Pelatihan Kebangsaan di UNY : Generasi Muda UNY Siap Hadapi Radikalisme di Kampus

Sebanyak 50 mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengikuti Pelatihan Pelopor Kampus Kebangsaan yang diselenggarakan di Hotel UNY pada hari Senin 05 Agustus 2024. Acara ini merupakan upaya kampus dalam mempersiapkan generasi muda yang memiliki jiwa kepemimpinan dan nasionalisme yang kuat serta sebagai upaya untuk mencapai Program Kampus Kebangsaan. Program Kampus Kebangsaan dimaksudkan sebagai upaya sistematis, terukur, dan berkelanjutan, dalam mengembangkan wawasan kebangsaan dan moderasi sebagai daya tangkal menghadapi pengaruh ideologi kekerasan dan radikalisme melalui kebijakan dan praktik sosial secara partisipatif dan kolaboratif dalam membentuk ketahanan lingkungan kampus.

Pelatihan ini diikuti oleh perwakilan mahasiswa dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Resimen Mahasiswa (Menwa) Pasopati tahun 2024. Resimen Mahasiswa ini merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa bidang minat Khusus yang berfokus dan berakter dalam upaya pembela negara. Pelatihan Pelopor Kampus Kebangsaan ini bertema ‘Pencegahan Anti Terorisme’. Dalam sambutannya, Prof. Soni Nopembri, M.Pd., Ph.D mengungkapkan bahwa banyak orang yang terlena dan mengira negara Indonesia ini sudah aman. Padahal kenyataannya saat ini terorisme dan radikalisme merupakan hal yang mengancam negara Indonesia ini.

Pola penyebaran paham terorisme dan radikalisme ini salah satunya adalah melalui Lembaga Pendidikan seperti Perguruan Tinggi. Mahasiswa meskipun secara biologis sudah dewasa namun secara emosionalnya masih labil, butuh cara berpikir yang sistematis. Karena pada masa inilah seseorang memasuki fase mencari jati dirinya, oleh karena itu pelatihan ini diselenggarakan sebagai upaya mencegah berkembangnya paham radikalisme dan terorisme serta mempelopori sebagai Kampus Kebangsaan Anti Terorisme.

Narasumber pelatihan Kolonel (Sus) Harianto, S.Pd., M.Pd. Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memaparkan materi yang mencakup tentang paham radikalisme dan terorisme. Beliau mengungkapkan bahwa saat ini terorisme semakin tidak terlihat, semakin berkamuflase. Seperti yang dijelaskan sebelumnya penyebaran paham radikalisme dan terorisme ini meliputi 4 media yaitu media massa, komunikasi langsung, melalui lembaga pendidikan, dan hubungan kekeluargaan. Pola penyebaran paham paham yang pesat ini secara terbuka melalui media sosial, website, dan jejaring internet terjadi karena mudah diakses, penyebarannya yang cepat, dapat secara anonim sehingga akan sulit dikontrol.

Oleh karena itu terdapat 8 hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa sebagai garda terdepan dalam melawan paham radikalisme dan terorisme ini yaitu “Pertama baca berita dari sumber terpercaya atau akurat. Kedua baca isi berita dan pahami isinya. Ketiga lihat alamat situs atau meneliti sumbernya. Keempat cek faktanya, apakah hal tersebut dari sumber resmi, bedakan antara fakta dan opini atau pendapat penulis. Kelima jangan menelan mentah-mentah informasi yang didapat. Keenam jangan percaya mitos yang beredar. Ketujuh jangan mudah terprovokasi. Dan yang terakhir adalah semua yang dibaca di internet itu belum tentu benar” tutup Kolonel (Sus) Harianto, S.Pd., M.Pd.

Penulis
Syifa Kumaladewi & Muhammad Nasrodin
Editor
Dedy
Kategori Humas
IKU 4. Praktisi Mengajar di Dalam Kampus