Hindari Kebosanan Belajar Sejarah Dengan Maze Of History

Anggota kelompok maze of history

Pembelajaran sejarah dalam kenyataan di lapangan memiliki kesan membosankan dan kurang mempunyai manfaat khususnya untuk siswa. Hal ini disebabkan pembelajaran sejarah masih konvensional dan jarang dikaitkan dengan permasalahan kontemporer. Mata pelajaran sejarah menjadi pelajaran yang paling tidak diminati siswa terlebih untuk siswa SMA atau yang sederajat. Penanaman nilai-nilai sejarah dapat ditanamkan melalui berbagai cara. Sejalan dengan era digitalisasi seperti saat ini, penanaman nilai-nilai sejarah juga perlu dikolaborasikan dengan teknologi. Jika melihat adanya revolusi industri 4.0 dan pentingnya penanaman nilai-nilai karakter khususnya melalui pembelajaran sejarah. Namun melihat kenyataan di lapangan yang menunjukkan   permasalahan pembelajaran sejarah  yang masih  konvensional  dan  kurangnya pemanfaatan teknologi dalam media pembelajaran pada beberapa sekolah di Provinsi Yogyakarta, maka sekelompok mahasiswa UNY mempunyai ide membuat sebuah media pembelajaran yang berjudul Maze of History, merupakan aplikasi permainan edukasi berbasis labirin untuk meningkatkan minat belajar sejarah dalam Android. Mereka adalah Fitri Astuti dan Raras Dhina Pangesti prodi pendidikan sejarah dan Muhammad Faizud Daroin prodi pendidikan teknik informatika.

Menurut Fitri Astuti Maze of History ini dirancang dengan konsep game dengan latar belakang kerajaan. Materi mengenai kerajaan ini disajikan dalam bentuk aplikasi game karena selama ini materi sejarah khususnya bagian kerajaan jumlahnya banyak  sehingga membosankan  untuk  dipelajari  oleh peserta didik” paparnya. Selain itu materi kerajaan juga penting untuk penanaman nilai karakter seperti nasionalisme, rela berkorban, kerja keras, dan lain sebagainya. Melalui Maze of History ini diharapkan minat belajar sejarah yang mengandung nilai-nilai karakter akan semakin meningkat. Raras Dhina Pangesti menambahkan Maze of History merupakan sebuah permainan edukasi sejarah di dalam android yang menggunakan platformer sebagai medianya. Permainan edukasi ini berbentuk platformer yang merupakan salah satu dari sekian banyak jenis video permainan” kata Dhina. Platformer telah banyak digunakan dalam permainan modern yang saat ini sedang berkembang terutama pada gawai. Permainan yang menggunakan media berupa platformer mempunyai konsep berupa karakter permainan melompat, berayun, atau memantul di antara platform yang berbentuk rintangan.

Muhammad Faizud Daroin menjelaskan Maze of History diciptakan menggunakan aplikasi yang bernama Unity Game Engine yang didesain dengan menggunakan perangkat komputer. Tampilan latar belakang dalam permainan edukasi ini yaitu mengikuti materi sejarah yang akan ditampilkan seperti kerajaan-kerajaan pada masa Hindu- Buddha. Karakter yang ada di dalam permainan ini akan menyesuaikan dengan tokoh yang terdapat dalam materi yang sama” ungkap Faizud. Permainan edukasi sejarah ini memiliki teknis atau cara dalam bermain. Teknis yang dapat digunakan untuk memainkan permainan ini yaitu dengan cara melompati rintangan, menjawab pertanyaan berupa kuis atau hints, dan menemukan kunci untuk membuka pintu keluar dari labirin. Beberapa rintangan tersebut disusun dengan bermacam variasi seperti menggunakan tali ayunan atau melompat dari sebuah platform di dalam labirin. Karakter yang berada di dalam permainan ini tidak akan terjatuh saat melewati rintangan tersebut dengan cara mengontrol pengaturan dari pemain saat menjalankan permainan ini.

Maze of History mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang terdapat dalam permainan ini yaitu memudahkan pemain khususnya siswa SMA dalam meningkatkan minat belajar mata pelajaran sejarah. Berkaca pada kenyataan yang ada di lapangan bahwa selama ini sejarah dinilai sebagai mata pelajaran di sekolah yang membosankan terlebih jika hanya menggunakan metode ceramah. Beberapa kelebihan lain yang terdapat dalam permainan ini yaitu dapat digunakan untuk evaluasi berupa hints bertemakan sejarah dan mengasah otak untuk dapat berpikir kreatif dalam melewati rintangan-rintangan yang ada. Permainan edukasi sejarah ini juga memiliki beberapa kekurangan yaitu hanya dapat diunduh melalui gawai dengan adanya koneksi internet, membutuhkan ruang penyimpanan yang besar, dan tidak selalu dapat diterapkan di sekolah karena akan mengganggu kegiatan belajar mengajar.

Karya ini berhasil meraih dana Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta dan merupakan salah satu upaya UNY dalam agenda pembangunan berkelanjutan pada bidang pendidikan. (Dedy)