.7 volt,” lanjut Arif.
Arif mengatakan bahwa latar belakang pembuatan mesin ini berdasarkan analisa kebutuhan dimana mesin spot las yang beredar dipasaran cukup mahal. Arif dan timnya berharap mesin ini bisa menjadi media pembelajaran yang relatif murah untuk kalangan SMK maupun kuliah khususnya untuk mata kuliah pengelasan. (hryo)