Setiap orang berhak memiliki mimpi, termasuk Janu, petani muda asal Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Janu Muhammad, Founder Sayur Sleman sekaligus Young Ambassador Agriculture baru saja menyelesaikan Global Learning II yang merupakan bagian dari program the Equity Initiative Fellowship 2024. Ia adalah 1 diantara 30 orang pemimpin muda terpilih dari kawasan Asia Tenggara dan China yang mendapatkan pelatihan health equity dan kepemimpinan selama 1 tahun. Belum lama ini Janu mengikuti Global Learning II di Boston, Amerika Serikat dengan 2 kampus tuan rumah yaitu Harvard University dan MIT. Kedua kampus top ini adalah impian Janu karena memiliki banyak professor ternama dengan reputasi diakui dunia. Ia mulai mengenal dua kampus ini pada beberapa kesempatan pameran beasiswa saat kuliah di almamaternya, Universitas Negeri Yogyakarta. Janu adalah alumni dari prodi Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik UNY.
Selama berkegiatan di sana, para fellow yang sebelumnya telah bertemu di opening retreat Vietnam dan Global Learning I di New Zealand ini belajar tentang beberapa topik tematik. Hari pertama, Janu dan fellow lainnya mengikuti kelas di Harvard Kennedy School dengan topik ‘Working Poor’ bersama Marty Chen dan Negotiating the Impossible bersama Rand Wentworth. Janu menuturkan pada hari pertama ini, materi tentang negosiasi membuat kelas lebih hidup di mana ia dan tim berhasil melaksanakan simulasi 3 jenis negosiasi. Kelas ini dirasa sangat penting karena bermanfaat untuk diaplikasikan langsung Ketika membuat sebuah keputusan penting di organisasi termasuk bisnis.
Pada hari-hari berikutnya, beberapa topik materi dan diskusi seputar Adaptive Leadership, an Approach to Health System Thinking, Equity, Health and Human Rights, Decolonizing Global Health, Euity and Food Security, Public Narrative and Community Organizing bersama Marshall Ganz, serta Evidence for Impact in Health, Education, and Environment bersama J-PAL Poverty Lab di MIT. Sebagian besar dibawakan oleh para pengajar di Harvard School of Public Health dan Harvard Medical School. Tidak hanya kuliah di kelas, para fellow juga mengikuti site visit di Boston Health Care for Homeless People. Sebelum bertolak ke negara masing-masing, Janu dan peserta lainnya berdiskusi tentang rencana second year project di mana sebagai salah satu output fellowship ini adalah adanya program kolaboratif lintas negara di Asia Tenggara dan China yang akan didanai oleh penyelenggara. Janu merencanakan program kaitannya tentang upaya penurunan stunting melalui ketahanan pangan rumah tangga.
Selama mengikuti the Equity Initiative Fellowship dengan dukungan beasiswa penuh dari China Medical Board dan Atlantic Philanthropies, Janu berharap dapat berkontribusi untuk upaya mewujudkan health equity dan social justice secara global dengan perannya sebagai agri-social entrepreneur dan petani milenial. “Saya bersyukur bahwa lewat program fellowship ini dapat kesempatan belajar di kampus Harvard dan berharap rekan-rekan lainnya juga dapat mengikuti program ini juga karena saat ini sudah mulai buka pendaftaran untuk angkatan 2025’’, tutur Janu. Program ini tidak hanya diikuti oleh mereka yang dari latar belakang sector Kesehatan, tetapi terbuka untuk semua professional yang punya passion dalam mewujudkan akses kesehatan yang setara. Janu membuktikan, bahwa mimpi tinggi yang diiringi dengan usaha dan doa dapat tercapai, tinggal menunggu waktu yang tepat. Semoga perjalanan Janu dan fellows lainnya ini menjadi motivasi dan inspirasi untuk semua.