Sejak beberapa tahun terakhir, teknologi telah menunjang berbagai sektor secara masif di Indonesia. Tak terkecuali pada sektor bisnis atau wira usaha. Banyak perusahaan yang memanfaatkan teknologi untuk menunjak kesuksesan, dari mulai pemasaran online hingga start up.
“Dunia bisnis saat ini sudah mengalami revolusi industri, memasuki era 4.0. Era IT ini membuat batas geografi sudah tidak berlaku, tempat tidak lagi penting. Untuk berbisnis, tidak lagi mempermasalahkan tempat,” ujar Drs. Supriyanto, MM. selaku pembina UKM KOPMA UNY dalam sambutannya pada pembukaan National Cooperative Concource di GPLA FIK UNY, pada hari Sabtu (27/04/2019).
National Cooperative Concource (NCC) merupakan sebuah kompetisi cerdas cermat koperasi yang diselenggarakan oleh KOPMA UNY. Tak hanya sekedar acara lomba, diselenggarakan pula seminar kewirausahaan yang bertema “Entrepeneur Muda Berkarya Koperasi di Era 4.0”
Seminar ini mengundang pembicara Adri Syahrizal yang sudah berahun-tahun memiliki pengalaman di dunia koperasi. Beliau juga merupakan Presiden Direktur Ritel Team Indoesia. Sementara pembicara kedua adalah RR Sarwi Peni Wulandaru atau biasa dipanggil Coach Wulan, Coach “Pelatih Indonesia” sekaligus Owner Bussines Homestay PI.
Baik Adri maupun Wulan, memaparkan materi mengenai kreativitas anak muda khususnya millenial agar bisa menjadi peluang untuk berbisnis. Koperasi pun memiliki peluang yang cukup besar.
Menurut Wulan, asas-asas dan tujuan koperasi sudah bagus. Sekarang saatnya koperasi harus bertransformasi menggunakan semua hal yang berkaitan dengan revolusi industri. Semua bisa dengan mudah terkoneksi terkoneksi setelah adanya AI (Artificial Intelengent), IoT (Internet of Things), dan robot. Dengan begitu, koperasi bisa tetap bertahan dan tidak ketinggalan jaman dengan tetap mempertahankan asas-asas yang sudah ada.
“Smart koperasi, yang mana pasarnya adalah millenial. Menurut survei generasi millenial sekarang ada 33%. Jadi, harus ada edukasi tentang koperasi dan pentingnya koperasi bagi instrumen keuangan yang lain. Harus berbasis teknologi, memanfaatkan online” papar Wulan.
Apa yang disampaikan oleh Wulan berkesinambungan dengan Adri. Adri sendiri menerapkan nilai-nlai koperasi di dalam menjalankan usahanya di era yang modern ini. Menurutnya, value atau nilai itu penting dalam berwirausaha. Seperti nilai kebersamaan, kesetaraan, dan kejujuran. Nilai-nilai tersebut merupakan nilai-nilai yang ada dalam koperasi dan bisa diterapkan di perusahaan millenial.
“Value atau nilai-nilai koperasi itu egalitarian. Jadi prinsipnya itu untuk kesejahteraan bersama. Kepercayaan diri juga penting untuk membangu integritas terhadap orang lain, bahwa kitaberwirausaha,” kata pria kelahiran Pekanbaru itu.
Dengan semua hal yang telah terkoneksi dan dipermudah dengan adanya teknologi, tentu menjadi tantangan bagi generasi millenial di era 4.0. Untuk sukses berwirausaha, kreativitas dalam menghadapi tantangan itu penting. Value dan visi misi usaha menjadi hal yang wajib sebagai self sugesti untuk mencapai target.
LCC Koperasi sebagai kompetisi sekaligus silaturahmi
Seminar wirausaha menjadi agenda pertama dari serangkaian acara National Coorperative Cource UNY 2019. Seusai seminar, acara dilanjutkan dengan LCCK (Lomba Cerdas Cermat Koperasi).
