PERAN STRATEGIS PERGURUAN TINGGI DALAM MEMAJUKAN DESA

1
min read
A- A+
read

PERAN STRATEGIS PERGURUAN TINGGI DALAM MEMAJUKAN DESA

Perguruan tinggi memiliki pernanan strategis dalam memajukan desa baik dosen maupun mahasiswanya yang mana mencakup empat aspek peranan utama yaknik sebagai educator, catalysator, facilitator dan developer demi mengatasi berbagai permasalahan-permasalahan di desa yang cukup kompleks sesuai dengan karakteristik tiap desa itu sendiri. Demikian disampaikan Nasrun Annhar., M.AP., Staf Khusus bidang Data Media Informasi dan Teknologi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta secara virtual (13/11/2021) dengan tema Implementasi Merdeka Belajar di Luar Kampus.

Nasrun mendeskripsikan bahwa peran kampus sebagai educator adalah melalui sistem kelembagaan, perguruan tinggi dapat mendidik masyarakat secara langusng atau tidak, sedangkan sebagai catalisator yakni melakukan inventarisasi potensi ekonomi dan kekayaan budaya desa melalui riset-riset berbasis kearifan lokal.

“Peranan facilitator dapat dilakukan kampus dengan mendampingi desa menggali potensi maupun kebijakan warga dalam berkehidupan dan sebagai developer untuk membantu desa dalam mengembangkan ekonomi, sosial dan lingkungan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa terkait dengan program kampus Merdeka yang terintegrasi dengan pengembangan desa telah dituangkan dalam berbagai program seperti Magang/kerja praktek, proyek di desa, mengajar di sekolah, penelitian, kewirausahaan mahasiswa, studi atau proyek independen sebagai usaha dalam membantu masyarakat dipedesaan dalam membangun ekonomi rakyat, infrastruktur bersama aparatur desa, BUMDes, koperasi maupun organisasi lainnya.

“Fokus utama pembangunan desa bersama perguruan tinggi yakni pertumbuhan ekonomi desa serta menjaga keberagaman budaya desa dan kami menguandang dan membuka ruang seluas-luasnya kepada semua pihak untuk bersama-sama membangun desa,” lanjut Nasrun.

Pembicara kedua, Dr. Wagiran, M.Pd., selaku Ketua Sub-Pokja Kampus Merdeka Mengajar Ditjen Dikti Riset dan Teknologi yang menjelaskan bahwa esensi MBKM adalah bagaimana memperpendek proses adaptasi mahasiswa dengan dunia kerja, maupun dunia masyarakat sehingga ketika lulus benar-benar siap untuk berkontribusi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan maupun bidang kerja.

“Selain itu, juga tentang bagaimana memaksimalkan desa ataupun masyarakat sebagai wahana belajar untuk mengasah kemampuan dan keterampilan dalam membentuk pribadi yang lebih siap menghadapi tantangan-tantangan didepan yang kian ketat,” papar Wagiran.

Sementara itu, Pembicara terakhir adalah, Tata Handjendra Widhisarmka selaku direktur PT Chemco Harapan Nusantara yang menekankan pada link and match antara perguruan tinggi dengan dunia industry. (hryo)