Tim Debat Indonesia Peringkat 10 Dunia Di World Schools Debating Championship (WSDC) Tahun 2022

Manager tim WSDC Rachmat Nurcahyo

World School Debating Championship (WSDC) merupakan kejuaraan debat tingkat dunia tahunan yang mempertemukan tim debat jenjang Sekolah Menegah Atas seluruh dunia. Satu negara diwakili oleh satu tim yang terdiri atas 4 sampai 6 peserta. Pada  tahun 2022, sebanyak 66 negara mengikuti WSDC yang dilaksanakan secara daring oleh IDEA The Netherlands.

WSDC Tahun 2022 berlangsung dari tanggal 7 – 18 Agustus 2022. Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengirimkan satu tim yang terdiri atas Aurellia Sherlina Siswanto (SMAN 1 Mataram), Collin Marvel Junus (Jakarta Intercultural School), Bonfilio Dazzle Valeriano Gyula (ACS Jakarta), Shafira Novianti Adi Dwi Putri (Surabaya Intercultural School), Rico Chandra (Bina Bangsa School Pantai Indah Kapuk), dan Nadyne Apung (Jakarta International School). Tim Indonesia ini dibentuk sejak awal Januari tahun 2022 dan telah menjalani pelatihan nasional di bulan Juli 2022. Tim Pembina WSDC Indonesia adalah Rachmat Nurcahyo (dosen Universitas Negeri Yogyakarta) sebagai Team Manager, Luthfie Abudahman (alumni ITB) sebagai Coach dan anggota pelatih lain yaitu Astri Agustina (alumni UGM), Jane Revavelin (alumni ITB), Jennifer Taruno (Universitas British Colombia), dan Andree Chandra (alumni Univ Bina Nusantara). Selain itu, dua Pembina lain I Nyoman Rajin Aryana (Poltek Negeri Bali) dan Dora Angelina Aruan (UNIKA Atmajaya Jakarta) turut mendampingi tim Indonesia.

WSDC tahun 2022 dilaksanakan secara daring dengan dua divisi yang berbasis zona waktu. Tim Indonesia dengan UTC+7 berdebat di zona waktu Eastern. Terdapat 8 babak penyisihan dan babak eliminasi. Tim Indonesia selama babak penyisihan berhasil mendapatkan 5 poin kemenangan. Indonesia menang melawan Albania, Tanzania, Kamboja, Thailand, dan Taiwan. Dengan kemenangan tersebut Tim Indonesia berhasil menduduki peringkat 10 dan melaju ke babak eliminasi. Pada babak eliminasi Partial Double Octos, Indonesia berhasil mengalahkan Tim Skotlandia. Dengan kemenangan ini Tim Indonesia berhasil mendapatkan penghargaan The Octofinalist.

Dengan menggunakan format Parlemen, mosi debat di WSDC 2022 bersifat prepared dan impromptu. Mosi debat mencakup berbagai permasalahan dunia. Mosi yang diperdebatkan diantaranya hubungan internasional, this house believes that the Quadrilateral Security Dialogue should initiate the creation of a regional defence pact (similar to the NATO) in the Asia Pacific Region. Pendidikan, this house prefers a world where instead of charging tuition fees to students upfront, universities collect a portion of their income upon graduation.

Lingkungan, this House would create a global carbon market. Game. This house would ban free-to-play games. Media. This House would implement fairness doctrines on broadcast news media with significant audience reach. Politik, this house prefers a world where a majority of political fiction is positive and optimistic (e.g. West Wing, Fahrenheit 451) to one where a majority is negative and pessimistic (e.g. House of Cards, 1984, Brave New World).

Postokolianlisme, this House prefers a world in which postcolonial African states had prioritised achieving economic and land reparations (e.g.: active land redistribution, quotas, cash transfer programmes) over enshrining civil and political rights (e.g.: rights to protest, vote, free speech, form associations, etc.). Ekonomi, this house believes that developing countries should privatise their State-Owned Enterprises (such as airlines, railways, utility companies).

"Prestasi Tim Indonesia tahun 2022 sebagai peringkat 10 dan Octofinalist lebih baik dari prestasi tahun-tahun sebelumnya" kata Rachmat. Pada tahun 2020 dan 2021 Tim Indonesia berada di luar 10 besar dan tidak mampu melaju ke babak eliminasi. Tim WSDC Indonesia tahun ini juga dipersiapkan untuk WSDC tahun 2023 yang akan dilaksanakan secara luring di Vietnam. (Rachmat N)

Kategori Humas
MBKM
IKU
IKU 2. Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus