Dari Segitiga Eksposur Hingga Komposisi, Pemuda Klinyo Belajar Fotografi Bersama KKN UNY

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) penempatan Dusun Klinyo, Margoluwih, Seyegan, Sleman menyelenggarakan pelatihan fotografi yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan keterampilan warga setempat. Para mahasiswa tersebut adalah Keisha Kayana Aptadhea, Tantri Shafiyyah Setyoningrum, Bagastama Amir Rasyid, Fajar Haris Arifandi, Fajar Agung Pribadi, Afif Dhani Prasetya, Andryan Kurniawan, Nandita Akhira Shalvi, Amalia Nurul Izzah dan Najla Audina.

Ketua Kelompok KKNM 24028 UNY Dusun Klinyo Bagastama Amir Rasyid berharap agar pelatihan ini dapat membekali para pemuda dengan keahlian yang dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan potensi desa. "Fotografi adalah alat yang kuat untuk berkomunikasi dan berekspresi. Kami berharap ilmu ini bisa digunakan untuk memperkenalkan keindahan dan produk unggulan Klinyo ke khalayak yang lebih luas," katanya, Rabu (13/8/25).

Dalam sesi pelatihan, penanggungjawab kegiatan Fajar Agung Pribadi menekankan bahwa fotografi lebih dari sekadar mengambil gambar. "Fotografi pada hakikatnya adalah seni mengamati," ujarnya, mengutip pemikiran fotografer Elliot Erwitt. Ia menjelaskan bahwa seorang fotografer profesional memiliki keahlian untuk mengobservasi sebuah objek atau suasana, yang kemudian dapat menghasilkan karya bernilai tinggi.

Fajar memaparkan materi fundamental fotografi yang terangkum dalam konsep ‘segitiga eksposur’, yang terdiri dari ISO, Aperture, dan Shutter Speed. Para peserta diajak untuk memahami fungsi masing-masing elemen untuk menghasilkan foto yang baik.

Mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi FISIP UNY itu menjelaskan tiga pilar utama dalam fotografi yaitu ISO, Aperture dan Shutter Speed. Menurutnya ISO merupakan tingkat sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya. "Gunakan ISO serendah mungkin, seperti 100 atau 50, saat cahaya melimpah untuk hasil yang bersih. Sebaliknya, naikkan ISO saat kondisi kurang cahaya, namun waspadai munculnya noise atau bintik pada foto," jelasnya.

Sedangkan Aperture berfungsi mengatur seberapa banyak cahaya yang masuk. Angka 'f' yang kecil (misalnya f/1.8) menandakan bukaan lensa yang besar, sehingga lebih banyak cahaya yang masuk. Aperture juga sangat berkaitan dengan Depth of Field (DOF) atau kedalaman ruang tajam sebuah foto. Shutter Speed adalah durasi rana kamera terbuka untuk merekam cahaya. "Untuk membekukan objek yang bergerak cepat seperti pada acara olahraga, gunakan shutter speed tinggi seperti 1/250 atau 1/500 detik. Sebaliknya, shutter speed rendah diperlukan pada kondisi low light," paparnya.

Selain teknis segitiga eksposur, pelatihan ini juga membahas pentingnya pencahayaan dan komposisi. Fajar memperkenalkan berbagai arah datangnya cahaya yang dapat menciptakan efek dramatis, seperti side light yang menonjolkan tekstur tiga dimensi objek dan backlight untuk menciptakan foto siluet. Peserta juga belajar mengenai komposisi sebagai cara menata elemen visual—seperti warna, bentuk, dan tekstur—untuk menciptakan sebuah karya foto yang indah dan seimbang.

Salah seorang peserta, Anto mengaku sangat antusias dengan materi yang diberikan. "Saya jadi paham bahwa mengatur kamera bukan hanya soal terang atau gelap, tapi ada seninya. Penjelasan tentang segitiga eksposur dan arah cahaya sangat membuka wawasan," ungkapnya. Pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi para pemuda Klinyo untuk lebih kreatif dalam berkarya melalui media fotografi.

Penulis
Dedy
Editor
Sudaryono
Kategori Humas
IKU 2. Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus