MEMBUAT KONTEN ‘BERDAYA GANGGU’

MEMBUAT KONTEN ‘BERDAYA GANGGU’

“Konten harus memiliki daya ‘ganggu’ jika mau diperhatikan,” ujar Gilang Bayu Rizkika dalam seminar Islamic Journalist Festival 2019 yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UKKI di gedung Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu (LPPMP) UNY, Sabtu (30/11/2019).

Daya ganggu yang dimaksud Gilang adalah keunikan konten agar menjadi kreatif. Konten yang monoton tidak akan menarik di mata khalayak luas. Oleh sebab itu, tema biasa, tetapi jika diolah dengan kreativitas akan mendistraksi atau mengganggu hal-hal yang stagnan atau monoton. “Konten berdaya ganggu itulah konten yang berhasil,” tambah Gilang.

Gilang Bayu Rizkika adalah Direktur Kreatif Teuku Wisnu Corp, merupakan salah satu pembicara dari seminar Islamic Journalist Festival 2019. Pembicara lainnya adalah Fernan Rahardi, jurnalis dan editor harian Republika. Dua pembicara saling melengkapi dalam membahas proses kreatif dalam dunia media.

Jika Gilang mengulik proses desain, ilustrasi, dan konten visual, Fernan Rahardi membahas mengenai proses penulisan, khususnya berita dan opini.

Senada dengan Gilang, Fernan menyatakan bahwa tulisan yang menarik itu adalah tulisan yang berbeda. “Berbeda itu membumi, memikat, eksklusif, mendalam, atau berkelanjutan,” ujarnya.

Dengan kapasitasnya sebagai jurnalis senior dan editor, Fernan juga membagikan tips-tips agar tulisan bisa dimuat di media massa. “Yang pertama kenali dulu media mana yang akan dituju. Sajikan masalah yang aktual atau dilihat dari sudut pandang unik. Jangan lupa, gunakan tata bahasa yang baik,” pungkas Fernan.

Dimas Aziz, ketua panitia seminar ini menyatakan bahwa tujuan diselenggarakannya acara ini adalah untuk memperluas cakrawala kita mengenai dunia jurnalistik. “Wawasan mengenai jurnalistik sangat perlu untuk menjadi jurnalis yang cerdas, tangguh, islami, dan berjiwa sosial,” ujar Dimas Aziz. (Muhammad Abdul Hadi/JK)