UNY Kukuhkan Empat Guru Besar Baru

Para guru besar baru UNY

Empat guru besar baru Universitas Negeri Yogyakarta dikukuhkan pada Sabtu (20/7) di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY. Guru besar yang dikukuhkan berasal dari empat fakultas yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi, Fakultas Bahasa Seni dan Budaya, Fakultas Ilmu Sosial Hukum dan Ilmu Politik serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 300 orang dosen, tendik dan tamu dari para guru besar yang dikukuhkan.

Rektor UNY Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes, AIFO mengatakan upacara pengukuhan Guru Besar ini merupakan salah satu tradisi untuk memberikan apresiasi dan penghargaan kepada para dosen yang telah berjuang untuk mendapatkan jabatan akademik tertinggi. Selain itu, upacara pengukuhan ini juga merupakan wadah akademis bagi para guru besar untuk mengemukakan ide, gagasan, dan informasi terkini yang terkait dengan bidang keilmuan/keahlian yang dimiliki. “Saat ini usulan ke guru besar yang eligible per akhir Juni ada 25 orang dari yang existing 48 orang. Lolos pada etape pertama ini 22 orang dan ada tambahan 3 orang lagi” ungkap Rektor. Mengutip pernyataan Rektor Senior UNY Prof. Suyanto, bagi dosen apabila tidak bercita-cita menjadi guru besar maka lempar handuk saja. Rektor mengucapkan selamat dan sukses pada para guru besar yang baru dikukuhkan dan berharap dapat diikuti oleh para dosen lainnya.

Prof. Dr. Supardi, S.Pd., M.Pd. dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Kajian Kurikulum Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Sosial Hukum dan Ilmu Politik. Prof. Dr. Puji Yanti Fauziah, S.Pd., M.Pd. dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi. Sedangkan Prof. Ashadi, S.Pd., M. Hum., Ed.D. dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Pembelajaran Bahasa Inggris pada Fakultas Bahasa Seni dan Budaya dan Prof. Dr. Siswanto, M.Pd. dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pembelajaran Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Prof. Supardi memaparkan transformasi kurikulum IPS merupakan langkah penting untuk menghadapi tantangan era digital dan global. “Dengan mengadopsi paradigma pendidikan yang berpusat pada siswa, memperbarui konsep, isi, dan metode pengajaran, serta mengembangkan metode evaluasi yang autentik, pendidikan IPS dapat menjadi lebih relevan dan responsif terhadap kebutuhan zaman” paparnya. Transformasi ini akan membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan kreatif, serta mempersiapkan mereka untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat global yang kompleks. Melalui inovasi, kurikulum IPS yang diperbarui akan memastikan bahwa siswa tidak hanya memahami dinamika sosial, ekonomi, dan politik, tetapi juga mampu menghadapi dan memecahkan masalah nyata di dunia yang terus berubah. Untuk mencapai transformasi kurikulum Pendidikan IPS, diperlukan ikhtiar bersama. Sudah waktunya seluruh stakeholder berpadu untuk membuat ketetapan yang lebih terstruktur dan futuristik serta fleksibel. Transformasi kurikulum Pendidikan IPS di era global dan digital, tetap berpegang pada nilainilai humanis-religius yang menjadi nilai-nilai dasar masyarakat Indonesia.

Prof. Puji Yanti Fauziah dalam paparannya mengatakan tantangan di era abad 21 yaitu perkembangan teknologi yang membuat dunia seolah mengecil, anak-anak generasi alpha yang lebih banyak terpapar gawai, ekonomi global diperlukan SDM yang kreatif, SDM kreatif dibentuk dan distimulasi sejak dini melalui PAUD nonformal berbasis masyarakat yang banyak memberikan kesempatan pada anak untuk belajar untuk menjadi generasi kreatif. “Proses pembelajaran untuk mengasah keterampilan tersebut didukung oleh adanya potensi alam yang dapat digunakan anak belajar, sehingga rekomendasi untuk program Satu Desa Satu PAUD dapat menggunakan Alam sebagai media dan sumber belajar utama” katanya. Selain itu partisipasi keluarga dan masyarakat yang tinggi juga mendorong peningkatan kualitas kelembagaan PAUD Nonformal berbasis masyarakat.

Prof. Ashadi menegaskan pentingnya penerapan principled translaguaging pedagogy dalam berbagai aspek pendidikan bahasa Inggris di Indonesia. Dalam pengembangan kurikulum Bahasa Inggris di sekolah, principled translaguaging pedagogy menawarkan pendekatan yang lebih inklusif dan relevan dengan kebutuhan siswa di era global ini. “Dengan memanfaatkan kemampuan multilingual siswa, kita dapat menciptakan kurikulum yang tidak hanya fokus pada penguasaan Bahasa Inggris, tetapi juga memperkuat kemampuan berpikir kritis dan penghargaan atas identitas mereka” ujarnya. Kedua hal tersebut memungkinkan siswa untuk memahami konsep yang kompleks dengan lebih baik, meningkatkan partisipasi mereka dalam kelas, dan pada akhirnya, menghasilkan peningkatan hasil belajar.

Sedangkan Prof. Siswanto menggarisbawahi bahwa pendidikan karakter dapat dikolaborasikan untuk melaksanakan pendidikan anti korupsi sebagai bagian pengembangan karakter generasi muda. Implementasi kebijakan ini adalah mengintegrasikan nilai-nilai Anti Korupsi dalam pembelajaran. Pembelajaran Akuntansi di SMK sebagai salah satu kegiatan pembelajaran diharapkan dapat dijadikan sarana untuk mengembangan nilai-nilai anti korupsi. Pembelajaran akuntansi bukan pendidikan bebas nilai, melainkan pendidikan yang harus mendasarkan pada pendidikan karakter/moral siswa dengan mengintegrasikan nilai-nilai luhur dalam setiap aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan. Keberhasilan Integrasi Nilai-nilai Anti Korupsi dalam Pembelajaran Akuntansi ditentukan oleh Kualitas Rencana Pembelajaran, Kompetensi Guru, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kultur Sekolah.

Penulis
Dedy
Editor
Sudaryono
Kategori Humas
IKU 5. Hasil Kerja Dosen Digunakan oleh Masyarakat