Obat Bius Ikan Tawar Dari Daun Pepaya Karya Mahasiswa UNY

Pamoka

Mahasiswa prodi Teknik Industri Fakultas Teknik UNY menggagas obat bius ikan air tawar berbahan dasar daun pepaya. Mereka adalah Yossy Prananda Leksono, Rahma Qurraeta Fattah, Orisca Jihan Fadhila, dan Naf’an ‘Afif Watianto.

Menurut Yossy Prananda Leksono dalam dunia perikanan, terutama pada sektor jual beli ikan hias, penggunaan obat bius atau anestesi menjadi salah satu aspek penting dalam pemeliharaan ikan khususnya untuk mengurangi resiko cedera atau stress saat dilakukan prosedur medis. “Meskipun berbagai jenis obat bius sintetis telah dikembangkan, namun dampak akan lingkungan yang ditimbulkan seperti residu sisa obat masih mengkhawatirkan” kata Yossy, Kamis (8/8). Selain itu, harganya yang cukup tinggi juga menjadi kendala yang berarti bagi sebagian besar pedagang ikan hias. Oleh karena itu, muncul sebuah ide untuk membuat cairan anestesi alami sebagai solusi atas permasalahan tersebut.

Rahma Qurraeta Fattah menambahkan ada dua jenis anestasi komersial yaitu agen alami dan sintetis. “Agen sintetik dilarang karena masalah keamanan dan residu, sedangkan agen alami lebih dikembangkan dan diperkirakan memiliki prospek cerah di masa depan” ujarnya. Beberapa bahan sintetik yang sering digunakan untuk membius ikan antara lain tricaine methanesulfonate, phenoxy ethanol dan etomidate. Pemilihan daun pepaya (carica papaya) telah dikenal memiliki berbagai senyawa seperti alkaloid, saponin, dan tanin yang baik untuk proses anestesi ikan tawar. Dalam pengadaan bahan bakunya, daun pepaya juga mudah ditemukan dimana saja dan hingga saat ini penggunaannya masih jarang sehingga sering kali hanya menjadi limbah tidak terpakai saja. Oleh karena itu dibuatlah obat bius atau anestesi dari daun pepaya yang dinamai Pamoka (Pepaya Imotilisasi Ikan).

Dijelaskan Orisca Jihan Fadhila metode untuk mengekstrak daun pepaya ini yaitu metode maserasi dengan pelarut metanol. “Ekstrak kemudian diujikan kepada beberapa jenis ikan tawar baik ikan konsumsi atau ikan hias dan terbukti dapat menjaga ikan tetap hidup selama kurang lebih satu jam diluar air” papar Jihan. Hasil yang didapatkan dari riset tersebut adalah bahwa larutan ekstrak daun pepaya dengan metode maserasi dapat digunakan sebagai bahan imotilisasi alami pada uji transportasi ikan hidup dengan tingkat kelulusan hidup tertinggi terdapat pada kisaran waktu 1-2 jam dengan konsentrasi terbaik berada pada nilai 52,25 ppm dengan kelulusan hidup 100%. Pengembangan terhadap riset tersebut akan dikembangkan untuk menguji kembali menentukan nilai efektivitas terbaik larutan ekstrak sebagai imotilisasi alami pada ikan air tawar lainnya dengan skala yang lebih besar dan waktu yang lebih lama pada uji transportasi. Daun pepaya yang akan digunakan nantinya merupakan daun pepaya yang berusia tua karena berpotensi menjadi limbah yang tidak bermanfaat.

Karya ini berhasil meraih pendanaan melalui Program Pendanaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi tahun 2024.

Penulis
Dedy
Editor
Sudaryono
Kategori Humas
MATCHING FUND
IKU 2. Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus