Setiap kegiatan baik pendidikan maupun non pendidikan seharusnya diikuti dengan kegiatan asesmen yang bertujuan untuk menilai apakah suatu program terlaksana sesuai dengan perencanaan dan mencapai hasil sesuai yang diharapkan atau belum. Berdasarkan hasil evaluasi akan dapat diketahui hal-hal yang telah dicapai, apakah suatu program dapat memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Setelah itu kemudian diambil keputusan apakah program tersebut diteruskan, direvisi, dihentikan, atau dirumuskan kembali sehingga dapat ditemukan tujuan, sasaran dan alternatif baru yang sama sekali berbeda dengan format sebelumnya. Agar dapat menyusun program yang lebih baik, maka hasil evaluasi program sebelumnya dapat dijadikan sebagai acuan pokok. Demikian dikatakan oleh Prof. Dr. Aman, M.Pd. dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam bidang Evaluasi Pembelajaran Sejarah pada Fakultas Ilmu Sosial UNY. Pidato berjudul ‘Asesmen Kesadaran Sejarah dan Nasionalisme dalam Pembelajaran Sejarah’ tersebut dibacakan dihadapan rapat terbuka Senat di Auditorium UNY, Rabu (29/12).
Pria kelahiran Salem, Brebes, 15 Oktober 1974 itu memaparkan, salah satu faktor penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah melalui program pembelajaran, dan evaluasi merupakan salah satu faktor penting program pembelajaran. “Untuk meningkatkan kualitas pendidikan tersebut, pelaksanaan evaluasi harus menjadi bagian penting, dan dilaksanakan secara berkesinambungan” tegasnya. Di samping itu evaluasi berguna bagi pimpinan sekolah sebagai upaya untuk memotret sistem pendidikan yang menjadi tanggungjawabnya, evaluasi juga dapat menumbuhkan minat, dan motivasi siswa untuk belajar lebih giat lagi, dan juga untuk mendorong guru agar lebih meningkatkan kinerja dalam berkarya sebagai pendidik profesional. Dengan demikian, evaluasi tidak hanya terfokus pada penilaian hasil belajar semata, melainkan pula perlu didasarkan pada penilaian terhadap input maupun proses pembelajaran itu sendiri. Dalam konsepsi ini, optimalisasi sistem evaluasi mempunyai dua makna, yakni sistem evaluasi yang memberikan informasi yang optimal, dan manfaat yang dicapai dari evaluasi tersebut. Manfaat utama dari pelaksanaan asesmen pendidikan adalah meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, dilaksanakannya asesmen terhadap pelaksanaan pembelajaran diharapkan akan meningkatkan kualitas proses pembelajaran berikutnya yang tentunya akan meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya. Dalam sistem teknologi yang serba cepat berbasis Revolusi Industri 4.0, maka sektor pendidikan termasuk dalam sistem pembelajaran, asesmen pembelajaran juga harus adaptif berbasis internet. Asesmen berbasis internet termasuk dalam asesmen kesadaran sejarah dan nasionalisme, akan memudahkan pendidik dalam mengorganisasi kegiatan asesmen dan pengolahan hasilnya.
Doktor dari prodi Pendidikan Evaluasi Pembelajaran Pascasarjana UNY tersebut mengatakan asesmen kesadaran sejarah dan nasionalisme menjadi bagian yang sangat penting untuk terus dikembangkan, mengingat tujuan pembelajaran secara substantif adalah tumbuhnya kesadaran sejarah dan nasionalisme di kalangan peserta didik, disamping aspek pe- ngetahuan sejarah. Oleh karena itu pendidik sejarah harus menempatkan kedua aspek tersebut menjadi bagian asesmen yang tidak terpisahkan baik melalui proses pembelajaran konvensional maupun berbasis Learning Management System. Hasil asesmen mampu memberikan informasi otentik seputar tingkat kesadaran sejarah dan nasionalisme peserta didik. Hasil asesmen menjadi landasan untuk perbaikan metodologi maupun saluran pembelajaran yang efektif dan efisien. Berkembangnya model-model asesmen kesadaran sejarah dan nasionalisme dalam pembelajaran sejarah menjadi sebuah kebutuhan dan juga keniscayaan. “Masa lalu adalah sebuah keniscayaan, masa kini adalah kenyataan, dan masa depan adalah sebuah harapan. Pembelajaran sejarah tentu berharap menghasilkan produk yang memiliki kompetensi utuh dalam bidang sejarah” tutup Aman. (Dedy)