GENERASI MUDA HARUS PERKUAT AKAR BUDAYA BANGSA

GENERASI MUDA HARUS PERKUAT AKAR BUDAYA BANGSA

Generasi muda sangat penting bagi Indonesia di masa yang akan datang. Generasi yang akan mengubah Indonesia mengingatkan bahwa tidak ada negara yang menjadi maju dengan meninggalkan nilai kebangsaaannya, jati dirinya tanpa generasi mudanya berpikir secara bergotong royong untuk memajukan bangsa secara bersama. Generasi muda adalah salah satu yang bisa mengarahkan masa depan bangsa. Indonesia maju, Indonesia tangguh, Indonesia tumbuh maka kita harus selalu memperkuat nilai-nilai kebangsaan kita. Jangan pernah menganggap bahwa nilai-nilai kebangsaan Indonesia akan terus bertahan ketika kita hanya berdiam diri, apalagi pada masa sekarang dimana kemajuan teknologi membawa masyarakat dan bangsa di dunia terhubung secara sosial ekonomi, budaya dan politik. Kemajuan teknologi dan komunikasi apabila tidak diantisipasi akan menciptakan kondisi dimana generasi muda mengalami disorientasi dalam cara pandang terhadap kehidupannya sebagai warga negara Indonesia. ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua agar generasi muda tidak tercerabut dari akar budaya bangsa baik dalam etika maupun moral sebagai komunitas bangsa dan tenggelam dalam pusaran gejolak disrupsi kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Demikian disampaikan Ketua DPR RI Dr. (HC) Puan Maharani dalam kuliah umum civitas akademika UNY di Rektorat, Kamis (11/11). Lebih lanjut Puan mengatakan bahwa berkepribadian dalam budaya Indonesia bukan berarti anti dengan budaya asing. “Dengan kepribadian bangsa yang kuat maka budaya asing dapat disaring dan dilarutkan dalam kebudayaan nasional” paparnya. Wanita kelahiran Jakarta 6 September 1973 tersebut mengingatkan bahwa yang tidak diinginkan saat ini adalah berkembangnya ideologi trans-nasional seperti individualisme atau liberalisme maupun radikalisme dan ekstrimisme agama, bahkan perlu diwaspadai karena berkembangnya ideologi tersebut membonceng perkembangan teknologi informasi. Puan mencontohkannya dalam film drama korea yang menonjolkan identitas Korea mulai dari makanan hingga kosmetik, termasuk promosi produk lokal melalui pemberian souvenir bagi tamu yang berkunjung. Menurutnya Indonesia dapat mencontoh apa yang dilakukan Korea dalam membranding budaya dan nilai-nilai bangsa. Era disrupsi yang melanda dunia saat ini hendaknya dipandang sebagai peluang, yang perlu dibangun adalah sistem imunitas bangsa melalui pemberian serum ideologi pada generasi muda dengan penanaman nilai-nilai Pancasila sejak dini sebagai pandangan hidup bangsa. Apabila sudah memiliki nilai tersebut maka ideologi yang tidak sesuai akan tertolak dengan sendirinya. Puan berharap agar UNY turut menjadi pelaku aktif dari nilai-nilai kebangsaan Indonesia yang menjadi hal yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan Indonesia. Peran perguruan tinggi juga penting bagi lahirnya pahlawan dalam bidang riset dan inovasi.

Kuliah umum bertema ‘Internalisasi Wawasan Kebangsaan Menuju Indonesia Tumbuh, Indonesia Tangguh’ diikuti oleh lebih dari 3000 mahasiswa baru UNY jenjang D4 hingga S3 secara luring maupun daring. Rektor UNY Prof. Sumaryanto mengapresiasi kesediaan Ketua DPR RI untuk mengisi kuliah umum bagi mahasiswa baru UNY. Harapannya dengan kuliah umum dari Ketua DPR RI tersebut bisa mempertahankan dan meningkatkan semangat kebangsaan, cinta kebhinekaan dan menjaga ketangguhan NKRI. Rektor menyampaikan bahwa tahun 2020 UNY menduduki peringkat 12 klaster pertama dari 4500 perguruan tinggi di Indonesia. “Tahun 2021 dengan skema penilaian yang berbeda dari tahun 2020, UNY berhasil menempati ranking 2 PTN BLU secara nasional” papar Rektor. Diungkapkan juga bahwa dari 8 indikator kinerja utama yang dinilai, UNY menduduki ranking teratas pada 5 indikator. Selain itu UNY juga berhasil meraih kategori informatif dari Komisi Informasi Publik. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya UNY dalam agenda pembangunan berkelanjutan pada bidang pendidikan bermutu. (Dedy)