PELATIHAN PENGEMBANGAN MODEL PENUGASAN YANG KREATIF BAGI GENERASI Z

Teknologi menjadi basis di era Revolusi Industri 4.0. Pengetahuan dan penguasaan  teknologi yang diimbangi dengan inovasi akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarat. Persoalan ini menjadi urgen dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah, khususnya SMP, mengingat siswa SMP merupakan bagian dari Generasi Z yang sangat akrab dengan gawai dan teknologi. Pembelajaran yang tepat, didukung pemanfaatan teknologi, dan pengembangan strategi serta bentuk-bentuk penugasan  akan menguatkan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Dengan pembelajaran yang kreatif dan inovatif, pembelajaran akan menjadi lebih bermakna. 

Semangat inilah yang mendasari pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat tim dosen Pascasarjana UNY, yang diketuai oleh Dr. Ari Kusmiatun. Mengusung Pelatihan Pengembangan Model Penugasan Pengayaan yang Kreatif bagi Guru Sekolah Menengah Pertama dalam Upaya Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang Bermakna, kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam dua kali tatap muka, yakni tanggal 13 dan 20 Agustus 2019, serta bimbingan daring selama 14-18 Agustus 2019. 

Dalam sambutannya, Kepala Sekolah SMP N 1 Yogyakarta,  Dra. Y Niken Sasanti, M.Pd.  menyampaikan bahwa kegiatan-kegiatan pelatihan bagi guru yang dilakukan oleh perguruan tinggi merupakan kegiatan yang  bermanfaat untuk pengembangan kompetensi profesional. Pelatihan ini juga bisa menjawab keresahan guru-guru di sekolah, khususnya dalam hal pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

“Kami sangat berterima kasih, kegiatan pelatihan dilaksanakan di sekolah kami. Saya berharap, akan ada pelatihan-pelatihan bagi guru mata pelajaran lainnya, atau kegiatan pelatihan yang bisa meningkatkan kompetensi guru, misalnya di bidang penelitian,” kata Niken Sasanti. Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh 32 guru mapel Bahasa dan Sastra Indonesia dari lima daerah, yakni Kabupaten Bantul (9 orang), Kabupaten Sleman (8 orang), Kabupaten Gunungkidul (3 orang), Kabupaten Kulonprogo (2 orang), dan Kota Yogyakarta (10 orang). (Else/ant)