Upaya pelestarian Danau Toba semakin mendapat perhatian luas dari berbagai pihak. Danau vulkanik terbesar di dunia ini tidak hanya terkenal akan keindahannya, tetapi juga memiliki peran penting sebagai sumber penghidupan masyarakat sekitar. Namun, pesona Danau Toba kini menghadapi tantangan serius akibat pencemaran, alih fungsi lahan, serta dampak perubahan iklim.
Melihat kondisi tersebut, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) bersama Universitas Negeri Medan (UNIMED) menjalin kerja sama konkret untuk melestarikan ekosistem Danau Toba. Dosen FMIPA UNY, Dr. Anggi Tias Praama, M.Pd., dan Rio Christy Handziko,M.Pd bersama dengan Prof. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si. dari UNIMED, terjun langsung melakukan pendataan keanekaragaman hayati di kawasan danau. Data ilmiah ini diharapkan menjadi dasar bagi kebijakan konservasi yang lebih tepat sasaran.
“Danau Toba bukan sekadar destinasi wisata, melainkan penopang kehidupan masyarakat. Jika kita abai, ekosistem penting ini bisa hilang,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup setempat dalam agenda sosialisasi Gerakan Cinta Danau Toba, Jumat (7/6/2024).
Gerakan tersebut melibatkan berbagai program, mulai dari penanaman pohon di daerah tangkapan air, edukasi pengelolaan sampah kepada masyarakat, hingga pengembangan ekowisata berbasis kearifan lokal. Kolaborasi lintas sektor ini menjadi bukti nyata bahwa pelestarian Danau Toba hanya bisa dicapai melalui kerja bersama.
Kalangan akademisi menegaskan pentingnya keterlibatan kampus dalam menjaga warisan alam bangsa. “Kami ingin memastikan bahwa kontribusi perguruan tinggi bukan hanya penelitian di laboratorium, tetapi juga aksi nyata di lapangan,” jelas Dr. Anggi Tias.
Masyarakat setempat menyambut antusias inisiatif ini. “Danau ini sumber penghidupan kami. Lewat ekowisata, kami bisa mendapatkan manfaat ekonomi tanpa merusak alam,” ungkap seorang warga desa di pesisir danau.
Program ini juga sejalan dengan agenda Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak) melalui upaya menjaga kualitas air Danau Toba, SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) lewat aksi mitigasi pencemaran dan penanaman pohon, serta SDG 15 (Ekosistem Daratan) dengan perlindungan biodiversitas di sekitar kawasan danau.
Dengan sinergi antara pemerintah, akademisi, komunitas, dan masyarakat, diharapkan Danau Toba tidak hanya tetap lestari, tetapi juga mampu menjadi contoh destinasi wisata berkelanjutan yang mendukung agenda pembangunan hijau Indonesia.