"Integrasi Budaya dan Lingkungan di Tengah Kondisi New Normal", tema inilah yang diangkat Pusat Budaya. Lingkungan, dan Mitigasi LPPM UNY dalam penyelenggaran Webinar Nasional. Pelaksanaan seminar dilaksanakan pada hari Senin, (3/8) melalui media zoom meeting maupun live streaming youtube uny official.
Prof. Dr. Siswantoyo dalam sambutannya, "Banyak yang bisa disinergikan antara kampus, kantor, dan kampung. Kampus sebagai penghasil dan pengembang ipteks. Kantor sebagai pemangku kebijakan dan implementasinya. Kampung sebagai tempat penyemaian dari ilmu dan kebijakan yang kita miliki. Didukung dengan keraton yang selalu mengutamakan arus kebijakan dan tidak meninggalkan adat istiadat yang selalu kita bina bersama-sama". Selanjutnya sambutan Kepala BPPD DIY, Drs. Biwara Yuswantana, M.Si., menyampaikan pada situasi pandemi Covid-19, kita harus menggunakan kesempatan untuk belajar kebencanaan yang baru. Hal ini berbeda dengan bencana yang dialami, covid antara pencegahan dan penanganan dampak ditangani simultan, upaya pencegahan tentu akan mempengaruh seberapa kasus yang terjadi, dan berakibat seberapa luas dampak ekonomi di masyarakat.
Bertindak sebagai moderator pada webinar kali ini adalah Dr. Kuswarsantyo, M.Hum. Pembicara yang pertama, Prof. Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum. menyampaikan beberapa hal, dalam memasuki era Pandemi Covid-19 kita selalu bersiap diri dan selalu membaca situasi di sekitar kita ada sesuatu yang mungkin aneh dan berbeda, mari kita sikapi dengan tenang dengan semsem istilah semarnya dengan esem, jangan gegabah dan seterusnya. Misalnya daun suruh/sirih, dari segi kesehatan luar biasa manfaat, dan juga dari segi budaya dalam dalam pernikahan suruh (mlumah, mengkurep... podho rasane). Suruh juga pernah mengalahkan Jaka Tingkir pada cerita Dadung Awuk dan seterusnya. "Yang lebih penting, bagaimana memasuki era new normal itu dengan sikap yang perkasa, tenang, tidak mengeluh, tidak gegabah," pesan Suwardi.
Dilanjutkan pembicara berikutnya Dr. dr. Probosuseno, Sp.PD., K-Ger., FINASIM., S.E. yang merupakan dosen UGM dan dokter RSUP Sardjito Yogyakarta ini menyampaikan pesan, "Ingin sehat jarang sakit, makan minum thoyib halal, olahraga tidak setres, lingkungan bersih dan indah, tidur cukup bertakwa, tinggalkan hal-hal tidak perlu, lebih aktif bersosialisasi. Jaga kesehatan, perkuat iman dak takwa, jangan lupa ihtiar semaksimal mungkin ikuti ulama," yang dikemas dengan tembang Asmaradana. Pesan yang kedua, "Kalau mengajak orang, kita berperilaku dulu, memberi contoh dulu", pungkas Probo.
Sedangkan sebagai pembicara ketiga Ustadz Muhammad Jazir yang juga sebagai Ketua Dewan Syura Takmir Masjid Jogokariyan ini mengatakan kita tidak tahu masa Pandemi ini sampai kapan mungkin akan panjang, maka saya menghimbau,"Mari kita produktif, menyiapkan bahan-bahan pangan, memanfaatkan lahan-lahan untuk menanam tanaman pangan, bilamana ada krisis pangan maka dapat memanfaatkan bahan pangan tersebut." Jangan sampai lahan kosong ada yag nganggur, tetapi biar produktif ditanami bahan pangan. Selanjutnya, "Kita harus responsif lihat peluang, melatih masyarakat untuk tanggap situasi, tetapi tetap tangguh dan tanggon. Manfaatkan musibah ini (Pandemi Covid-19) untuk bangkit, memulai usaha, tetapi harus tetap mengedepankan protokol kesehatan covid-19." Kata ustadz Jazir. (sudar)