Sekelompok mahasiswa UNY mengembangkan media edukasi untuk meningkatkan pengetahuan risiko dan upaya pencegahan pernikahan dini bagi remaja usia awal. Media tersebut dinamai Fun Augmented Reality Early-Age Merried berbasis Augmented Reality yang disingkat Funarri. Para mahasiswa tersebut adalah Farah Nabila Nur Afifah dan Anggi Anggreini prodi Teknologi Pendidikan, Dinda Rahmawati prodi Bimbingan dan Konseling serta Nandini Rohmi prodi Pendidikan Matematika.
Menurut Farah Nabila Nur Afifah pernikahan dini ber dampak negatif dari aspek kesehatan, psikologis, ekonomi, hingga sosial yang disebabkan rendahnya tingkat pendidikan yang menjadikan para remaja tidak mengetahui berbagai dampak negatif dari pernikahan anak. Oleh karena itu penting untuk mempromosikan pendidikan, kesadaran, dan aksesibilitas terhadap sumber daya yang mendukung pernikahan yang sehat dan dilakukan dengan pertimbangan matang. “Media yang tepat untuk remaja usia awal adalah media yang berhubungan dengan gadget seperti berbasis Augmented Reality karena dapat merangsang pola pikir dalam berpikiran kritis terhadap sesuatu masalah dan kejadian yang ada pada keseharian” katanya, Rabu (20/9) di UNY. Funarri diharapkan dapat merubah pola pikir remaja awal sehingga dapat mengubah keadaan perasaan, pikiran, dan tingkah laku untuk menghindari tindakan yang berpotensi terjadinya pernikahan dini.
Anggi Anggreini mengatakan pop up book Funarri berisi 6 materi yaitu pengertian pernikahan dini, faktor penyebab pernikahan dini, berbagai dampaknya seperti dampak pada kesehatan, dampak psikologis, dampak pendidikan serta dampak keberlangsungan rumah tangga. Selain itu juga ada materi solusi agar tidak menikah dini, pacaran tidak sehat/perilaku beresiko, mitos fakta pernikahan dini dan pergaulan remaja. “Harapannya Funarri dapat memberikan pengetahuan risiko pernikahan dini sehingga dapat dilakukan pencegahan sekaligus dapat memberikan informasi edukatif dalam upaya pencegahan pernikahan dini di masyarakat” kata Anggi.
Dinda Rahmawati menjelaskan pengembangan Funarri menggunakan model ADDIE (Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations) dimana merupakan model yang melibatkan tahap-tahap pengembangan dengan lima langkah/fase pengembangan. “Tahap analisis data dilakukan untuk mencari data yang sesuai untuk bahan materi dan model media yang akan diberikan kepada remaja awal mengenai risiko pernikahan dini” ujar Dinda. Analisis data dilakukan dengan pengambilan data jumlah pernikahan dini DIY di Kemenag, lalu melakukan analisis kebutuhan materi dengan melakukan wawancara pada bagian Latbang di BKKBN DIY, dan melakukan wawancara pada guru BK dan mata pelajaran untuk mengambil data media yang diperlukan siswa serta melalukan analisis kebutuhan siswa dengan menyebarkan angket kepada siswa. Desain pop up book cetak Funarri terdiri dari desain cover, nama tim penyusun, petunjuk penggunaan, isi materi, daftar pustaka dan penutup. Setelah semua desain selesai dilanjutkan dengan validasi ahli media terlebih dahulu baru dicetak menjadi buku.
Diungkapkan Nandini Rohmi bahwa pembuatan aplikasi Augmented Reality Funarri menggunakan Unity versi 2021.3.11f1. “Pembuatan menggunakan aplikasi Unity dengan menciptakan canvas yang sesuai dengan ukuran layar android dimana sebelumnya kami telah mempersiapkan pembuatan fitur-fitur tambahan seperti gambar, audio menggunakan editing capcut dan video menggunakan aplikasi powtoon” papar Nandini. Elemen-elemen seperti tombol, gambar, materi, video dan audio yang sudah dibuat dimasukkan satu persatu kedalam Unity sesuai dengan letak posisi yang sudah didesain dengan ditambahkan fitur quiz interaktif di aplikasi Wordwall sebagai bahan evaluasi bagi para remaja awal setelah mempelajari materi Funarri.
Karya ini berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang PKMRSH tahun 2023.
Penulis: Dedy
Editor: Sudaryono