MEMBUMIKAN PANCASILA BERSAMA HIMPUNAN MAHASISWA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HUKUM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2
min read
A- A+
read
Seminar Pancasila FIS

Seminar Pancasila FIS

Himpunan Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum, Universitas Negeri Yogyakarta melalui Seminar Nasional, Kamis 22 November 2018 berupaya dalam membumikan Pancasila. Hal tersebut dilatar belakangi dengan adanya berbagai isu yang menjadi asumsi publik akhir akhir ini. Selain banyak masuknya paham-paham kebangsaan lain, terdapat juga serangan-serangan terhadap Ideologi Pancasila kita yang berakibat pada meredupnya paham kebangsaan kta yakni Pancasila.

Seminar Nasional yang mengusung tema “Membumikan Pancasila sebagai upaya merawat kebhinekaan & menjaga jati diri bangsa di tengah redupnya paham kebangsaan” dihadiri oleh Dekan Fakultas Ilmu sosial Prof. DR. Ajat Sudrajat., M.Ag., dan kajur Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum DR. Mukhamad Murdiyono, M.Ag., dan dosen lainnya serta  pembicara yang ahli dalam bidangnya yaitu Prof. Dr. Kaelan, M.S (Guru Besar Filsafat Universitas Gajah Mada), Halili M.A (Direktur Riset Setara Institute), Maskur Hasan (Koordinator Jogja-Jateng The Asian Muslim Action Network Indonesia), dan Dilla Fadiella (Putri Indonesia Perdamaian 2018) ini selain bertujuan untuk membumikan Pancasila juga sebagai bentuk upaya yang kami lakukan dalam rangka menjaga pancasila dari dalam, terkhusus dari lingkungan kampus Universitas Negeri Yogyakarta dan sekitarnya.

Dalam narasinya Maskur Hasan mengutarakan persoalan persoalan yang berkembang terkait Ke-Pancasilaan. Indikator dari masalah yang berkembang yaitu Intoleransi berbasis agama yang masih sangat tinggi, maraknya politik identitas, radikalisme dan ekstrimisme, serta merosotnya moralitas publik menggerogoti semua lini, meningkatnya korupsi, lemahnya penegakan hukum, penyakit hoax semakin akut dan minimnya peran permpuan dalam pembangunan. Selain itu juga Maskur Hasan menyinggung terkait kemunduran peradaban dimana globalisasi menjadi salah satu faktor terbesar yang semakin hari semakn kompleks. Globalisasi ini berdampak pada penurunan kehidupan sosial masyarakat indonesia yakni asosial dan hilangnya nilai-nilai kekeluargaan dalam masyarakat sehingga rawan terjadi konflik antar tetangga atau warga lain.

Dilla Fadiella dalam seminar tersebut mengajak kepada generasi millenial untuk menjaga pancasila dengan mempraktekan dalam kehidupan sehari hari. Dilla juga menceritakan pengalamannya sebagai Putri Perdamaian Indonesia 2018 tentang bagaimana kita bertoleransi terhadap teman temannya yang berbeda suku, agama, ras, dan antar golongan. Selain itu Dilla juga menanggapi sebuah pertanyaan dari peserta seminar tentang apa itu membumikan Pancasila. Menurutnya yang dimaksud membumikan Pancasila yakni menjadikan pancasila sebagai dasar pegangan dalam kehidupan sehari-hari baik berbangsa maupun bernegara, contohnya dengan senantiasa berbuat baik, saling tolong menolong, toleransi, humanis, dan introspeksi diri agar senantiasa dapat selalu meningkatkan perbuatan baik sehingga nilai-nilai Pancasila dapat tertanam dalam-dalam di kehidupan masyarakat Di Indonesia.

Halili M.A selaku direktur Setara Institute menunjukan data hasil temuan lembaganya terkait bebagai permasalahan diskriminatif dan intoleransi yang ada di Indonesia. Halili juga mengajak untuk merefleksikan permasalahan permasalahan dengan meningkatkan imunitas dan ketahanan  masyarakat (Social resellience and immunity) melalui peningkatan literasi politik dan penguatan kapasitas masyarakat. Salah satu contoh konkritnya ialah statment yang muncul dari sebuah partai politik. Statment itu berisi tentang penolakan perda syariah dan injil. Menurut Halili hasan, semakin syar’i sebuah peraturan maka akan semakn baik karena yang dimaksud syar’i ini bukan hanya islam saja namun mencakup seluruh agama yang bersumber dari kitab suci yang secara hukum memiliki kekuatan sempurna (otentik). 

Prof. Kaelan yang menjadi pembicara pamungkas dalam membedah heterogenitas kehidupan berbangsa berdasarkan pancasila. Hal yang tidak dimiliki oleh ideologi lain negara di dunia ini berupa etika kebangsaan yang  lahir dari nilai nilai adat istiadat, kebudayaan, dan agama sebagai pembentuk bangsa yang kemudian menjadi philosofische grondslag. Negara kebangsaan berdasar pancasila yang merupakan sintesis persatuan dan kesatuan yang dituangkan dalam suatu asas kerokhanian yang merupakan suatu kepribadian jiwa bersama yaitu pancasila.  Oleh karena itu prinsip prinsip nasionalisme Indonesia berdasarkan Pancasila adalah bersifat Majemuk tunggal. Prof kaelan juga meninggung tentang bagaimana cara membumikan Pncasila di negeri ini. Membumikan Pancasila yakni menanamkan nilai-nilai, norma-norma, dan adat istiadat di dalam kehidupan baik berbangsa dan bernegara dimana hal ini menjadi kunci suksesnya pembumian Pancasila.

salah satu cara membumikan Pancasila adalah dengan mengelaborasikan konsep nasionalisme dengan hasil budaya daerah. Contohnya adalah membuat sovernir khas suatu daerah dengan dicampurkan unsur nasionalisme adalah kalung-kalung khas suatu daerah yang beberapa coraknya mengandung warna-warna bendera Indonesia atau nilai-nilai perjuangan. Melalui seminar tersebut yang dihadiri oleh berbagai elemen, mulai dari mahasiswa, dosen, jurnalis sepakat untuk bersama sama membumikan pancasila ditengah redupnya jati diri bangsa yang dirasakan sedang meredup saat ini.