Songsong Perkuliahan Luring, UNY Gelar Studium Generale

2
min read
A- A+
read

Duta Besar Kazakhstan

Saat ini dunia memasuki tahap penggabungan teknologi industri dengan teknologi digital yang ditandai oleh kecepatan produksi, transaksi, dan distribusi. Usia produktif generasi milenial merupakan SDM yang secara mudah menguasai teknologi digital seperti website dan media sosial. Oleh karenanya, jumlah usia produktif milenial Indonesia menjadi potensi besar manjawab tantangan dalam mencapai Indonesia Maju. Bonus demografi akan dicapai pada tahun 2030 akan dimanfaatkan untuk melakukan pengembangan SDM yang sebesar-besarnya. Berdasar potensi inilah, Presiden Joko Widodo menempatkan Peningkatan SDM berkualitas dan berdaya saing dalam 7 Agenda RPJMN 2020-2024. Kebijakan pembangunan diarahkan agar SDM produktif menguasai revolusi 4,0 baik dalam kebijakan pendidikan, perekonomian, komunikasi dan informasi, dan lain-lain. Kuncinya adalah langkah perbaikan berupa reformasi pendidikan dan pelatihan vokasi yang dilakukan terpadu dan terintegrasi. Hal ini disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Kazakhstan dan Tajikistan Dr. Mochamad Fadjroel Rachman dalam studium generale bagi dosen UNY, Rabu (24/8). Pria kelahiran Banjarmasin 17 Januari 1964 itu memaparkan tujuan internasionalisasi pendidikan tinggi diantaranya adalah diplomasi politik, ekonomi dan budaya. “Diplomasi politik memperlihatkan kemajuan suatu negara dan mempromosikan ideologi, diplomasi ekonomi merupakan keuntungan finansial dari mahasiswa internasional” kata Fadjroel Rachman. Sedangkan diplomasi budaya meliputi peningkatan mutu pendidikan, mutu SDM, promosi budaya, promosi pariwisata dan adanya saling pemahaman. Menurutnya syarat unggul dalam internasionalisasi pendidikan adalah SDM, jaringan (peran KBRI), teknologi, kurikulum, akreditasi dan penjaminan mutu. Kolaborasi sebagaimana budaya Indonesia ‘Gotongroyong’ yang dijalin adalah sinergi antara pemerintah, akademisi, media, komunitas dan dunia usaha. Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia tersebut mengatakan kerjasama pendidikan RI dengan Kazakhstan & Tajikistan diantaranya pemberian beasiswa degree dan non-degree, pertukaran mahasiswa, pertukaran staf pengajar, peningkatan kapasitas staf universitas, pertukaran informasi antara lain koleksi perpustakaan atau publikasi riset, joint research and supervision serta program magang mahasiswa. Implementasi Kerjasama KBRI dengan UNY meliputi dosen/ mahasiswa magang untuk promosi budaya pencak silat indonesia, mahasiswa magang di KBRI Nur-Sultan, promosi UNY kepada mahasiswa Kazakhstan dan Tajikistan serta memfasilitasi kerjasama antar universitas dan lembaga pendidikan lainnya di Kazakhstan dan Tajikistan.

Dalam kesempatan yang sama, Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Prof. Tjitjik Srie Tjahjandarie mengatakan dosen merupakan salah satu unsur vital yang ada di perguruan tinggi karena dosen sebagai suatu agent yang dapat menyelenggarakan tugas pokok perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Di sisi lain tujuan perguruan tinggi adalah menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif, hal ini tidak bisa terhindarkan dari tantangan global dan pembangunan berkelanjutan yang ada. “PTNBH adalah perguruan tinggi yang memiliki kualitas diatas rerata perguruan tinggi lainnya, oleh karena itu dosen UNY harus meningkat kualitasnya pula” kata Tjitjik. Dampak dari revolusi industry 4.0 peluang kerja berubah drastis karena 23 juta pekerjaan akan digantikan oleh automation hingga 2030 di Indonesia dan terdapat peluang 27–46 juta pekerjaan baru dapat lahir, dimana 10 juta diantaranya belum pernah ada. Untuk itu perlu disiapkan kompetensi baru yaitu adaptif, pembelajar yang gesit, mandiri, wirausahawan, pemecah masalah yang kompleks, literasi digital, multidisipliner dan kewarganegaraan global. Tjitjik juga menyampaikan bahwa saat ini ada missing link antara dunia Pendidikan dan dunia usaha dan industry karena Kompetensi yang Diajarkan di Perguruan Tinggi berbeda dengan Kebutuhan dan Kemajuan Dunia Kerja. Oleh karenanya perlu melibatkan dunia industry dalam penyusunan kurikulumnya. Kurikulum pendidikan harus memperkuat kemampuan pelajar untuk mengakses dan berkontribusi terhadap pengetahuan bersama yang merupakan warisan peradaban manusia dan secara berkesinambungan harus memperluas beragam cara belajar dan memahami. Guru Besar Universitas Airlangga tersebut menyatakan dosen di era new normal akan bersaing dengan dosen-dosen luar kampus, oleh karena itu dosen masa kini haruslah adaptif terhadap teknologi pembelajaran terkini, memperkuat pembelajaran kolaboratif, pengalaman sabbatical leave untuk berkolaborasi dengan dunia usaha dunia industri, post-doc, dan sebagainya. “Juga memperteguh jatidiri dosen LPTK, memperkuat riset kolaboratif dan fasilitasi MBKM mahasiswa” tutupnya.

Studium generale ini digelar bagi 1232 dosen dan dilaksanakan di Auditorium UNY. Dibuka oleh Rektor UNY Prof, Sumaryanto yang mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mengawali perkuliahan semester ganjil yang akan dimulai pada 29 Agustus 2022. “Studium generale ini mengambil tema menuju insan kampus PTN BH yang unggul, kreatif, dan inovatif berkelanjutan” kata Sumaryanto. Tema ini seirama dengan langkah yang ditempuh UNY dalam mengubah status dari PTN BLU menjadi PTN BH. (Dedy)