Pendidikan seks memang penting untuk diajarkan pada anak sejak usia dini, seperti usia 3-6 tahun. Sebab pada saat ini pendidikan tersebut sudah tidak sepantasnya dianggap tabu, mengingat akan pentingnya untuk diajarkan. Dengan adanya kasus pelecehan seksual yang terus meningkat disetiap tahunnya, maka pendidikan seks ini harus ditanamkan kepada anak di usia dini. Sebab sumber dari kasus ini adalah kurangnya pemahaman anak akan bagian-bagian tubuh yang ada pada dirinya serta cara menjaganya. Kontrol sosial dari orang tua yang semakin melemah terhadap anak juga menjadi pemicu utama anak kurang memahami pendidikan seks ini. Ditambah saat ini anak-anak mudah terbawa oleh arus globalisasi yang membawa anak menjadi dewasa sebelum umurnya akibat pergaulan yang kurang mendapat kontrol dari orang tua. Hal ini menjadi perhatian Nur Anisa Risqi Ramadhani yang menjadi mahasiswa kampus mengajar di SD Alam Aqila Klaten. Mahasiswa prodi pendidikan sosiologi Fakultas Ilmu Sosial UNY tersebut membuat media sex education untuk anak khususnya usia 3-6 tahun yang dinamai Fun Cards.
Menurut alumni SMAN 1 Karanganom Klaten tersebut, fun cards hadir sebagai suatu inovasi yang menarik dan efektif yang dapat digunakan untuk memberikan pendidikan seks kepada anak. “Fun cards didesain sedemikian rupa dengan harapan mampu menarik perhatian anak sehingga nanti anak mengerti tentang apa yang disampaikan” ungkap Nur Anisa. Salah satu materi yang dipaparkan dalam fun cards adalah pengenalan bagian tubuh bagi perempuan dan laki-laki antara lain mata, mulut, pipi, kaki, tangan, dada, pantat dan kemaluan. Dengan hal tersebut maka anak menjadi lebih paham mengenai bagian anggota tubuhnya, dapat membedakan mana saja anggota tubuh yang biasa terlihat dan tidak biasa terlihat, mampu menyebutkan bagian tubuh mana yang termasuk privasi dan harus dijaga dan lebih siap menjaga dirinya dari segala sesuatu yang membahayakan.
Gadis kelahiran Klaten 1 Januari 2000 tersebut menyimpulkan bahwa pendidikan seks itu pada dasarnya sangat penting diberikan kepada anak sejak usia dini. Pelecehan seksual ini setelah diteliti terus meningkat karena kurangnya pendidikan mengenai seks dari orang tua kepada anak-anaknya, sehingga anak tidak memahami arti penting menjaga bagian dari tubuhnya. Para orang tua juga mengakui bahwa pendidikan seks dengan memberi pengetahuan mengenai pengenalan bagian tubuh itu penting, dan tidak lagi menganggap bahwa hal tersebut adalah tabu. Salah satu cara pemberian pendidikan dengan media fun cards yang diberikan diakui para orang tua telah sesuai dan relevan digunakan untuk mengajari anak-anak belajar mengenai bagian tubuh beserta fungsi dan cara menjaganya, dengan cara yang mudah, menarik, serta menyenangkan.
Fun cards bertema ‘Aku Sayang Tubuhku Aku Sayang Diriku’ ini disosialisasikan di depan siswa SD Alam Aqila Klaten. Mahasiswa kampus mengajar yang ditempatkan di sekolah ini yaitu Arini Setyaningrum dari Universitas Negeri Malang, Destya Nuryandara F dari Universitas Sebelas Maret Surakarta serta Rilo Fajar Maritha, Dhian Putri W, Fatimah Zuhria dan Diyana Ramadani dari Universitas Muhammadiyah Surakarta membuat media berupa video animasi pembelajaran dan kartu. “Pertama kami mengajak siswa untuk menonton video, kemudian dengan kartu tersebut kami memperjelas materi yang tersampaikan dalam video, dan yang terakhir kami mengajak siswa untuk mengimplementasikan melalui bernyanyi bersama-sama mengenai bagian-bagian tubuh, baik yang terlihat maupun tidak, dan baik yang boleh disentuh maupun tidak” kata Arini. Pengimplementasian dengan menggunakan metode ini diberikan sesuai dengan perkembangan anak, sehingga anak lebih mudah menerima serta memahami ilmu yang disampaikan mengenai pengenalan bagian tubuh dan juga bagaimana cara menjaganya. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya UNY dalam agenda pembangunan berkelanjutan dalam bidang kesehatan seksual dan pendidikan bermutu. (Dedy)