UNY Bangun SPAH untuk Konservasi Air Hujan

Pembuatan SPAH

Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dengan membangun Sistem Peresapan Air Hujan (SPAH) sebagai langkah strategis dalam konservasi air. Proyek ini dirancang untuk mengoptimalkan pengelolaan air hujan yang selama ini kurang dimanfaatkan, sekaligus mendukung upaya pelestarian lingkungan dan keberlanjutan sumber daya air.

Wakil Rektor Bidang Umum dan Sumberdaya UNY, Prof. Edi Purwanta mengungkapkan bahwa pembangunan SPAH sejalan dengan visi kampus sebagai institusi berbasis ekologi. "Melalui SPAH, kami ingin menjadikan air hujan sebagai aset yang bernilai, bukan sekadar air yang terbuang. Sistem ini bertujuan untuk mengurangi risiko genangan air, sekaligus memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan non-potable, seperti irigasi taman kampus dan sanitasi," ujarnya, Kamis (21/11).

SPAH ini didesain untuk menampung ribuan liter air hujan yang dikumpulkan dari atap gedung-gedung kampus. Air yang ditampung akan melalui proses penyaringan agar dapat digunakan kembali secara aman. Dalam jangka panjang, sistem ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada air tanah, mendukung pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan, dan menjadi model konservasi air yang dapat diterapkan di masyarakat.

Proyek ini melibatkan kolaborasi antara dosen, mahasiswa, dan staf teknis kampus. Mahasiswa dari jurusan teknik sipil, lingkungan, dan geografi diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam perancangan dan implementasi SPAH, memberikan pengalaman nyata dalam pengelolaan lingkungan berbasis teknologi.

Menurut Staf Bagian Rumahtangga UNY Yarso Nurbowo, S.Pd.T, SPAH juga berfungsi sebagai alat edukasi. "Kami ingin menjadikan ini sebagai laboratorium hidup, di mana mahasiswa dapat belajar bagaimana teknologi sederhana dapat memberikan dampak besar bagi pelestarian lingkungan," jelasnya. Rencana pembuatan SPAH ini di FBSB 4 buah, FIKK 4 buah, FISHIPOL 4 buah, FMIPA 3 buah, FIPP 3 buah, FT 3 buah, FEB 4 buah, SPS, Rektorat, Auditorium dan FK masing-masing 2 buah. Sementara Rumah Dinas Rektor dan Perpustakaan masing-masing 1 buah. Langkah ini juga menjadi bagian dari komitmen UNY terhadap program Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada poin 6, yaitu memastikan ketersediaan dan pengelolaan air yang berkelanjutan untuk semua. Selain manfaat ekologis, keberadaan SPAH diharapkan dapat meningkatkan kesadaran sivitas akademika dan masyarakat sekitar mengenai pentingnya menjaga sumber daya air, terutama di tengah isu perubahan iklim dan krisis air global.

Melalui pembangunan SPAH, UNY membuktikan bahwa institusi pendidikan tinggi dapat berperan aktif dalam menciptakan solusi praktis dan berkelanjutan untuk menghadapi tantangan lingkungan. Kampus ini berencana mengembangkan lebih banyak sistem serupa di berbagai titik dan terus mengedukasi generasi muda untuk menjadi agen perubahan dalam konservasi lingkungan.

Penulis
Dedy
Editor
Sudaryono
Kategori Humas
IKU