Workshop Pengembangan UNY DiSign

Dr. Hermanto memberi paparan

Banyak diantara kita kaum dengar yang menganggap bahwa tunarungu lebih ringan daripada tunanetra. Ini adalah persepsi yang salah bagi penyandang tunarungu. Bahasa isyarat merupakan salah satu bahasa yang digunakan oleh kaum tunarungu untuk berkomunikasi. Hal ini disampaikan dosen FIPP UNY Dr. Hermanto dalam workshop pengembangan UNY DiSign di Sleman, Jumat (4/8).  Menurutnya komunitas tunarungu menggunakan Bahasa isyarat karena keterbatasan pendengaran dan aksesibilitas. “Selain itu juga pengembangan bahasa dan keterbatasan teknologi” katanya. Prinsip komunikasi dengan tunarungu yang perlu diperhatikan adalah keterarahan wajah, suara, lafal yang jelas dan pilihan kata yang mudah dipahami dan menghindari yang abstrak.

Mahasiswa UNY penyandang tunarungu, Onten Purbasari memaparkan kebutuhan mahasiswa tunarungu di UNY salah satunya adalah pendampingan dalam kegiatan akademik dan non akademik seperti pendamping saat mengikuti seminar, pembelajaran mikro atau sidang. Untuk itu perguruan tinggi harus menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang memadai. “Seringkali terjadi miskomunikasi dengan dosen karena kami tidak memahami materi kuliah karena ketertinggalan bahasa” ujarnya. Diinformasikan bahwa beberapa mahasiswa penyandang disabilitas tidak mengetahui adanya Unit Layanan Disabilitas. Mahasiswa FBSB tersebut menyarankan untuk menyediakan layanan Bahasa Isyarat bagi mahasiswa tuli dalam acara penting, juga forum diskusi untuk membahas ha-hal yang penting di Universitas.

Kegiatan yang digelar dalam rangka pengembangan inovasi pembelajaran untuk mahasiswa disabilitas ini diikuti oleh pimpinan, tim pengembang dan perwakilan dari unit layanan yang ada di UNY. Dalam kesempatan ini juga dihadirkan tujuh mahasiswa tunarungu dari beberapa fakultas di UNY. Muara dari workshop ini adalah pengembangan kamus digital bahasa isyarat praktis bagi civitas akademika UNY. Kegiatan ini diinisiasi oleh Pusat Disabilitas UNY untuk meningkatkan inklusivitas di lingkungan kampus. 

Penulis: Dedy

Editor: Sudaryono

Kategori Humas
MBKM