MENJAWAB TANTANGAN ERA CASHLESS SOCIETY

1
min read
A- A+
read

MENJAWAB TANTANGAN ERA CASHLESS SOCIETY

Perkembangan teknologi merupakan hal yang lumrah di masa kini. Teknologi bukan hanya mempermudah kehidupan masyarakat, tetapi juga merubah tatanan masyarakat. Belakangan ini muncul istilah baru untuk tatanan masyarakat dalam bidang perekonomian, yakni cashless society. Cashless society merupakan masyarakat yang sudah beralih menggunakan uang digital dalam transaksi bisnisnya. Minimnya penggunaan uang kartal memberikan efisiensi yang lebih baik dibandingkan sebelumnya

Akan tetapi, di balik manfaat yang diterima dalam era cashless society terdapat ancaman, yakni akuntanbilitas. Ancaman cybercrime merupakan momok klasik dalam dunia digital yang menjadikan sistem rentan terhadap serangan hacker. Sama halnya dengan era cashless society, adanya kerentanan sistem terhadap manipulasi data menjadikan sistem uang digital agak diragukan.

Oleh sebab itu, Andy Dwiki Iranda, mahasiswa UNY Jurusan Pendidikan Akuntansi mengajukan konsep implementasi triple-entry book-keeping untuk menjaga akuntabilitas di era cashless society. Konsep triple-entry book-keeping yang digagas Andy ini ditujukan kepada perusahaan rintisan digital atau start-up. Tujuannya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan kreditur dalam melakukan transaksi keuangan.

“Selama ini, akuntabilitas start-up belum menjadi prioritas utama bagi pemilik. Perusahaan rintisan masih memiliki fokus untuk mengembangkan usahanya pada aspek keuntungan. Maka tak heran aspek akuntabilitas belum menjadi fokus utama,” ujar Andy, Minggu (27/10/2019).

Padahal akuntabilitas start-up perlu ditingkatkan guna menghadapi bahaya cashless society. Oleh karena itu adapatasi sistem keuangan diperlukan, salah satunya triple-entry book-keeping yang digagas Andy.

“Implementasi triple-entry book-keeping akan dikunci oleh pihak lain sehingga rekam jejak transaksi perusahaan akan lebih kredibel,” tambah Andy.

Melalui idenya yang cemerlang, Andy kemudian menuliskannya di esai yang bertajuk “Optimalisasi Start-Up Bisnis Melalui Pengimplementasian Triple-Entry Book-Keeping Guna Menghadapi Era Cashless Society”. Esai yang digagas Andy ini meraih juara 2 dalam lomba esai yang diadakan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi (HMPE) di UNY, Jumat (18/10).

“Harapannya melalui konsep triple-entry book-keeping akan menjadi salah satu komponen untuk menjadikan perekonomian Indonesia yang lebih berdaya,” pungkas Andy. (Muhammad Abdul Hadi/JK)