Serat Sabut Kelapa Sebagai Bahan Tambah Beton Untuk Perkeras Jalan Pedesaan

Campuran serat kelapa ke beton

Pada era sekarang khususnya di Indonesia, perkembangan pembangunan sarana dan prasarana umum dan penunjang transportasi terutama jalan berkembang sangat pesat. Di sisi lain ketertinggalan wilayah pedesaan juga ditandai dengan terbatasnya akses ekonomi. Penduduk dari sebagian besar desa-desa tertinggal harus menempuh jarak yang jauh karena memutar untuk menuju ke pusat ekonomi seperti pasar dan kecamatan. Belum lagi diperparah dengan kondisi jalan yang memperihatinkan berupa jalan setapak, jalan tanah, dan tak jarang dengan kontur yang berbukit. Keterbatasan akses jalan ini, menyebabkan masyarakat  desa tidak dapat menjalankan aktifitas dengan lancar.  Kerusakan jalan dengan perkerasan beton banyak ditemukan di daerah pedesaan, salah satu penyebabnya adalah pemakaian jalan melebihi beban maksimal jalan. Hal ini disebabkan kurang tepatnya pemilihan material ataupun kurang sempurnanya metode konstruksi dalam pelaksanaan. Oleh karena itu perlu pengembangan di bidang konstruksi khususnya perkerasan jalan yang mengunakan beton dengan penambahan campuran dari bahan ramah lingkungan. Hal ini menarik perhatian mahasiswa D4 Teknik Sipil Fakultas Vokasi UNY Ricky Surya Hutama Putra yang menggagas penggunaan serat sabut kelapa sebagai bahan tambahan beton untuk perkerasan jalan pedesaan. Beton adalah bahan kontruksi yang tersusun atas berbagai agregat halus yaitu pasir dan juga agregat kasar berupa batu pecah, kerikil, serta agregat-agregat lain diantaranya air dan semen. Terkadang juga, diberi tambahan bahan-bahan lainnya atau admixture yang bertujuan untuk menghasilkan beton dalam keadaan khusus. Dikarenakan beton juga memiliki karakteristik, yakni memiliki tegangan hancur tarik rendah dan tekan tinggi” kata Ricky, Rabu (26/4). Dipilih serat alam sabut kelapa (cocofiber) untuk bahan campuran pembuatan beton ramah lingkungan karena akan menghasilkan beton bermutu lebih baik serta mengurangi retak pada beton. Cara pembuatan cocofiber adalah dengan cara pencucian dan pengeringan untuk dijadikan serat, sehingga sabut kelapa lebih awet dan tahan lama. Oleh karena itu untuk meningkatkan mutu beton dalam bidang pembangunan konstruksi, khususnya yang menggunakan beton ramah lingkungan, akan memberikan manfaat bagi para insinyur muda untuk lebih mengembangkan produk-produk industri, dengan energi terbarukan terutama dengan bahan dasar alam agar lebih bermanfaat bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Tujuan dari penambahan bahan serat ke campuran beton ialah untuk meningkatkan ketahanan akan susut, menahan gaya tarik, dan juga memberikan peningkatan pada kekuatan lentur. Digunakannya sabut kelapa dalam campuran beton mampu meningkatkan kekuatan tekan maksimum optimal dan juga modulus runtuh beton memiliki nilai maksimal dalam proporsi tertentu.

Menurut warga Argopeni, Sudimoro, Srumbung, Magelang tersebut serat sabut kelapa merupakan bahan yang memiliki serat dengan ketebalan 5 cm yang termasuk ke dalam bagian luar dari kelapa. Serat yang mampu diekstrak didapatkan 40% serabut berbulu sedangkan sejumlah 60% dari serat matras. Dari total 1000 gram tersebut yang diabstraksi akan mendapatkan 70 bagian serabut, kemudian serat matras sejumlah 19 dan 12 bagian untuk serat bulu. Dilihat dari teknisnya sabut kelapa mempunyai sifat yang terbilang menguntungkan, di mana memiliki panjang 15-30 cm, tahan akan mikroorganisme, lapuk, dan juga aktivitas mekanis seperti dipukul atau digosok, serta beratnya lebih ringan dibanding serat yang lain” kata alumni SMAN 1 Muntilan itu. Beton diperkuat serat maka beban deformasi akan dialihkan ke serat. Serat yang berperan untuk menahan retakan yang terus menjalar guna memberikan jebakan pada ujung retakan sehingga memperlambat retakan dalam melewati matrik, yang kemudian regangan retakan ultimit komposit akan mengalami peningkatan apabila dikomparasikan dengan beton tanpa serat. Kualitas serat ditentukan oleh persentase kotoran, warna, proporsi berat antar serat panjang dan pendek, serta kadar air. Serat serabut kelapa ini dimanfaatkan sebagai bahan tambahan beton yang lebih baik ketika kondisi serabut kelapa kering, karena kekuatan tarikan dari serat serabut kelapa yang dalam kondisi basah tidak mampu secara optimum dan ketika diuji serat serabut kelapa basah akan dengan mudah terurai saat penarikan daripada serat sabut kelapa yang kering.

Anak pasangan (alm) Laksono Listiyanto dan Suwarni, seorang pedagang di pasar tradisional itu memaparkan pengaruh penambahan serat sabut kelapa dapat meningkatkan kuat lentur beton. Dengan hasil pengujian benda uji beton dengan ditambahkannya serat sabut kelapa, nilai kuat lenturnya meningkat dan lebih baik daripada beton normal. Kuat lentur beton dapat meningkat dengan menambahkan serat sabut kelapa dengan perbandingan rata-rata umur beton 28 hari dengan beton normal CF0 dengan hasil kuat lentur 4,29 MPa, dan untuk beton dengan penambahan serat sabut kelapa CF31 yaitu 3 cm panjang serat sabut kelapa dan 1% serat sabut kelapa dari berat semen dengan hasil kuat lentur 4,9 MPa, besar peningkatannya adalah 0,61 MPa. Hasil nilai optimum persentase penambahan serat sabut kelapa dengan pengujian beton CF31, yaitu 3 cm panjang serat sabut kelapa dan 1% serat sabut kelapa dari berat semen pada perbandingan beton normal CF0 memiliki penambahan persentase 14,21% dari pengujian kuat lentur, untuk persentase penurunan pengujian kuat tekan dengan perbandingan beton normal CF0 dan beton serat sabut kelapa CF31 adalah 7,95% dari pengujian kuat tekan.

Karya ini membawa Ricky Surya Hutama Putra menjadi lulusan terbaik dan tercepat dari program studi D4 Teknik Sipil dengan IPK 3,42 pada wisuda UNY periode Februari 2023 sekaligus juara 1 Inovasi Konstruksi Material Olimpiade Vokasi Nasional Indonesia 2022. Saat ini pria kelahiran Magelang 4 Januari 1999 itu telah bekerja di Waskita Precast Beton pada bagian QHSE.

Penulis: Dedy

Editor:Sudaryono

Kategori Humas
IKU 1. Lulusan Mendapat Pekerjaan yang Layak