Teknik ecoprint digunakan untuk menghias permukaan kain dengan berbagai macam bentuk dan warna yang dihasilkan dari bahan alam yang ada di lingkungan sekitar. Proses ecoprint merupakan sesuatu yang unik karena melalui pengukusan untuk memunculkan bentuk daun dan tumbuhan dari warna alam. Motif yang tercipta dari bahan print yang berasal dari alam menunjukkan bentuk dan tekstur yang sangat mirip dengan aslinya dengan hasil warna sesuai dengan kandungan bahan alam itu sendiri. Teknik pewarnaan yang mudah dan ramah lingkungan semakin menambah daya tarik pewarnaan ecoprint, ditambah lagi dengan sifat warnanya yang natural dan lembut. Demikian dikatakan mahasiswa UNY Rohmah Hasanatun Robbani pada pelatihan pembuatan syal stylish morif ecoprint di Bajang Wijirejo Pandak Bantul. Dikatakannya bahwa untuk membuat syal diperlukan kain yang jatuh, oleh karena itu digunakanlah jenis kain santung yang mirip sutera namun harganya jauh lebih terjangkau. Menurut mahasiswa program studi pendidikan tata busana Fakultas Teknik tersebut tujuan pelatihan ini adalah meningkatkan minat dan bakat ketrampilan peserta dalam memanfaatkan bahan yang ada di sekitar untuk mendapat income. “Juga untuk memberdayakan peserta dengan meningkatkan jiwa kewirausahaan” katanya, Kamis (30/6). Menurutnya pelatihan ini bermanfaat bagi peserta karena mendapatkan edukasi berpenampilan stylish dengan produk handmade berbahan minimalis sekaligus menggali minat serta bakat kerampilan dengan memanfaatkan bahan yang ada di sekitar.
Warga Banguntapan Bantul tersebut memaparkan, alat dan bahan yang diperlukan adalah kain santung, trash bag, berbagai macam daun seperti daun kenikir, daun jati atau daun kersen. Juga diperlukan sodium asetat, bahan pewarna alam berupa kayu secang, air, ember, tali rafia, panci pengukus dan kompor. Serta bahan pengunci warna yaitu tawas dan tunjung. Gadis yang akrab dipanggil Ratu itu mengatakan bahwa kain yang digunakan perlu ditreatment lebih dahulu agar dapat menerima zat warna dengan baik melalui proses mordanting serta pewarnaan alami dengan secang.
Cara membuat ecoprintnya, pertama bentangkan kain yang sudah ditreatment di atas trash bag. Tempelkan dedaunan dengan membentuk pola pada kain dan diusahakan daun tidak keluar dari kain. Kemudian tutup kain yang telah diberi dedaunan dengan trash bag sehingga semua permukaan kain tidak terlihat, lalu gulung kainnya. Upayakan permukaan kain rata dan ditarik agar kencang sehingga pencetakan dedaunan akan utuh sempurna. Gulungan kain lalu diikat dengan rafia kemudian masukkan panci untuk dikukus selama 2 jam. Setelah dikeringkan maka kain difiksasi dengan merendamnya pada air tawas atau air tunjung dengan perbandingan 1 liter air hangat dengan 14 gram bahan pengunci. Bilas dan keringkan. Setelah kering kain bisa digunakan sebagai syal yang gaul dengan bahan ekonomis.
Kegiatan dilakukan sebagai salah satu program kerja mahasiswa KKN UNY di dusun Bajang dan diikuti oleh warga. Kegiatan ini sangat memberikan dampak positif dan banyak manfaat terutama bagi warga Dusun Bajang. Peserta mampu memahami minat dan bakat keterampilannya dalam memanfaatkan bahan yang ada di sekitar. Salah satu peserta pelatihan Juleha merasa senang dengan pelatihan ini karena sangat bermanfaat bagi ibu-ibu yang ingin menghasilkan uang dengan tidak meninggalkan rumah mereka. Sedangkan Suratinah mengapresiasi pelatihan ini sebagai salah satu cara melestarikan warisan budaya. Hal ini merupakan salah satu upaya UNY dalam sustainable development goals pada bidang pendidikan dan pembangunan ekonomi. (Dedy)