Universitas Negeri Yogyakarta menyelenggarakan yudisium Pendidikan Profesi Guru (PPG) secara luring dan daring di Auditorium, Senin (22/7). Direktur Direktorat Pendidikan Profesi dan Kompetensi (PPK) UNY Prof. Erwin Setyo Kriswanto mengatakan yudisium PPG diikuti 2088 orang dari lulusan UKMPPG Periode I tahun 2024. “Peserta PPG Dalam Jabatan Angkatan III Kategori I sebanyak 2086 orang dan PPG Prajabatan retaker sebanyak 2 orang” kata Erwin Setyo Kriswanto. Peserta yudisium yang diundang secara luring 700 orang dan secara daring 1388 orang. Sebaran peserta yudisium berasal dari 31 bidang studi pada 290 kabupaten/kota di 37 provinsi. Peserta terbanyak dari bidang studi PGSD sejumlah 341 orang, disusul bidang studi Pendidikan IPA 239 orang dan Pendidikan IPS 168 orang.
Rektor UNY Prof. Sumaryanto bersyukur diberi kesempatan bertemu dengan mahasiswa PPG dalam rangka tugas negara dan institusi untuk meyudisium mahasiswa program PPG yang dikoordinasikan oleh Direktorat PPK UNY. “Selamat dan sukses bagi peserta yudisium, selamat kembali untuk mengabdi di lembaganya” ungkap Rektor. Salah satu manfaat dalam perolehan sertifikat profesi ini adalah untuk meningkatkan raga dan benda sehingga para peserta yudisium harus menguasai beberapa hal seperti ahli dalam bidangnya, punya tanggungjawab dunia dan akhirat serta punya jiwa korsa yang tinggi termasuk kesejawatan. Rektor juga menawarkan pada mahasiswa PPG untuk studi lanjut S2 atau S3 karena pendidikan merupakan investasi peradaban.
Salah satu peserta yudisium PPG Yulce Yohana Kadam merasa gembira dapat menyelesaikan PPG dan berharap sertifikat yang didapatkannya dapat untuk meningkatkan kompetensinya sebagai guru. “Saya juga ingin studi lanjut ke jenjang S2” kata guru SD Inpres 07 Kampung Ambon, Manokwari, Papua Barat tersebut. Sedangkan Ahmad Setiadi guru Bahasa Inggris di SMP 1 Pondok Salam, Purwakarta, Jawa Barat bercita-cita untuk membelikan media pembelajaran bagi siswa di sekolahnya seperti kamus Bahasa Inggris atau proyektor. “Kami belikan proyektor agar siswa kami mudah belajar, karena di sekolah kami hanya ada sedikit dan dipakai bergantian” tuturnya.