Bantu UMKM, FT UNY Rancang Sistem Informasi Manajemen

2
min read
A- A+
read

Aplikasi SIMBAH di AHASS

Bengkel kendaraan bermotor AHASS Honda merupakan salah satu UMKM yang berada di bawah perusahaan Astra. Meskipun berada dibawah perusahaan Astra Honda, namun sebagian besar Bengkel Motor AHASS ini masih menggunakan cara-cara yang manual dalam melaksanakan pelayanan kepada pelanggan. Kendaraan baru memiliki data perawatan gratis untuk periode tertentu. Permasalahan yang sering terjadi adalah bahwa banyak pelanggan yang tidak mentaati durasi waktu servis berkala secara gratis yang disediakan oleh bengkel AHASS, sehingga kesempatan untuk melakukan servis gratis menjadi hilang dan kendaraan kehilangan poin perawatan sesuai durasi waktu yang ditentukan. Kerugian tidak hanya terjadi pada pemilik kendaraan yang kehilangan poin perawatan kendaraan barunya, namun juga bengkel AHASS yang melaksanakan tidak bisa melakukan klaim jasa perawatan pada Astra Honda. Jika ini terjadi terus untuk jumlah kendaraan yang banyak maka kerugian akan terjadi di sisi pelanggan dan juga bengkel AHASS sebagai pelaksana. Oleh karena itu sekelompok dosen Fakultas Teknik UNY merancang alat sistem layanan digital yang dapat memberi pesan kepada pelanggan untuk segera mendatangi bengkel AHASS sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan oleh Astra Honda. Mereka adalah Dr. phil. Ir. Mashoedah, Nurkhamid, Ph.D., Dr. Umi Rochayati, Dr. Sutiman, Anggun Winursito, M.Eng. dan Oktaf Agni Dhewa, M.Cs.

Menurut Mashoedah alat sistem layanan digital ini terkait dengan jumlah kendaraan bermotor yang sangat banyak, baik yang keluaran baru atau lama membutuhkan perawatan, perbaikan dan penggantian komponen aksesorisnya. Komponen aksesoris ini banyak sekali jenisnya, baik yang berfungsi sebagai aksesoris tambahan juga sebagai monitoring kendaraan bermotor yang dapat digunakan untuk memonitoring kondisi motor apakah dalam kondisi yang bermasalah dan mendeteksi kapan waktunya untuk dilakukan servis di bengkel. Gaya hidup berbasis digital mengharuskan UMKM bangkit dan memanfaatkan perkembangan teknologi melalui proses digitalisasi yang tepat guna dan berkelanjutan. UMKM tidak akan bisa bertahan jika masih menggunakan cara-cara lama dan klasik dalam menjalankan layanan dan pemasaran produknya. Oleh karenanya digitalisasi layanan UMKM menjadi suatu kegiatan yang sangat penting untuk dapat dilaksanakan” katanya, Selasa (05/5) di UNY.

Nurkhamid memaparkan bahwa mereka menggandeng mitra kerja AHASS CV. Pakarti Jaya untuk menerapkan alat ini. “Pengembangan produk sistem informasi berfokus pada perancangan layanan sistem informasi berbasis website yang diintegrasikan dengan sistem monitoring kendaraan bermotor sebagai produk andalan mitra” ujar Nurkhamid. Sistem informasi dibangun memanfaatkan framework teknologi website berupa codeigniter sebagai back end programming serta native front end berupa html, javascript dan css yang didukung dengan library bootstrap 4, sehingga sistem informasi memiliki responsibilitas yang baik. Sistem informasi diberi nama SIM-BAH yang berasal singkatan dari Sistem Informasi Manajemen Bengkel AHASS. SIM-BAH memiliki beberapa fitur utama yang sudah direalisasikan diantaranya adalah pengelolaan node dari monitoring kesehatan motor, notifikasi pelanggan dan data analytics aktivitas pelanggan. Pengembangan ini juga melibatkan mahasiswa, dimana mahasiswa berusaha optimasi website dengan teknologi PWA. PWA menjadikan website memiliki karakteristik lebih progressive terhadap device yang digunakan oleh user, sehingga ketika diakses melalui tipe device dengan perbedaan resolusi apapun seperti layar laptop, tablet maupun smartphone akan tetap nyaman.

Diungkapkan Umi Rochayati bahwa adanya sistem informasi ini mampu mengakomodasi mitra untuk mengelola dan memberi tahu pelanggan secara efektif serta efisien, sehingga diharapkan meningkatkan pelayanan ke masyarakat dan memberikan penguatan income bagi mitra. Selain itu juga, dengan alat yang terpasang, pelanggan mampu mengetahui anomali yang terjadi pada kendaraan pribadinya.

Kegiatan ini mendapatkan dana dari Matching Fund Kedaireka Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI.

Penulis: Dedy
Editor: Sudaryono

MATCHING FUND