UNY Gelar Workshop Pengolahan dan Pengenceran Eco Enzyme, Perkuat Aksi Kampus Hijau

Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun budaya kampus yang ramah lingkungan melalui penyelenggaraan Workshop Pengolahan dan Pengenceran Eco Enzyme, Sabtu (19/7/2025) di Lab. Kimia Dasar FMIPA UNY. Kegiatan ini menjadi bagian dari Program Pendukung Sustainabilitas Kampus Hijau UNY 2025 dan diikuti oleh dosen dan mahasiswa. Workshop ini bertujuan memberikan pemahaman dan keterampilan praktis kepada sivitas akademika UNY mengenai teknik pengolahan limbah organik menjadi eco enzyme serta proses pengencerannya untuk pemanfaatan yang lebih luas, seperti pembersih lingkungan dan nutrisi tanaman.

Koordinator Tim UIGM UNY Prof. Didik Nurhadiyanto menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi bagian dari edukasi lingkungan, tetapi juga merupakan wujud konkret kontribusi UNY terhadap agenda global pembangunan berkelanjutan. “Kami ingin menjadikan eco enzyme sebagai solusi sehari-hari dalam pengelolaan sampah organik di lingkungan kampus. Melalui workshop ini, peserta tidak hanya tahu cara membuat, tetapi juga bagaimana mengencerkan dan memanfaatkannya untuk kebutuhan kebersihan, pertanian, hingga konservasi lingkungan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa program ini sejalan dengan target Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada poin 12 (konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab) serta poin 13 (aksi terhadap perubahan iklim). UNY juga tengah mendorong unit-unit di kampus untuk mengadopsi eco enzyme sebagai bagian dari sistem pengelolaan limbah terpadu. Ecoenzyme yang sudah jadi ini disiramkan ke Embung Giwangan Yogyakarta bersama masyarakat sekitar. 

Workshop menghadirkan narasumber ahli Isti Yunita, Ph.D dosen pendidikan kimia FMIPA UNY. Dalam sesi materinya, Isti memaparkan dua tahapan penting dalam pengelolaan eco enzyme, yakni proses fermentasi bahan organik selama minimal 3 bulan, serta teknik pengenceran yang sesuai dengan tujuan pemakaian. “Eco enzyme yang telah matang perlu diencerkan dengan rasio tertentu sebelum digunakan. Misalnya, untuk pembersih lantai kita bisa gunakan perbandingan 1:20, sedangkan untuk penyemprotan tanaman bisa 1:500. Dengan pengenceran yang tepat, manfaatnya bisa dioptimalkan dan aman digunakan,” jelas Isti.

Para peserta juga melakukan praktik langsung dalam sesi pengenceran. Mereka membawa hasil fermentasi eco enzyme yang telah dibuat sebelumnya dan belajar mencampurkannya sesuai dengan standar rasio penggunaan.

Salah satu mahasiswa, Zafrullah, mengaku baru mengetahui pentingnya tahap pengenceran. “Saya baru tahu bahwa eco enzyme yang sudah diencerkan dengan takaran yang tepat ternyata aman untuk disebarkan di embung dan justru membantu memperbaiki kualitas air. Selama ini kami khawatir bisa mencemari, tapi setelah ikut workshop ini jadi lebih yakin untuk mengaplikasikannya di lingkungan kampus,” ujarnya.

Workshop ini menjadi bagian dari rangkaian program UNY Hijau dan Berdampak, yang bertujuan membangun budaya keberlanjutan dan kepedulian lingkungan di seluruh lapisan kampus. Selain mendukung pencapaian indikator kampus hijau, kegiatan ini juga menjadi wahana edukatif untuk mengubah paradigma pengelolaan sampah dari membuang menjadi memanfaatkan.

Dengan pelatihan ini, UNY berharap praktik pengolahan dan pengenceran eco enzyme bisa diterapkan secara luas, baik di lingkungan kampus maupun rumah tangga warga sivitas akademika. Upaya kecil ini diharapkan bisa menjadi gerakan besar dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Penulis
Dedy
Editor
Sudaryono
Kategori Humas
IKU 2. Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus
IKU 5. Hasil Kerja Dosen Digunakan oleh Masyarakat