Mahasiswa D4 Teknik Otomotif Fakultas Vokasi UNY Rizki Rido Utomo lulus lebih awal berkat internship dan riset di Jepang. Inilah kisahnya.
Berawal dari mencari informasi tempat Praktik Industri, Rido mulai mengikuti seleksi program Kampus Merdeka MSIB serta mencari informasi dari berbagai media. Namun semua upaya yang dilakukan belum menemukan rejeki yang tepat. Hingga kemudian mendapatkan kabar bahwa akan ada seleksi Program Internship di Jepang, yaitu perusahaan Yutaka Seisakusho, Co., Ltd. Perusahaan tersebut bergerak di bidang manufaktur komponen otomotif, yang menyuplai brand kendaraan populer di dunia. “Tentu ini kesempatan yang baik bagi saya sebagai mahasiswa program studi Teknik Otomotif Sarjana Terapan, Fakultas Vokasi” katanya. Dan tanggal 26 Juni 2023 adalah saat Rido dan kawan-kawannya menapakkan diri di negara Jepang. Datang sebagai mahasiswa dalam program Internship Jepang Tahun 2023 membawanya memperoleh banyak sekali pengalaman yang belum pernah dijumpai sebelumnya.
Rido mengisahkan Program Internship diawali dengan seleksi pada tanggal 24 Maret 2023, yaitu penjaringan dari masing-masing program studi. Tahap selanjutnya adalah mengikuti interview dangan pihak mitra penerima internship. “Alhamdulillah, saya dinyatakan lulus seleksi. Tahap terakhir adalah medical check up (MCU), untuk memastikan bahwa calon peserta dalam keadaan sehat dan fit” ujarnya. Hingga akhir tahap seleksi, dari sekian banyak mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta, hanya dipilih sepuluh kandidat yang berhak, sesuai dengan kuota yang dibutuhkan oleh perusahaan penerima internship.
Tahap selanjutnya adalah mengikuti rangkatian kegiatan persiapan internship di Jepang. “Kami dibekali pembelajaran bahasa dan budaya Jepang selama sekitar 3 bulan. Kemudian dilanjutkan proses administrasi yang diantaranya pembuatan Paspor, Certificate of Eligibility (CoE) dan Visa” kata Rido. Dokumen Certificate of Eligibility (CoE) sangat penting untuk internship, yaitu dokumen yang dikeluarkan oleh otoritas imigrasi Jepang sebagai tanda bahwa orang asing boleh memasuki Jepang sesuai dengan tujuan/peruntukan yang diajukan. Setelah dokumen CoE terbit, langkah selanjutnya adalah mengajukan permohonan visa ke Perwakilan Jepang di Indonesia.
Setelah seluruh dokumen terbit dan pelatihan bahasa-budaya Jepang selesai, selanjutnya adalah mobilisasi ke Jepang. “Saya bersama rekan-rekan berangkat bersama menuju Bandar Udara Internasional Narita, Jepang. Bandara tujuan ini dipilih karena merupakan akses yang paling dekat dengan tempat tinggal yang akan saya huni” kenang Rido. Adapun lokasi tempat Internship yaitu Yutaka Seisakusho, Co., Ltd (TS-Tech Group) yang beralamat di No. 3600, Gyoda-Shi, Saitama-Ken 361-0026, Jepang. Perusahaan Yutaka Seisakusho Co., merupakan bagian divisi dari TS-Tech Group yang merupakan vendor dari merek mobil Honda, dimana Yutaka Seisakusho Co., memproduksi suku cadang berupa seat car atau jok mobil merek Honda Step WGN dan Honda Civic Type R.
Rido berkisah, culture shock yang pertama kali dilihat dan dirasakan di Negeri Metahari Terbit adalah perilaku tertib, disiplin dan bersih, serta kemudahan dalam menjangkau banyak hal. “Saya beserta rekan-rekan program Internship menjalankan program tersebut kurang lebih selama satu tahun. Dalam kegiatannya, saya dan rekan-rekan menjalankan tugas yang telah ditentukan sebelumnya” katanya. Setiap mahasiswa mendapatkan bagiannya masing-masing dan terus berada pada posisi yang sama sampai selesai program magang. Dalam hal menjalankan pekerjaan, Rido beserta rekan-rekan tidak terlalu kesulitan untuk beradaptasi dengan pekerjaan yang diberikan, karena secara umum hampir sama dengan sistem yang ada di Indonesia.
