Permasalahan moralitas pada remaja di zaman sekarang semakin menjadi hal yang banyak dibicarakan. Banyak remaja yang kurang memahami makna dan pentingnya sebuah moralitas pada diri seseorang. Moralitas sendiri merupakan hal yang penting untuk dimiliki oleh individu, yang meliputi moral, akhlak, etika, sopan santun serta baik buruknya perilaku seseorang. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa moralitas merupakan hal yang sangat penting untuk dipahami maknanya dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan moralitas pada seseorang harus dibiasakan sejak dini agar hal tersebut bisa menjadi kebiasaan yang baik untuk anak. Berawal dari permasalahan tersebut, maka sekelompok mahasiswa prodi pendidikan sosiologi Fakultas Ilmu Sosial UNY mendesain aplikasi bernama NIMCO-Apps dengan tujuan untuk membantu pemerintah untuk meminimalisir adanya dekadensi moral pada anak. Mereka adalah Irfan Hermawan, Sayyidah Fatimah Nurdin, Puja Agung Dewantoro, Vira Ammalia Rizqi dan Tawang Kanthi Utami. Menurut Irfan Hermawan aplikasi NIMCO-Apps ditujukan untuk tingkatan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, dimana pada jenjang pendidikan ini anak dan remaja masih dalam proses pembentukan jati diri. Adapun fitur yang disediakan dalam aplikasi ini adalah fitur materi edukasi, video edukasi, podcast remaja berisi materi kecakapan sosial, teknis, dan individu, fitur test sebagai pengukuran penguasaan materi, sertifikat test sebagai penghargaan untuk para pengguna aplikasi, dan komik anak yang tersedia dengan menarik agar anak-anak tidak bosan mempelajarinya.”Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D) dengan menggunakan metode survey atau kualitatif” paparnya. Sayyidah Fatimah Nurdin menambahkan bahwa aplikasi ini juga dapat untuk mengenalkan nilai-nilai Pancasila. “Tujuan dari kajian ini adalah untuk memberikan alternatif media edukasi nilai-nilai Pancasila dalam bentuk aplikasi inovatif” kata Sayyidah. Aplikasi yang dipakai meliputi aplikasi trend yang dapat digunakan oleh anak-anak dan bersifat mengedukasi sehingga media ini dapat diakses oleh berbagai kalangan.
Puja Agung Dewantoro menjelaskan, aplikasi ini terbagi menjadi 9 figure yaitu tampilan awal, beranda, materi kecakapan sosial, kecakapan teknis, kecakapan individu, komik anak, video anak, tampilan test dan sertifikat. Secara garis besar perbedaannya dimateri dan desain fitur, dimana untuk SD itu fiturnya lebih simple dan materi lebih terlihat menarik dengan gambar animasi yang mencerminkan norma-norma sosial. Kalau untuk yang SMP materi lebih kompleks dan agak detail di materi” kata Agung. Lebih lanjut untuk kuis juga berbeda, SD lebih mudah dan komunikatif sedang SMP lebih ke arah yang kompleks. Dalam fitur kecakapan sosial terdapat beberapa materi yang dapat dipelajari oleh peserta didik seperti pengertian kecakapan sosial, faktor-faktor yang mempengaruhi kecakapan sosial, bentuk-bentuk kecakapan sosial, manfaat memiliki kecakapan sosial, dan contoh-contoh kecakapan sosial di keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sedangkan faktor kecakapan teknis materi yang dapat dipelajari oleh peserta didik seperti pengertian kecakapan teknis, faktor-faktor yang mempengaruhi kecakapan teknis, bentuk-bentuk kecakapan teknis, manfaat memiliki kecakapan teknis, contoh-contoh kecakapan teknis, dan praktek kecakapan teknis. Begitu pula dalam fitur kecakapan individu siswa mempelajari materi seperti pengertian kecakapan individu, faktor-faktor yang mempengaruhi kecakapan individu, bentuk-bentuk kecakapan individu, manfaat memiliki kecakpan individu, contoh-contoh kecakapan individu, dan praktek kecakapan individu.
Vira Ammalia Rizqi memaparkan bahwa dalam aplikasi ini juga terdapat konten komik anak, video anak dan test. “Komik dan video anak berisi kumpulan komik, video animasi atau kartun anak yang memiliki relevansi dengan kecakapan hidup dan yang telah dipelajari dalam fitur kecakapan sosial, individu, dan teknis” kata Vira. Peserta didik atau pengguna dapat memilih animasi yang disukai. Fitur komik dan video animasi ini juga sebagai rekreasi sekaligus edukasi bagi peserta didik supaya mereka tidak merasa jenuh. Pada fitur tes ini terdapat soal-soal kecakapan hidup dan yang telah dipelajari dalam fitur kecakapan sosial, individu, dan teknis untuk mengetahui sampai dimana peserta didik mempelajari mengenai kecakapan sosial, individu, dan teknis. Dalam fitur “tes” SD ini akan terdapat 20 soal dan dapat dikerjakan dalam waktu 60 menit. Dalam fitur ini juga sudah terdapat panduan dalam mengerjakan tes. Setelah peserta didik mengerjakan tes dan menekan “selesai”, peserta dapat langsung melihat nilai dan pembahasan dari tes tersebut. Tes ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman peserta didik setelah mempelajari materi kecakapan hidup dalam fitur-fitur sebelumnya.
Dikatakan Tawang Kanthi Utami bahwa karya ini mendapatkan gold medal dalam kompetisi Malaysia Invention and Inovation Awards 2021 dan penghargaan khusus dari OCIIP (Organization for Creativity, Inovation and Invention Promotion) Nigeria. Hal ini merupakan salah satu upaya UNY dalam agenda pembangunan berkelanjutan pada bidang pendidikan bermutu. (Dedy)