TANTANGAN PENDIKAN KRISTEN- KATOLIK DI YOGYAKARTA

1
min read
A- A+
read

TANTANGAN PENDIKAN KRISTEN- KATOLIK DI YOGYAKARTA

Ikatan Alumni Universitas Negeri Yogyakarta (IKA UNY) pada Jumat (13/10) mengadakan seminar masih dalam rangka Karangmalang Education Forum (KEF) yang ke- 17 dengan tajuk “Pendidikan Kristen- Katolik di Yogyakarta”. Seminar yang diadakan secara daring ini ini dihadiri oleh Prof. Suyanto, Ph.D (Ketua DPP IKA) Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes (Rektor UNY) dan jajaran pimpinan UNY lainya serta anggota IKA UNY yang tersebar di penjuru tanah air. Hadir sebagai narasumber Romo Patrisius Mutiara Andalas (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta) dan Nani Minarni (Universitas Kristen Duta Wacana) dengan moderator Dr. Rhoma Dwi Aria (dosen FIS).

Romo Patrisius Mutiara Andalas ketika menyampaikan paparanya mengatakan bahwa salah satu ciri khas sekolah Kristen- Katolik di Yogyakarta adalah tujuan mulianya yaitu ingin membangun manusia seutuhnya. Dalam mencapai tujuan mulia itu tidak sedikit rintangan yang harus dihadapi salah satunya adalah Kanisius sebagai Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah dalam 40 tahun terakhir jumlahnya berkurang hingga tinggal tersisa 7 sekolah. Menurut Romo andalas hal tersebut disebabkan oleh berbagai hal antara lain terlalu menjaga tradisi serta ketakutan menghadapi perubahan. Menyadari hal tersebut, maka masyarakat Kristen- Katolik di Yogyakarta melakukan banyak silaturahmi lintas agama dan sering melakukan dialog yang bersifat informal. “Sejauh ini pendidikan Kristen- Katolik masih menempuh ‘jalan sunyi’” tambah Romo Andalas. Untuk kedepanya diharapkan pola pendidikan Kristen- Katolik di Yogyakarta bisa merubah metode dan lebih informatif serta merubah cara mendidik serta mampu bertahan, berselancar di dunia yang serba baru.

Narasumber lainya, yaitu Nani Minarni mengatakan bahwa pendidikan Kristen- Katolik di Yogyakarta harus lebih banyak menunjukkan peranya dalam masyarakat, mengambil tanggung jawab serta mampu menjawab tantangan jaman. Bopkri sendiri sudah banyak melakukan kegiatan atau agenda untuk menunjukkan peranya. “Untuk Bopkri sendiri selain sekolah dasar dan menengah terdapat juga laboratorium spriritualitas, kegiatan kerohanian yang rutin dan retreat lintas agama, serta bebgai macam ekstrakurikuler”, ujar Nani Minarni. Nani Minarni juga menambahkan, bahwa visi paling mulia dari BOPKRI yaitu mendukung pancasila da keutuhan NKRI. (Khairani Faizah)