Sosialisasi Cegah Bullying Pada Anak

1
min read
A- A+
read

Pemberian materi

Mahasiswa KKNR 8600 UNY di Senuko, Sidoagung, Godean, Sleman mengadakan sosialisasi anti bullying bagi santriwan dan santriwati TPA Masjid Baitussalam Senuko. Mereka adalah Paujian Anggara Putra, Aulya Nabilah, Lely Isya' Rahmatiar, Annisa Munfiatul Hasanah, Reyninda Reza Alfasanah, Mita Lestari, Intan Amanda Rahma, Anugerah Fatwa Raikhansyach, Riska Rahayu dan Arka Dhatu Trenggono Putra.

Menurut Ketua KKNR 8600 UNY Paujian Anggara Putra tujuan diadakannya sosialisasi anti bullying adalah memberikan edukasi kepada anak-anak tentang bullying sekaligus meningkatkan kesadaran tentang masalah yang ada di lingkungan masyarakat, khususnya masalah bullying. “Selain itu untuk membentuk sikap dan perilaku anak untuk mewujudkan lingkungan yang bebas dari bullying serta mendorong tindakan preventif untuk mencegah bullying di kalangan anak-anak” ujarnya, Kamis (9/11). Maraknya berbagai kasus bullying di kalangan anak-anak yang beredar di media sosial mendorong mahasiswa untuk melakukan kegiatan sosialisasi anti bullying, selain itu kondisi anak-anak di Dusun Senuko ini masih bercircle sehingga memungkinkan untuk terjadinya bullying di kalangan anak-anak. Kegiatan  diisi acara menonton video animasi tentang bullying, pemaparan materi, menyanyi lagu anti bullying, tepuk bullying, dan kuis.

Penanggungjawab kegiatan Annisa Munfiatul Hasanah mengatakan bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan secara sengaja oleh satu orang atau kelompok yang lebih kuat. Bullying mencakup tindakan seperti memanggil nama seseorang dengan julukan yang tidak disukai, memukul, mendorong, menyebarkan rumor, mengancam, dan menyerang seseorang secara fisik maupun lisan. Tujuan dari bullying ini untuk menyakiti orang lain dan dilakukan terus menerus. Menurut mahasiswa prodi Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik UNY tersebut jenis bullying terdiri dari verbal bullying, bullying sosial dan bullying fisik. “Kebanyakan bullying yang kita ketahui terjadi di sekolah namun bullying dapat terjadi di mana saja. Bullying dapat terjadi di tempat bermain, di lingkungan sekitar rumah, atau di internet” kata Annisa.

Annisa menjelaskan yang beresiko menerima bullying adalah pihak yang memiliki perbedaan dengan kelompoknya, seperti kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan, menggunakan kacamata atau memiliki cara berpakaian yang berbeda, atau orang yang masuk lingkungan baru. Selain itu pihak yang dianggap lemah atau tidak dapat mempertahankan diri, kurang populer dan memiliki sedikit teman serta kurang dapat bergaul dengan baik juga rentan terhadap bullying. Tanda-tanda anak terkena bullying yaitu menjadi pemurung, hilang atau rusaknya buku dan barang lainnya, malas sekolah, mengeluh sakit sebelum berangkat sekolah serta sulit tidur dan sering mimpi buruk. Dampaknya anak mengalami depresi dan kecemasan, meningkatnya perasaan sedih dan kesepian, gangguan pada kebiasaan makan dan tidur, serta kehilangan ketertarikan pada aktivitas yang sebelumnya mereka nikmati. Selain itu juga takut ke sekolah dan hilang percaya diri serta menurunnya prestasi akademis dan partisipasi dalam kegiatan sekolah serta memiliki kemungkinan yang tinggi untuk membolos hingga putus sekolah.

Diungkapkan Annisa bahwa cara mencegah bullying yaitu dengan mengungkapkan jika kita merasa tidak nyaman atas perkataan atau tindakan orang lain kepada. “Jika bullying tidak berhenti sampaikan kepada pihak yang lebih berwenang, orang tua atau guru” tegasnya. Jika sebagai penonton, maka belajarlah berani untuk terlibat dalam mengatasi bullying dengan tetap memperhatikan situasi sebelum memutuskan untuk terlibat. Pastikan situasi tidak berbahaya terutama untuk diri sendiri dan juga aman bagi pihak-pihak yang terlibat bullying.

Salah satu peserta sosialisasi, Wirda tertarik mengikuti acara ini karena berkat video animasi kegiatan menjadi seru. “Selain itu juga menarik karena ada kuis berhadiah” ungkapnya.

Penulis: Dedy

Editor: Sudaryono

MBKM
IKU
IKU 2. Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus