Sejumlah dosen UNY menyelenggarakan Workshop Model Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Diferensiasi bagi SMK di DIY. Para dosen itu adalah Prof. Dr. Margana, Dr. Nunik Sugesti dan Eko Prasetyo Nugroho Saputro, M.Hum dibantu mahasiswa Desiderius Carmenico Ardi Saputra, Victoria Abigail Prabowo, Rohmat Wibowo, Adriani Yulia Purwaningrum serta Burhanuddin Noor. Workshop digelar belum lama ini di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY.
Menurut Margana model pembelajaran yang berkembang selama ini sudah menitikberatkan pada peningkatan keahlian peserta didik dalam berbahasa Inggris, seperti project based-learning, problem based-learning, dan discovery-learning. Namun demikian, kebanyakan model pembelajaran tersebut cenderung fokus hanya pada salah satu jenis intelegensi saja. Sementara, beragam tipe inteligensi peserta didik sebaiknya dapat dipertimbangan dengan baik sehingga proses pembelajaran dapat memaksimalkan potensi peserta didik. “Oleh karena itu, model pembelajaran bahasa Inggris berbasis diferensiasi diyakini memfasilitasi keberagaman peserta didik dengan menggunakan bantuan teknologi” kata Margana. Model pembelajaran ini diharapkan dapat memberi pilihan peserta didik untuk mengembangkan tahap-tahap pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik yang beragam dengan menggunakan online platform yang tersedia sehingga, metode pembelajaran ini dapat membantu pendidik untuk mengarahkan peserta didiknya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Nunik Sugesti memaparkan dalam pembelajaran bahasa Inggris di SMK para guru masih mengalami kebingunan dalam merancang pembelajaran bahasa Inggris berbasis diferensiasi. “Kurangnya pemahaman model pembelajaran yang dimiliki oleh para guru bahasa Inggris sebagai salah satu faktor rendahnya kemampuan bahasa Inggris peserta didik SMK” ujarnya. Hal ini menjadi permasalahan utama yang perlu dikaji dan dicari solusi pemecahan masalah yang dihadapi oleh para peserta didik SMK yang berdampak pada menurunnya motivasi belajar mereka dan kurangnya partisipasi dalam pembelajaran bahasa Inggris di SMK yang lambat laun berdampak pada kurangnya minat belajar peserta didik. Oleh karena itu, permasalahan tersebut harus segera diatasi agar para peserta didik SMK memiliki kemampuan bahasa Inggris yang tinggi dan memiliki kemandirian dalam belajar bahasa Inggris yang merupakan esensi dalam penguasaan bahasa Inggris.
Eko Prasetyo Nugroho Saputro menegaskan workshop peningkatan kompetensi pedagogik guru bahasa Inggris SMK di DIY ini menghadirkan tiga narasumber yaitu Prof. Dr. Margana, M.Hum., M.A., Dr. Rozanah Katrina Herda, M.Pd., dan Dr. Adriani Yulia Purwaningrum, M.Pd. Ketiga narasumber memberikan paparan terkait pembelajaran berdiferensiasi dengan ragam materi berupa konsep dasar, implementasi/praktik baik, dan pengenalan model kekinian bernama PIECER. “Berdasarkan hasil pengamatan tim pengabdi dan respon dari para peserta pada saat workshop dilaksanakan sampai pada tahap evaluasinya, dapat disimpulkan bahwa kegiatan berjalan dengan lancar” ucapnya. Harapannya guru partisipan tidak hanya mengetahui konsep pembelajaran berdiferensiasi, akan tetapi mengimplementasikannya dalam konteks kelas bahasa Inggris. Hal ini akan memberikan dampak yang nyata bagi perkembangan belajar peserta didik yang memang membutuhkan nuansa pembelajaran yang dapat mengakomodasi minat dan bakat secara personal. Urgensi pembelajaran berdiferensiasi saat ini beririsan dengan kurikulum yang digunakan oleh kebanyakan sekolah menengah kejuruan, dimana para profesional muda diciptakan dengan kemahiran menuju kompetensi global. Di samping itu, workshop ini sebaiknya dilaksanakan secara berkelanjutan, agar terus terbentuk guru dengan kemampuan pedagogik yang kian hari kian meningkat.