Nasionalisme adalah sebuah paham yang mengajarkan untuk mencintai bangsanya sendiri. Rasa nasionalisme yang tinggi adalah mencintai negaranya dengan memiliki wawasan kebangsaan serta kesadaran untuk membangun tanah Indonesia, mengutamakan kepentingan bangsa dan negara serta meyakini kebenaran falsafah Pancasila dan UUD 1945 sebagai satu-satunya pedoman negara. NKRI pilihan wadah hidup bersama dan menghargai sesame sehingga timbul semangat kebangsaan. Hal ini dikatakan Mayor Joko Nugroho dari Korem 072/Pamungkas dalam Pra Pendidikan Dasar Satmenwa Pasopati UNY. Lebih lanjut Joko Nugroho mengatakan bahwa revolusi industri 4.0 saat ini dengan tren penggabungan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber mengubah tata kehidupan manusia, ekonomi, dunia kerja, gaya hidup. “Sehingga ada paradigma ancaman baru berupa degradasi rasa kebangsaan dan nasionalisme, menurunnya toleransi umat beragama, disrupsi sosial, serangan kelompok bersenjata, bencana alam, dan sebagainya” kata Joko Nugroho. Menurutnya revolusi industri juga menciptakan peluang sekaligus tantangan sehingga perlu meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia melalui pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan penelitian (research & development). Pria kelahiran Magetan 26 Agustus 1971 itu mempertanyakan apakah nasionalisme itu masih ada untuk membela negara dan menghadapi revolusi industri 4.0, jawabannya ada pada bela negara yang berunsur cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara dan memiliki kemampuan awal bela negara yang dilakukan dengan memberi kontribusi nyata sesuai pendidikan dan latar belakang profesi. Warga Magelang Tengah itu berpesan agar selalu berpikir sebelum bertindak, karena media sosial telah mengubah wajah dunia sehingga informasi tidak terbendung. “Namun yang terpenting cek dulu kebenarannya dan jadilah penebar kedamaian” ujarnya. Joko berharap dengan bela negara maka warga akan mempunyai rasa ikut memiliki negeri ini, ikut terpanggil untuk ikut serta dalam upaya bela negara, Mau introspeksi, apa yang sudah kita perbuat untuk negeri ini, tidak hanya menuntut dari negara serta mampu membangun persaudaraan, toleransi, kerukunan dan harmoni di bumi pertiwi ini. Tidak lupa menjalin soliditas antar Individu dan lembaga serta menguasai iptek dengan berdasarkan Pancasila.
Kegiatan Pra Pendidikan Dasar Satmenwa Pasopati UNY merupakan langkah awal menjadi seorang Resimen Mahasiswa. Kegiatan dibuka oleh Staf Ahli Bidang Minat Khusus, Dr. Agus Basuki mewakili Kepala Markas Distrik Prof. Sumaryanto. Menurut Komandan Satuan Resimen Mahasiswa Pasopati UNY Leo Naldo Saputra, tujuh belas orang calon Yudha XLVI Satuan Resimen Mahasiswa Pasopati Universitas Negeri Yogyakarta yang sudah dinyatakan lolos setelah mengikuti serangkaian seleksi penerimaan anggota baru kemudian mengikuti kegiatan Pra Pendidikan Dasar yang dilaksanakan di Student Center UNY untuk klasikal dan di Argomulyo, Sedayu, Bantul untuk latihan berganda.
Leo Naldo Saputra mengatakan selain menerima berbagai materi saat kegiatan klasikal, untuk mengimplementasikan materi tersebut dalam latihan berganda, Calon Yudha XLVI mengawali dengan agenda Caraka Malam. “Tujuannya untuk menguji kewaspadaan, mental, dan keberanian serta penguatan tekad bagi calon anggota” kata Leo, Rabu (21/12). Caraka Malam merupakan kegiatan di mana calon anggota diberikan pesan oleh atasannya dan pesan tersebut harus tersampaikan kepada tujuan, seluruh isi berita caraka tersebut sangat rahasia dan tidak boleh dibocorkan kepada siapapun. Untuk menguji calon anggota, terdapat 5 pos yang harus dilalui. Diawali dengan pos start, yaitu tempat pemberian berita caraka malam dan pemberian nama samaran dari setiap calon anggota dan diakhiri oleh pos finish, yaitu tempat untuk menyampaikan isi berita caraka malam. Untuk pos pertama dengan materi penanaman mental, pos kedua materi penanaman intelektual, pos ketiga membentuk pribadi berintegritas, pos keempat menguji respon cepat tanggap, dan di pos terakhir santiaji dari Komandan Satuan maupun Wakil Komandan Satuan. Kegiatan dilanjutkan dengan Caraka Siang. Perbedaan antara caraka siang dengan caraka malam, pos-pos saat caraka siang lebih bersifat review materi saat klasikal, sedangkan caraka malam lebih kepada penanaman mental calon anggota. Selain itu, caraka siang juga bertujuan untuk mengenal medan lapangan dan pengelolaan kemampuan baik fisik maupun intelektual dan berperan sebagai seorang Telik Sandi. Terdiri dari 6 pos, Pos Permildas, Pos IMPK, Pos Keslap, Pos Pioneering dan Repling, Pos Panca Dharma Satya, dan Santiaji.
Para calon Yudha XLVI juga diajarkan survival, dengan disediakan bahan makanan mentah berupa lele, korek api, pisau, dan garam. Calon anggota secara berkelompok ditugaskan untuk mengolah makanan mentah yang siap untuk dimakan oleh calon anggota dengan alat seadanya. Makanan tersebut akan digunakan sebagai lauk untuk makan malam nasi komando. Sasaran tersebut adalah agar calon anggota dapat mempraktikkan cara penyesuaian diri pada lapangan dengan peralatan yang terbatas. Sedangkan Longmarch dilakukan dua kali, pertama dari Daerah Persiapan yaitu Kelurahan Argomulyo, Sedayu, Bantul sampai dengan SD Negeri Semarangan 5 dan yang kedua Longmarch dari SD Negeri Semarangan 5 sampai dengan UNY dengan jarak tempuh kurang lebih 12 km. Salah satu tujuan diadakannya longmarch yaitu untuk melatih meningkatkan fisik peserta Pendidikan dan anggota aktif menwa serta mengetahui tata cara dan norma longmarch.
Setelah sampai di kampus UNY, agenda selanjutnya adalah Simulasi Raid. Dalam meningkatkan kemampuan taktik penyerangan, manajemen amunisi, dan penyelamatan dalam kelompok, calon anggota harus dapat membebaskan salah satu rekannya yang disandera oleh SKOLAT (Staf Komando Latihan). Kegiatan Pra Pendidikan Dasar Calon Yudha XLVI ditutup dengan upacara penutupan dan tradisi mandi kembang. Selama kegiatan berlangsung, diputuskan 3 nama siswa sebagai siswa teladan, siswa terbaik putra dan putri. Siswa teladan atas nama Fajar Puta Iriano siswa terbaik putra atas nama Andika Herdiyansyah dan siswa terbaik putri atas nama Devi Eka Fadila.
Penulis : Dedy
Editor : Ardi