LOMBA MATEMATIKA DAN SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA LSM XXIX HIMATIKA FMIPA UNY

LSM XXIX HIMATIKA FMIPA UNY

Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY menggelar Lomba Matematika dan Seminar Nasional Matematika (LSM XXIX) yang diselenggarakan setiap tahunnya, baru-baru ini. Untuk final lomba Matematika tingkat SMP/MTs/sederajat dan SMA/MA/sederajat. Lomba diikuti oleh 1636 pendaftar dengan rincian 588 pendaftar tingkat SMP/MTs/sederajat, 822 pendaftar tingkat SMA/MA/sederajat, dan 266 pendaftar tingkat Perguruan Tinggi. Lomba Matematika ini juga dilaksanakan secara daring.  Para juara pada lomba ini adalah Rafael Nevan Prayogo dari SMPK 1 BPK Penabur Bandung. Wildan Bagus Wicaksono dari MAN 2 Kota Malang dan Kelvin Tenata Universitas Indonesia.

Sementara itu, Seminar Nasional dengan tema “Pengembangan Teknologi Pendidikan Matematika, Matematika, dan Statistika  Guna Merealisasikan Era Digital Menuju Indonesia Maju” juga diselenggarakan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting. Seminar dihadiri kurang lebih 255 peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa, para guru dan umum.

Para pembicara dalam seminar tersebut yaitu Eka Puspita Sari, M.Ed., seorang In-Class Learning Lead, Zenius Education  sebagai Keynote Speaker dengan membawakan materi yang berjudul “Matematika dan Teknologi : Lebih dari Hitung dan Komputer”. Invited Speaker. diisi oleh Dr. Nanang Susyanto, M.Sc., M.Act.Sc., Dosen FMIPA UGM yang membawakan materi “Mendinginkan Panasnya Aktuaria Ala Society 5.0 dengan Penguasaan Matematika dan Stastitika”. 2nd Invited Speaker diisi oleh Endah Retnowati, Ph.D., Dosen FMIPA UNY yang membawakan materi “Multimedia Learning: Hasil-Hasil Penelitian dan Publikasinya”.

Eka Puspita Sari dalam paparannya menerangkan bahwa inovasi adalah salah satu poin penting di abad 21 untuk bisa bertahan di masa depan dan pentingnya inovasi yang diperlukan oleh pengajar. Beliau menyebutkan bahwa Indonesia memilik tantangan dalam penggunakan teknologi pada pendidikan Indonesia yaitu, infleksibilitas dalam mengadopsi teknologi bagi pendidik tua, kekurangan teknologi infrastruktur, kurangnya literasi teknologi dan informasi, tergantung arahan, kebijakan, dan keputusan pemimpin sekolah, serta fasilitas jaringan internet yang belum merata. Masyarakat Indonesia yang dapat mengakses internet hanya 55% saja lanjutnya.

Rekomendasi yang ditawarkan beliau adalah pembelajaram yang terpusat pada siswa dan personalisasi, penggunaan teknologi didalam pembelajaran, merancang sistem pakar untuk siswa (agar tidak tersesat).

Pembicara lain, Dr. Nanang Susyanto mengatakan bahwasannya fungsi aktuaria merupakan fungsi yang dipakai oleh seorang aktuaris dimana seorang aktuaris adalah orang yang bertanggung jawab untuk membuat harga sehingga harganya bisa stabil, tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah. Dengan kata lain aktuaris bertanggung jawab dalam mengatur kestabilan harga yang ada di Indonesia ini baik itu di bidang teknologi berbasis matematika dan statistika maupun di bidang ekonomi dan akuntansi.

Endah Retnowati menjelaskan, Untuk daerah tertinggal di Indonesia, bisa dikenalkan dengan teknologi yang low-cost dan open acces. Yang menjadi prinsip ialah penyajian Multimedia Learning bagaimana isinya dapat dipahami dengan mudah oleh siswa. Beliau juga menambahkan bahwa cara belajar yang baik adalah belajar secara konsisten. Belajar itu terkadang perlu sendiri, kadang perlu dengan teman untuk melatih mengungkapkan atau mengekspresikan apa yang sudah kita pahami, kadang perlu dengan orang yang lebih ahli, dan hal itu seuai dengan kebutuhan. Belajar dengan ahli tidak perlu bertemu secara fisik tetapi bisa juga dari buku yang ditulis oleh para ahli. Baca soal, teori, ataupun penelitian-penelitiannya. (aini/witono)