Tanggap Keinginan Masyarakat Melalui Program Pejuang Muda

1
min read
A- A+
read

Aulia memverifikasi data masyarakat

Pejuang muda merupakan laboratorium sosial bagi para mahasiswa mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya untuk memberi dampak sosial secara konkret di masyarakat. Selain itu pejuang muda adalah bagian dari Kampus Merdeka yang berada dibawah naungan Kementerian Sosial, Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi serta Kementerian Agama yang dapat diikuti oleh setiap mahasiswa Indonesia. Salah satu mahasiswa UNY yang berkesempatan mengikutinya adalah Aulia Nishful Laila dari prodi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan yang ditempatkan di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan.

Gadis kelahiran Sragen 6 Januari 2000 tersebut mengisahkan pada awalnya dia mendaftar untuk lokasi Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. “Namun pada saat pengumuman saya mendapatkan penempatan di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan” ungkapnya. Sempat ada rasa takut dan ingin mundur dari program ini karena belum pernah keluar pulau Jawa, namun berbekal tekad kuat untuk untuk melanjutkan program ini agar berdampak bagi masyarakat. Tugas pertama Aulia melakukan verifikasi dan validasi data bantuan sosial lebih tepatnya yakni para penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) serta Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Aluh-Aluh yang merupakan ujung  Kabupaten Banjar. Sementara itu untuk teknis dilapangan Aulia mendatangi para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) satu persatu atau yang biasa dikenal dengan home visit. Medan yang dilalui cukup sulit karena melewati jalanan berbatu atau berlumpur bahkan terendam banjir. Karena mayoritas wilayah di Kecamatan Aluh-Aluh merupakan perairan, sehingga untuk berpindah dari satu desa ke desa lain terkadang menggunakan perahu air atau biasa disebut klotok.

Sembari melakukan verifikasi dan validasi data Aulia juga mengamati kondisi lingkungan guna mengidentifikasi permasalahan yang ada di Kabupaten Banjar. Ada dua permasalahan krusial yang perlu segera ditangani yaitu rendahnya angka vaksinasi di Kabupaten Banjar serta sulitnya akses untuk dapat menggilingkan padi. Padahal Kabupaten Banjar juga terkenal sebagai lumbung padi untuk wilayah Kalimantan Selatan, namun ternyata masih ada beberapa wilayah yang kesulitan untuk mengakses proses penggilingan padi. Oleh karena itu Aulia bersama kelompoknya mengusulkan suatu program guna mengatasi permasalahan sulitnya akses untuk dapat menggilingkan padi yaitu berupa Pengembangan Usaha Tani Melalui Pengadaan Rice Milling Unit (RMU) Keliling bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar’. Dengan adanya gagasan tersebut diharapkan para KPM tidak kebingungan lagi serta mempermudah akses dalam menggilingkan padinya. Selain itu dengan adanya mesin penggiling padi keliling ini dapat meningkatkan angka graduasi mandiri para Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Tugas lainnya yaitu terkait pelaksanaan team based project berupa sosialiasi vaksin kepada para Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Di sela-sela kesibukan dalam melakukan verifikasi dam validasi data, Aulia dan tim melakukan sosialisasi terkait program vaksinasi baik di tingkat desa maupun berkunjung kerumah masing-masing KPM guna mengajak masyarakat untuk lebih sadar akan pentingnya vaksin. Dikarenakan sebagian masyarakat di Kabupaten Banjar masih takut untuk divaksin sehingga metode yang digunakan pun juga perlu disesuaikan dengan karakteristik masyarakat sekitar.

Keikutsertaan Aulia dalam program ini menurutnya sangat bermanfaat karena selain dapat merasakan kehidupan di tempat yang berbeda dengan di Jawa, juga dapat mendengar langsung keinginan masyarakat setempat. Ini merupakan salah satu upaya UNY dalam agenda pembangunan berkelanjutan pada bidang pendidikan bermutu dan pengentasan kemiskinan. (Dedy)

MBKM