Berkat Beasiswa Bayan Peduli, Jhilly Bisa Kuliah

Jhilly

Berjas almamater biru mengenakan jeans dan baju formal, Jhilly bersiap kuliah mencari ilmu pada pagi itu. Gadis bernama lengkap Careva Jhilly Kanahaya Setiawan ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial, Hukum, dan Ilmu Politik UNY program studi Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum Angkatan 2023. Namun siapa sangka perjalanannya hingga jadi mahasiswa UNY penuh perjuangan dan air mata.

Gadis yang akrab dipanggil Jhilly tersebut mengisahkan, sejak kecil terbiasa hidup berpindah-pindah hingga keluarganya mendapatkan kemapanan ekonomi. Namun semuanya berubah ketika adik bungsunya lahir dengan penyakit bawaan pneumonia sehingga harus dirawat selama 2 bulan di ICU. “Adik saya juga tumbuh sebagai anak berkebutuhan khusus, down syndrome” kenangnya, ini menjadi pukulan besar bagi keluarganya. Akhirnya adik bungsu Jhilly ditakdirkan harus meninggalkan dunia.

Kesedihan ini membawa dampak besar bagi keluarga Jhilly. Anak pertama pasangan Denny Setiawan dan Dyah Ekha Sari ini mengalami keterpurukan ekonomi akibat asset keluarganya habis untuk biaya pengobatan adik bungsunya. “Ibu mengalami depresi berat, sedangkan ayah berusaha menjaga kestabilan keluarga di tengah goncangan ekonomi yang semakin menghimpit” ujar Jhilly berkaca-kaca. Ketika mereka sedang mencoba bangkit pandemi COVID-19 melanda, membuat keadaan semakin sulit. Denny Setiawan kehilangan pekerjaannya dan keluarga mereka harus berjuang keras untuk bertahan hidup. Mulai dari menjual jajanan di kantin sekolah hingga menjual barang-barang di rumah seperti galon air demi membeli beras. Sempat pula hanya untuk membeli telur, Jhilly bersama adik dan ayahnya harus mencari rongsokan dari tetangga berupa kardus dan plastik untuk dijual.

Tiba saatnya alumni SMAN 5 Yogyakarta itu ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi namun merasa kebingungan tentang biaya yang harus ditanggung. Meski ia sempat lolos eligible di jalur SNBP, Jhilly gagal lolos seleksi. Orang tua Jhilly memberi semangat untuk tetap mendaftar di jalur lain dengan mencarikan hutang kesana kemari untuk membayar uang pendaftaran. Namun Jhilly kembali mengalami kegagalan pada jalur SNBT. Dengan sisa uang yang ada, ia mencoba jalur mandiri prestasi akademik di UNY yang mengandalkan nilai rapor dan prestasi. Dengan keberanian, ia mendaftarkan diri dan mengisi sumbangan pendidikan sebesar Rp. 0 karena ketiadaan biaya. Takdir Tuhan ternyata menemukan jalannya. Jhilly dinyatakan lulus seleksi di prodi Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum.

Namun, masalah baru muncul ketika UKT ditetapkan dan gadis kelahiran Semarang 24 September 2005 tersebut harus segera mendaftar ulang dengan kondisi ekonomi yang sangat terbatas. Denny Setiawan akhirnya menjual motor satu-satunya untuk membayar biaya UKT. “Pada akhirnya ayah tidak bisa memiliki akomodasi untuk menuju tempat bekerja dan harus menggunakan Trans Jogja” papar Jhilly, Sabtu (8/11). Di tengah kegundahan, Jhilly mengajukan beasiswa dan akhirnya berhasil mendapatkan Beasiswa Pendidikan Bayan Peduli. Beasiswa ini memberikan tunjangan bulanan, subsidi UKT, bantuan laptop, dan pendanaan skripsi. Saat pertama kali uang beasiswa turun rasa haru menyelimuti Jhilly, memberi keluarga mereka napas baru untuk memulai usaha kembali.

Tidak sia-sia, warga Banguntapan Bantul tersebut menempuh studi lanjut di UNY dengan beasiswa Bayan Peduli dan berhasil meraih IPK 3,9. PT. Bayan Resources, Tbk. adalah sebuah perusahaan terkemuka dalam industri pertambangan batu bara di Indonesia. Beasiswa ini merupakan bentuk apresiasi dan dukungan Bayan Resources terhadap generasi muda yang memiliki potensi besar dalam bidang akademik. Jhilly merupakan salah satu dari 41 mahasiswa UNY angkatan 2023 yang mendapat beasiswa Bayan Peduli.

Penulis
Kharisma Nurlalila & Careva Jhilly
Editor
Dedy
Kategori Humas
MBKM