Bangun Karakter Bangsa Melalui Bela Negara

Dr. Jubei Levianto memberikan materi

Bela Negara adalah tekad, sikap, perilaku, serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, serta keselamatan bangsa dan negara, yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dari berbagai ancaman. Ada tiga pertanyaan yang mendasar tentang pentingnya Bela Negara yaitu apa yang harus dibela dari negara kita, mengapa negara harus dibela dan siapa yang harus membela negara. Hal ini dikatakan Brigjen TNI Dr. Jubei Levianto Direktur Bela Negara Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia mewakili Menteri Pertahanan RI dalam pidato Dies Natalis UNY ke-58 di Auditorium, Sabtu (21/5). Menurut pria kelahiran Jakarta, 29 Agustus 1965 tersebut yang harus dibela dari negara adalah kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa karena memiliki kepentingan nasional yang terkadang berbenturan antara negara satu dengan yang lainnya. Kondisi tersebut membuat negara perlu survive mengingat semakin kuatnya persaingan dan tidak ada yang dapat menjamin bahwa sebuah negara akan tetap ada atau tetap berdiri. Untuk itu agar tetap hidup negara harus tetap dibela dan dilindungi dari berbagai macam bentuk ancaman” tegasnya. Jubei Levianto menyatakan bahwa membela negara adalah tugas nasional dan tidak bisa hanya semata-mata menggantungkan pada Tentara Nasional Indonesia (TNI), namun harus melibatkan segenap komponen bangsa, termasuk di dalamnya seluruh warga negara, lembaga negara, lembaga kemasyarakatan, partai politik dan lain-lain.

Doktor dari Universitas Trisakti Jakarta tersebut mengatakan keikutsertaan warga negara dalam usaha Bela Negara dapat dilaksanakan melalui beberapa hal seperti pendidikan kewarganegaraan dan PKBN melalui materi lima nilai dasar Bela Negara yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan bernegara. Selain itu mendaftarkan diri sebagai anggota Komponen Cadangan secara sukarela dan mengikuti pelatihan dasar militer bagi calon komponen cadangan yang telah memenuhi syarat juga dapat dilakukan atau pengabdian sesuai profesi masing-masing. Jubei Levianto berharap setelah memahami tentang Bela Negara maka warga masyarakat mampu menjadi agen perubahan dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Bela Negara di lingkungannya masing-masing sekaligus menjadi role model (panutan) di lingkungan tempat tinggal keluarga, kampus, maupun sekolah. Selain itu juga menjadi motor penggerak dalam menjaga kesatuan dan persatuan bangsa serta selalu menyiapkan sekaligus memantaskan diri sebagai calon pemimpin di masa mendatang yang berintegritas untuk membawa Indonesia lebih maju, kuat, dan disegani.

Mengambil tema ‘Pendidikan Yang Unggul, Kreatif, Dan Inovatif Berkelanjutan Untuk Membangun Karakter Bela Negara Menuju Peradaban Bangsa’, Jubei Levianto menyampaikan bahwa sadar berbangsa dan bernegara adalah salah satu sikap dan perilaku yang mencerminkan kesadaran berbangsa dan bernegara, dengan menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan dalam keberagaman di lingkup masing-masing, yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip dasar NKRI, sebagai negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, sehingga berkomitmen pada tanah air melalui rasa cinta pada tanah airnya. “Sebaiknya warga negara memiliki kemampuan Bela Negara yang merupakan perpaduan dari 2 (dua) bentuk kemampuan, yaitu kemampuan psikis (mental) dan kemampuan fisik (jasmani)” katanya. Kemampuan awal Bela Negara ini dimaksudkan sebagai kesiapsiagaan warga dalam melaksanakan kewajibannya membela negara dan NKRI sesuai dengan profesi dan peranannya masing-masing di semua lingkup baik pendidikan, masyarakat, maupun pekerjaan.

Rektor UNY Prof. Sumaryanto dalam sambutannya memaparkan bahwa dies natalis ke-58 UNY tahun ini mengambil tema ‘Sinergitas UNY dalam Mewujudkan Pendidikan yang Unggul, Kreatif dan Inovatif Berkelanjutan sebagai Investasi Peradaban Bangsa’ yang merupakan salah satu komitmen UNY menuju perguruan tinggi berbadan hukum yang senantiasa memegang teguh upaya pembangunan sumber daya manusia yang unggul, kreatif dan inovatif berkelanjutan melalui penyelenggaraan tridharma yang berkualitas. “Dengan penyelenggaraan tridharma bagi seluruh lapisan masyarakat, diharapkan UNY dapat mengambil peran yang signifikan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa” kata Sumaryanto. Upaya ini diwujudkan melalui peningkatan layanan pendidikan baik internal maupun eksternal secara luring maupun daring dengan tetap memperhatikan kewaspadaan dan protokol kesehatan.

Dies natalis UNY dihadiri oleh segenap pimpinan fakultas, lembaga, dosen, tenaga kependidikan serta mahasiswa dan mitra kerja serta dilakukan dengan protokol kesehatan ketat. (Dedy)