EKSTRAK TOMAT DAPAT SUBURKAN TANAMAN

EKSTRAK TOMAT DAPAT SUBURKAN TANAMAN

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar wilayahnya terdiri atas lahan pertanian. Hal ini menjadikan banyak masyarakat Indonesia bermata pencaharian dengan bercocok tanam. Salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan adalah cabai merah (Capsicum annum L.). Cabai adalah salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan karena memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap juga memiliki nilai ekonomis tinggi yang banyak digunakan baik untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan industri makanan. Untuk menyuburkan tanaman cabai merah dapat digunakan limbah pertanian dan agroindustri yang ada di sekitar kita. Hal inilah yang dilakukan sekelompok mahasiswa prodi Pendidikan IPA Fakultas MIPA UNY yaitu dengan memanfaatkan air kelapa dan ekstrak buah tomat. Mereka adalah Fitri Nur Aini, Afni Nirwana dan Talcha Ainun Rima Nurfajri.

Menurut Fitri Nur Aini penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemakaian air kelapa dan ekstrak buah tomat terhadap pertumbuhan tanaman cabai merah dan mengetahui perbedaan dan keefektifan antara penggunaan air biasa dengan pemakaian air kelapa dan ekstrak buah tomat terhadap pertumbuhan tanaman cabai merah. “Di sisi lain banyak limbah pertanian dan agroindustri yang kurang dimanfaatkan oleh masyarakat namun masih memiliki kandungan gizi tinggi yang mampu meningkatkan  pertumbuhan tanaman” kata Fitri. Afni Nirwana menambahkan bahwa limbah yang mereka gunakan adalah air kelapa dan ekstrak tomat. “Limbah air kelapa mengandung senyawa organik diantaranya auksin dan sitokinin yang berfungsi dalam perpanjangan sel, kedua hormon ini penting dalam pertumbuhan dan jumlah daun pada tanaman” papar Afni. Air kelapa  mengandung mineral antara lain natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P) dan sulfur (S). Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 gram sampai 2,6%, protein 0,07 hingga 0,55 % dan mengandung berbagai macam vitamin seperti asam sitrat, asam nikotina, asam pantotenal,asam folat, niacin, riboflavin, thiamin, mengandung hormon auksin dan sitokinin. Sedangkan ekstrak tomat mengandung berbagai mineral seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), fosfor (P), kalium (K), natrium (Na) dan sulfur (S) yang memiliki banyak manfaat untuk pertumbuhan tanaman seperti metabolisme tanaman, respirasi dan pertumbuhan sel, serta pembentukan enzim.

Talcha Ainun Rima Nurfajri menjelaskan, bahan yang digunakan adalah bibit tanaman cabai merah, air kelapa, ekstrak buah tomat, air/aquades, tanah dan pasir/media. Alat yang digunakan yaitu gelas beaker, gelas ukur, polybag, pengaduk, timbangan analitik, blender, kain halus mistar/meteran, benang, pisau/cutter, kamera dan alat tulis. “Langkah awalnya adalah membuat ekstrak tomat” katanya. Buah tomat yang digunakan harus buah yang segar dan bebas dari hama. Tomat kemudian dicuci dan di potong menjadi dua untuk menghilangkan bijinya kemudian ditimbang 500gr dan dihaluskan dengan menggunakan blender kemudian dibungkus dengan kain halus. Bahan yang telah halus tersebut ditimbang sebanyak 20 gr lalu ditambah dengan aquades sebanyak 80 ml sehingga volumenya menjadi 100 ml, kemudian suspensi kental disaring menggunakan kain kasa, hasil saringan tersebut disebut sebagai larutan stock. Pembuatan media tanam dilakukan dengan berbagai kegiatan seperti penyiapan media. Media terdiri dari 50% pasir dan 50% topsoil. Media tersebut disterilkan dengan menjemurnya di bawah sinar matahari. Perlakuan penelitian, bibit cabai merah ditanam dalam 4 wadah. Wadah pertama diisi volume air 50 ml tanpa penambahan air kelapa dan ekstrak buah tomat, wadah kedua dengan volume 50 ml air kelapa murni tanpa penambahan ekstrak buah tomat, wadah ketiga dengan volume ekstrak buah tomat 50 ml tanpa penambahan air kelapa, dan wadah keempat dengan volume 50 ml yang terdiri dari air kelapa 25 ml ditambah ekstrak buah tomat 25 ml. Dilakukan 2 kali penyiraman pada pukul 08.00 WIB dan sore 17.00 WIB setiap harinya dengan masing-masing perlakuan. Pengamatan dilakukan tepat setelah dilakukan penyiraman dengan mengukur perubahan tinggi tanaman dan jumlah helaian daun pada tanaman.

Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian variasi penyiraman berpengaruh terhadap tinggi tanaman cabai. Perlakuan penyiraman tanaman cabai menggunakan ekstrak tomat masak menghasilkan tinggi tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan penyiraman menggunakan air kelapa saja, air biasa ataupun paduan antara air kelapa dan ekstrak tomat. Hal ini diduga karena komposisi kimiawi seperti vitamin dan karbohidrat, dimana buah tomat yang sudah masak memiliki kandungan yang lebih banyak dibandingkan dengan buah tomat yang masih muda. Komposisi kimiawi yang lebih baik tersebut diduga mengandung zat pengatur tumbuh seperti auksin yang berfungsi untuk merangsang perpanjangan sel pada daerah titik tumbuh. (Dedy)