Dalam sektor pendidikan dan penelitian Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) senantiasa memfasilitasi dan menjadi jembatan bagi kerjasama antara lembaga pendidikan dan penelitian di Indonesia dengan mitranya di Jepang, karena kita berpandangan bahwa kegiatan ini akan menjadi soft power diplomasi yang sangat penting. Jepang merupakan mitra strategis bukan hanya dalam bidang ekonomi namun dalam semua bidang termasuk bidang pendidikan, riset dan inovasi. Pada ketua Forum Rektor Indonesia-Jepang saya memaparkan program Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi tentang kegiatan Kampus Mengajar yang memberikan kesempatan mahasiswa untuk kuliah di luar kampusnya selama 2 semester. Ini akan memberikan kesempatan yang sangat luas bagi kerjasama antar universitas di Jepang dan Indonesia selain program double degree. Hal tersebut dikatakan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Jepang Yang Mulia Heri Akhmadi dalam workshop rintisan kerja sama antara UNY dengan KBRI Tokyo yang dilaksanakan pada Selasa (14/9) secara daring. Lebih lanjut Heri Akhmadi menjelaskan bahwa pengiriman mahasiswa ke luar negeri juga didukung pendanaan pemerintah melalui LPDP. Selain itu pemerintah juga menjembatani kerjasama untuk kegiatan riset penelitian dan inovasi. “Baru-baru ini KBRI menjembatani kerjasama penelitian tentang vaksin dengan Universitas Osaka” kata Heri Akhmadi. Harapannya Indonesia dapat mengembangkan kerjasama triple helix yang didukung pemerintah, universitas dan perusahaan, dengan demikian inovasi yang dihasilkan bisa langsung dimanfaatkan. Kemungkinan pertukaran pengajar juga salah satu hal yang didorong pemerintah terkait dengan kegiatan Kampus Merdeka. Pria kelahiran 1 Desember 1953 tersebut juga mengemukakan kendala dalam kegiatan kerjasama ini diantaranya adalah kendala bahasa. Oleh karena itu KBRI sedang memetakan perguruan tinggi di Jepang yang mempunyai program kelas internasional berbahasa Inggris, karena dengan kelas internasional ini akan memudahkan dalam pertukaran mahasiswa. Heri Akhmadi juga menginformasikan bahwa Jepang dan Indonesia telah lama menjalin linkage program dimana perkuliahan atau penelitiannya dilakukan sebagian di Indonesia dan sebagian di Jepang.
Rektor UNY Prof. Sumaryanto mengapresiasi kesempatan yang diberikan pada UNY untuk dapat bermitra dengan perguruan tinggi di Jepang. “Beberapa tahun lalu kami pernah diberi kesempatan menimba ilmu ke Jepang untuk belajar tentang budaya dan kemajuan teknologinya” kata Sumaryanto. Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan yang pada saat itu menjabat Dekan Fakultas mengungkapkan bahwa beberapa hal yang didapat dari Jepang tersebut diterapkan untuk mengembangkan institusi di ranah olahraga. Pada tahun 2019 warga Sanggrahan Condongcatur Depok Sleman tersebut kembali berkunjung ke Fukuoka untuk menjajagi kerjasama antar perguruan tinggi bersama Rektor UNY saat itu Prof. Sutrisna Wibawa. Rektor menegaskan bahwa kerjasama ini akan ditindaklanjuti oleh Wakil Rektor bidang Perencanaan dan Kerjasama untuk menapaki jenjang prestasi yang makin membaik. Rektor juga mengajak civitas akademika UNY agar memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kerjasama institusi.
Kegiatan ini diinisiasi oleh bidang Perencanaan dan Kerja Sama khususnya bidang Kemitraan Luar Negeri dan diikuti oleh para Wakil Rektor, Dekan, Ketua Lembaga, Wakil Dekan Bidang Akademik dan segenap civitas akademika UNY. Dalam kesempatan ini UNY dan KBRI menandatangan nota kesepahaman secara online dimana Duta Besar didampingi Atase Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi serta Atase Perindustrian, dan Rektor UNY didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, bidang Umum dan Keuangan, bidang Kemahasiswaan dan Alumni serta bidang Perencanaan dan Kerja Sama. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya UNY dalam agenda pembangunan berkelanjutan dalam bidang pendidikan bermutu dan kerjasama untuk mencapai tujuan. (Dedy)