WBSK 5: UNY Bekali Mahasiswa Strategi Beasiswa S2/S3 Dalam dan Luar Negeri

Subdit Karir dan Alumni (SKA), Direktorat Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni UNY, pada Selasa (24/6) menyelenggarakan Workshop Series Bimbingan Karier ke-5 (WSBK5) dengan tema “Strategi Studi Lanjut Jalur Beasiswa S2/S3 Dalam dan Luar Negeri” di Ruang Theater Gedung PMD FEB UNY. Kegiatan ini bertujuan membekali mahasiswa dan alumni UNY dengan wawasan dan strategi meraih beasiswa studi lanjut di dalam dan luar negeri. Menghadirkan narasumber berpengalaman, acara ini memberikan inspirasi dan panduan praktis bagi peserta. Sejumlah 250 peserta secara luring dan 623 peserta daring melalui Zoom dan YouTube.

Workshop Series Bimbingan Karier ke-5 (WSBK5) menghadirkan Prof. Setyabudi Indartono, Ph.D., Kepala LLDIKTI V DIY sekaligus Reviewer LPDP dan awardee beasiswa, Hendri Wibowo, S.Pd., alumni Program Studi Akuntansi FEB UNY dan penerima Chinese Government Scholarship (CGS) melalui program AUN, dan Munia Nabilla Rambe, mahasiswa Program Studi Manajemen FEB UNY yang merupakan awardee beasiswa short course ke University of Nevada. 

Dalam sambutannya, Sekretaris Direktorat Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni UNY Prof. Dr. Guntur, M.Pd, menjelaskan bahwa program bimbingan karir ini tidak hanya ditujukan kepada mahasiswa aktif tetapi juga alumni. Ia menegaskan pentingnya tracer study untuk memantau perkembangan karir alumni. UNY juga berencana mendata mahasiswa dari 38 provinsi untuk mengidentifikasi penerima beasiswa, mahasiswa yang memerlukan bantuan, dan yang kesulitan membayar UKT. Data tersebut akan disusun menjadi company profile untuk diteruskan kepada pemerintah daerah masing-masing.

Prof. Guntur berharap program ini dapat membantu menekan angka putus kuliah dan memastikan keberlanjutan studi mahasiswa. “Kami ingin menekan putus kuliah di sini,” ujarnya. Ia juga mengingatkan mahasiswa dan alumni untuk memanfaatkan kesempatan yang ada sebagai langkah awal mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja. “Saya harapannya dengan usia yang muda, Pusat Karir dan Alumni bisa memberikan rekomendasi atau menyiapkan mahasiswa dan alumni untuk siap di dunia kerja,” tuturnya.

Munia Putri Nabila Rambe berbagi inspirasi tentang peluang beasiswa non-degree internasional yang dipaparkan dengan tema“Beasiswa Non-Degree: Your Next Big Step!”. Mahasiswa Program Studi Manajemen FEB UNY ini menjelaskan bahwa YSEALI adalah program unggulan pemerintah Amerika Serikat yang bertujuan memperkuat kepemimpinan dan jaringan pemuda di ASEAN. Program YSEALI Academic Fellowship berlangsung selama lima minggu di Amerika Serikat, mencakup residensi akademik, pengabdian masyarakat, tur edukasi, dan lokakarya penutup berupa proyek pengajaran di Washington DC berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan.

Munia juga mengikuti program Innovation & Entrepreneurship di University of Nevada, Reno, menekankan pentingnya identifikasi masalah nyata dan solusi berbasis inovasi. Munia memberikan kiat sukses kepada peserta, terutama dalam pembuatan esai yang menjadi komponen utama seleksi beasiswa YSEALI. Ia menekankan, “Pilihlah masalah yang benar-benar teman-teman ketahui, pastikan relevansi dengan kondisi nyata di Indonesia, dan dukung dengan data yang valid. Solusi yang ditawarkan harus konkret dan sesuai dengan tema.” 

Kepala LLDIKTI V DIY sekaligus Reviewer LPDP, Prof. Setyabudi Indartono, Ph.D., berbagi strategi penting untuk meraih beasiswa LPDP dalam sesi bertema “Di Balik Meja Reviewer: Kunci Sukses Beasiswa S2/S3 (Dalam & Luar Negeri)”. Ia menekankan pentingnya kesiapan diri, kemauan berprestasi, dan pemahaman mendalam tentang tujuan studi lanjut. Salah satu hal utama yang perlu dipersiapkan, menurutnya, adalah mengenal siapa diri pelamar dan memahami alasan melanjutkan studi. “Kami memastikan track record. Jadi apa yang sudah anda lakukan, bukan apa yang akan anda lakukan,” tuturnya. 

Prof. Setyabudi mengingatkan bahwa LPDP adalah salah satu program beasiswa terbesar, dengan proses seleksi yang sangat ketat. Dahulu, LPDP dibuka empat kali dalam setahun, dengan jumlah peminat yang luar biasa. Namun, banyak pelamar gagal di tahap awal karena dokumen yang tidak lengkap atau tidak sesuai. Proses seleksi LPDP tidak hanya menilai dokumen, tetapi juga wawancara yang melibatkan dua akademisi dan satu psikolog. Penilaian wawancara difokuskan pada kesiapan, kemauan berprestasi, dan orientasi pasca studi pelamar. Ia juga menekankan bahwa kesuksesan seseorang memiliki pola atau tren yang terlihat. Oleh karena itu, ia mendorong peserta untuk mempersiapkan diri dengan baik dan membuktikan bahwa mereka layak menerima beasiswa.

Sementara itu, Hendri Wibowo berbagi kisah inspiratifnya dalam sesi bertema “Time of Reflection: My Journey to the Chinese Government Scholarship”. Ia berhasil mengembangkan kemampuan berbahasa Mandarin dan memperluas jaringan internasionalnya. Dalam presentasinya, ia menjelaskan perjalanan yang terdiri dari tiga tahap: Menyemai, Memupuk, dan Tumbuh. Tahap Menyemai, Hendri memulai dengan impian belajar ke luar negeri. Ia menegaskan bahwa kegagalan adalah bagian tak terpisahkan dari proses menuju kemenangan. Setiap kesempatan dianggapnya sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Selanjutnya, Tahap Memupuk menyoroti pentingnya kesabaran dan keberanian dalam menghadapi tantangan. Filosofi “Tanpa melewati badai, mana mungkin melihat pelangi” menjadi pegangan Hendri untuk terus menjaga semangat dan niat dalam perjalanannya. Pada Tahap Tumbuh, Hendri menekankan bahwa persiapan matang memungkinkan potensi diri berkembang secara maksimal. Filosofi 厚积薄发, yang berarti “Siapkan diri dari dalam, lalu keluarkan potensi saat waktunya tiba,” tutup Alumni Pendidikan Akuntansi UNY.

Salah satu peserta kegiatan, Fathiya, menyampaikan kesannya bahwa mendapatkan informasi tambahan mengenai beasiswa yang kurang familiar baginya. “Biasanya yang kita tahu kan beasiswa LPDP, sekarang saya dapat tambahan informasi mengenai YSEALI dan Chinese Government Scholarship (CGS) yang belum pernah saya tahu,” ujar mahasiswa Sastra Inggris tersebut.

Penulis
Ahmad Najiullah dan Kharisma Nurlaila
Editor
Sudaryono
Kategori Humas
IKU