Tak tanggung-tanggung, meski baru ke tiga kalinya diselenggakan, peserta NCC mencapai 26 tim dari empat provinsi, DIY, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Seluruh peserta itu dapat terjaring berkat publikasi yang dilakukan melalui grup KOPMA di whatsapp, instagram, dan undangan resmi yang dikirimkan ke email Kopma kampus lain seluruh Indonesia.
“Yang dari luar sebenarnya ada yang mau daftar. Tapi, yang jadi permasalahan dari mereka itu, karena dana dari kampus mereka itu agak susah. Jadi, mereka gak bisa ikut. Kemarin udah daftar, tapi karena kekurangan dana, mereka ngundurin diri,” ungkap Sudirahman, selaku Ketua Panitia NCC 2019.
Dengan banyaknya peserta dari luar UNY, acara ini dapat dijadikan ajang silaturahmi antar mahasiswa koperasi. Mengingat terdapat banyak mahasiswa Indonesia yang bergabung dalam KOPMA kampus. Terbukti melalui kegiatan NCC ini.
“Utamanya memang menjalin silaturahmi dengan Kopma lain. Yang kedua, disini memperkenalkan KOPMA UNY. KOPMA UNY juga sangat terkenal. Kemarin saya berkunjung ke Tasikmalaya, ikut event-event KOPMA. Dari menteri-menteri Kopma itu telah mengenal KOPMA UNY,” lanjut mahasiswa PKO itu.
Menilik kegiatan mahasiswa yang menjadi anggota KOPA, ternyata terdapat banyak kegiatan di sana. Salah satunnya adalah pendidikan anggota. Para anggota menjalani semacam proses transfer informasi dan wawasan mengenai koperasi. Proses itu berjalan dan sangat terbuka bagi anggota yang mau belajar.
Sering juga mereka diikutkan pada acara LCC (Lomba Cerdas Cermat) di luar kampus. Ada juga acara Jambore Nasional yang rutin diadakan setiap tahun dan selalu berbeda tempat. Di Jambore Nasional itu juga ada LCC, sehingga NCC ini bisa dijadikan sebagai pemanasan.
Dengan berbagai aktivitas perkoperasian, tak heran jika mahasiswa koperasi memiliki wawasan yang luas tentang koperasi. Stok wawasan itu yang membuat soal-soal dan konsep lomba dalam NCC dirancang sendiri oleh mahasiswa.
Sudirahman menjelaskan, “Pembuatan soalnya memang dari anggota KOPMA sendiri (mahasiswa), karena udah berpengalaman, udah sering ikut perlombaan-perlombaan koperasi seperti Jambore Nasional. Kemarin itu koperasi itu ada lomba koperasi se Indonesia. Jadi, otomatis yang berpengalaman disitu sebagai si pembuat soalnya.”
“Yang buat soal itu memang mahasiswa, tapi tetap dikonsultasikan dengan juri-juri nya. Tahun ini juri-jurinya ada akademisi, praktisi, dan dinas,” tambah Asyifa Fauziah selaku Ketua Umum KOMPA UNY saat dijumpai di GPLA FIK UNY, Jumat (27/04/2019).
Pada hari pertama (27/042019), dilaksanakan LCCK babak penyisihan yang akan menyisakan 5 tim. Kemudian 5 tim tersebut yang akan maju ke babak final pada hari Minggu (28/04/2019). Uniknya, terdapat sesi Coop Challenge yang aturan mainnya mirip seperti permainan ranking 1.
“Itu diambil pemenangnya 1 orang. Kita juga ingin mengetahui individual peserta itu kaya gimana. Biasanya, per tim kan? Nah, individu kita juga coba,” kata Sudirahman.
Peserta yang lolos ke babak final akan memperebutkan Juara 1, Juara II, Juara III, Juara Harapan I, dan juara Harapan II. Tak hanya piala, para pemenang juga akan mendapatkan sertifikat dan uang pembinaan jutaan rupiah.
“Tahun ini juga ada field tripnya. Semacam tamasya gitu untuk semua peserta NCC ke Benteng Vredeburg. Main-main aja, gak ada lomba lagi,” kata Asyifa. (Rima Trisna/ JK)