“Saya dan rekan-rekan sedikit mendapatkan kesulitan ketika dihadapkan dengan musim yang unik di Jepang. Saat musim panas tiba, suhu diluar bisa mencapai 42°C sehingga tubuh mudah mengalami dehidrasi. Untuk kondisi tersebut, yang saya lakukan biasanya yaitu dengan memperbanyak minum air putih serta menghindari terpapar matahari secara langsung. Saat musim dingin tiba dengan angin yang berhembus kencang hingga suhu turun pada kisaran -2°C, tak jarang kami sering mengalami mimisan” kisah Rido. Saat salju mulai turun, mereka juga selalu waspada karena permukaan jalan yang tertutup salju menjadi sangat licin. Tak jarang terpeleset karena kurang berhati-hati. Saat musim libur panjang tiba, ia beserta rekan-rekan memanfaatkan waktu untuk mengunjungi tempat-tempat penting di Jepang, seperti Tokyo City, Tokyo University, Kuil Asakusa, Shinjuku dan masih banyak lainnya. Kegiatan ini selain untuk refreshing juga untuk menambah pengalaman selama berada di Jepang.
Kegiatan Intership Jepang tentunya membawa banyak sekali manfaat yang dirasakan. Kegiatan ini juga terintegrasi dengan program Praktik Industri serta KKN sehingga dapat sekaligus mendapatkan pengakuan SKS. Berbagai aktifitas internship yang relevan dengan kurikulum prodi, mendapatkan pengakuan akademik. Etos kerja dan kedisiplinan di Jepang sangat mengagumkan. “Saya pernah bertanya tentang jam kerja kepada rekan kerja saya yang asli warga Jepang, yang ternyata rata-rata jam kerja setiap hari mencapai 12 jam per hari. Bahkan ada yang lebih, hal ini sesuai kemampuan masing-masing individu” ujar Rido. Dari kultur dan budaya yang ada, orang-orang Jepang sangat disiplin dan patuh terhadap segala peraturan yang ada. Sangat sedikit sekali pelanggaran yang dilakukan oleh orang Jepang asli dan kebanyakan orang-orang yang melakukan pelanggaran adalah dari warga negara asing.
Orang-orang Jepang juga sangat tertib, misalnya dalam hal mengantri, berjalan, serta mengemudikan kendaraannya. Selain itu, transportasi di Jepang juga sangat tepat waktu. Kebersihan lingkungan yang sangat terjaga dengan baik. Sulit sekali untuk menemukan tempat sampah di tempat umum, namun kebersihan tetap terjaga. Dengan minimnya fasilitas pembuangan sampah di tempat umum, menjadikan setiap orang untuk bisa bertanggungjawab terhadap sampah yang dihasilkannya. Kebersihan serta kenyamanan negara Jepang membuat siapapun akan nyaman ketika berada di sana.
Bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian Tugas Akhir juga sangat memungkinkan untuk dilakukan secara bersamaan. Begitu juga dengan yang Rido lakukan. “Dari permasalahan yang terjadi pada proses produksi kemudian saya lakukan improve bersama pihak terkait dan dari hasil tersebut saya tulis dan saya jadikan sebagai laporan Tugas Akhir. Tema Tugas Akhir saya adalah tentang implementasi Metode Six Sigma (MAIC) dalam upaya mereduksi cacat pada produk di perusahaan” paparnya. Dengan dukungan rekan-rekan di perusahaan Yutaka Seisakusho, Co., Ltd. dan dosen pembimbing, Rido dapat menyelesaikan kuliah program Sarjana Terapan dalam waktu 3 tahun 11 bulan. Saya mengikuti wisuda periode Agustus 2024.
Setelah melaksanan internship selama 1 tahun, pengalaman yang didapat di Jepang bukan hanya bermanfaat pada peningkatan kompetensi akademik, namun juga manfaat pengembangan sikap personal. “Bagi teman-teman yang memiliki ketertarikan untuk mengikuti program Intership Jepang bisa mempersiapkan diri lebih awal, termasuk kesiapan terhadap budaya hidup dan budaya kerja di Jepang” tutur Rido. Penguasaan bahasa adalah yang paling penting. Selain itu, ketahanan fisik juga perlu disiapkan untuk menghadapi pergantian musim yang ada. Kedisiplinan serta semangat kerja yang tinggi wajib dibiasakan sejak dini agar nantinya terbiasa sehingga mudah dalam menjalankan pekerjaan yang diamanatkan.
Setelah selesai melaksanakan program internship Rido berencana ingin kembali bekerja di negara Jepang. Tentunya ada banyak hal yang harus dipersiapkan mulai dari menempuh level bahasa N3 serta dengan mendapatkan sertifikat sebagai Engineer. Harapannya dengan pengalaman yang sudah didapat sebelumnya bisa menjadi bekal untuk bisa melanjutkan ke tahap berikutnya.