Tahapan tumbuh kembang anak penting untuk diperhatikan oleh setiap orang tua, sehingga mereka bisa memantau sejauh mana perkembangan buah hati kesayangannya. Di samping itu, memantau perkembangan anak juga dapat membantu menemukan adanya ketidaknormalan selama masa pertumbuhan si kecil agar dapat dilakukan penanganan sejak dini. Hal inilah yang dilakukan mahasiswa KKNM 15602 di Kiyudan, Wringinputih, Borobudur, Magelang dalam penyuluhan tentang deteksi dini tahapan tumbuh kembang anak menurut umur dan makanan bergizi bagi masyarakat setempat. Para mahasiswa tersebut adalah Genta Hati prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Putri Pamungkas (Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia), Deva Ria Nurvita (Pendidikan Tata Boga), Ajeng Irma Suryani (Pendidikan Guru PAUD), Muhammad Duta Rafli Zhurli (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan), Muhammat Efendi dan Bima Dwi Febriansyah (Pendidikan Kepelatihan Olahraga) serta Nadya Rahma Zafira, Dina Widhias Malina dan Agnes Arnanda Sari (Pendidikan Luar Biasa).
Menurut Ketua KKN Genta Hati kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka untuk memberi pengetahuan bagi orang tua tentang masa tumbuh kembang anak sekaligus penyuluhan tentang makanan bergizi yang mudah dibuat.
Ajeng Irma Suryani mengatakan masa usia dini merupakan fase penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. “Tujuan dalam pelaksanaan deteksi dini yaitu untuk mengetahui sejak dini apabila terdapat penyimpangan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak” ujar mahasiswa prodi PGPAUD tersebut. Selain itu, orangtua juga dapat mengantisipasi lebih awal bila pertumbuhan dan perkembangan anak terdeteksi memiliki gangguan. Sedangkan ketiga mahasiswa prodi PLB yaitu Nadya Rahma Zafira, Dina Widhias Malina dan Agnes Arnanda Sari menyampaikan hal-hal penting mengenai tahap perkembangan anak menurut umurnya, diantaranya antara umur 0-3 bulan harus dapat membelas senyum, umur 3-6 bulan harus bisa menggenggam pensil, umur 6-9 bulan harus bisa merangkak, hingga umur 60-72 bulan harus dapat berpakaian sendiri tanpa dibantu.
Dijelaskan Agnes Arnanda Sari bahwa penentuan status gizi anak dimulai dari pengukuran berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB) untuk menentukan status gizi anak usia dibawah tahun, apakah normal, kurus, sangat kurus atau gemuk. “Kemudian pengukuran panjang badan terhadap umur untuk menentukan status gizi anak, apakah normal, pendek atau sangat pendek” ungkapnya. Terakhir adalah pengukuran Indeks Massa Tubuh untuk menentukan status gizi anak usia 5-6 tahun, apakah anak sangat kurus, kurus, normal, gemuk atau obesitas.
Pada acara ini disampaikan juga pembuatan makanan bergizi berupa nugget jamur. Penanggungjawab pembuatan nugget jamur Deva Ria Nurvita memaparkan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatannya adalah 1,5 kg daging ayam, 500 gr jamur kuping, bawang putih 5 siung, tepung terigu 100gr, tepung tapioka 100 gr, lada, garam dan tepung panir. Cara membuatnya haluskan daging ayam, jamur kuping dan bawang. “Campurkan bahan yang sudah dihaluskan dengan tepung terigu dan tepung tapioka, cetak dalam loyang kemudian dikukus” papar Ria. Lalu nugget dikeluarkan dari kukusan kemudian potong persegi panjang, celupkan kedalam tepung basah dan gulingkan di tepung panir sampai tertutup semua kemudian digoreng sampai kuning keemasan. Nugget jamur siap disajikan.
Salah seorang anak warga setempat, Faeyza merasa senang mendapat kudapan nugget jamur yang menurutnya enak dan ia menyukainya.
Penulis: Dedy
Editor: Sudaryono