Soft Skills: Segera Beradaptasi dengan Lingkungan Perguruan Tinggi

1
min read
A- A+
read

“Pertama kali kita bertemu setelah berjuang melaksanakan SNBT, baru kali pertama bertemu untuk melaksanakan kegiatan soft skills yang mana akhir-akhir ini diarahkan sebutannya human skills, karena kalau soft skills, harus ada hard skills. Human skills dimana Saudara belajar, bagaimana kampus ini memfasilitasi adik-adik bisa berempati bersimpati dengan orang lain, bekerja keras tetapi tidak dilupakan juga untuk bekerjasama dalam kebaikan,” Rektor UNY, Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes., AIFO mengawali sambutannya.

Lebih lanjut Rektor mengatakan, “Selamat datang di kampus yang kita cintai bersama, ayo adik-adik di lingkungan Perguruan Tinggi harus sudah dapat beradaptasi, karena lingkungan perguruan tinggi berbeda dengan di pendidikan menengah bahkan pendidikan dasar. Dosen berbeda dengan guru, tendik berbeda dengan karyawan saat di sekolah. Bahkan lingkungan pembelajarannya pun berbeda.”

Rektor berharap peserta pelatihan memanfaatkan momentum diterima di UNY dengan semaksimal mungkin, supaya nanti dapat lulus cepat waktu, dengan IPK tinggi, masa tunggu yang rendah baik dengan cara studi lanjut maupun bekerja. “Pendaftar di UNY pada setiap tahunnya berkisar antara 180.000-an pendaftar, yang diterima 12.500 sampai 13.000 mahasiswa, maka adik-adik wajib bersyukur di terima di UNY. Dan pergunakan momentum ini sebaik mungkin, dengan cara cepat lulusnya, IPK-nya tinggi. Masa tunggunya rendah, baik dengan melanjutkan studi lanjut ke jenjang yang lebih tinggi (S2, S3), atau bekerja sesuai dengan salary-nya sesuai ijazahnya. Minimal sesuai UMR,” kata Rektor.

Pelatihan soft skills hari ini, Selasa (18/7) bertempat di Auditorium UNY diikuti oleh 1.037 mahasiswa, dari Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP), Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya (FBSB), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Vokasi (FV), yang lolos menjadi mahasiswa UNY Tahun Ajaran 2023/2024 melalui jalur SNBT.

Sekretaris Direktorat Akademik dan Kemahasiswaan, Kristiyono, S.H., M.H. saat ditemui di sela-sela pelaksanaan soft skills mengatakan bahwa pengembangan kemahasiswaan adalah suatu upaya yang dilakukan dengan penuh kesadaran, berencana, teratur, terarah, dan bertanggung jawab untuk mengembangkan sikap, kepribadian, pengetahuan, dan keterampilan mahasiswa dalam mendukung kegiatan kurikuler untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

“Salah satu bentuk upaya atau pengembangan tersebut adalah pemberian bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam penanaman soft skills. Soft skills sering kali merujuk pada kecerdasan emosional, kemampuan berinteraksi dengan orang lain, dan kemampuan mengelola diri. Tidak sedikit yang menduga ini adalah ciri kepribadian yang didapat dari lahir. Padahal tidaklah demikian, kemampuan ini adalah kemampuan yang juga bisa dilatih seperti halnya hard skills. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah hanya mengajarkan 10% keterampilan soft skills dan sisanya mengajarkan tentang hard skills,” kata Kristiyono.

Secara panjang lebar, Kristiyono mengurai bahwa soft skills dibagi dalam dua kategori: intrapersonal dan interpersonal skills. Intrapersonal skills mencakup: self awareness (self confident, self assessment, trait & preference, emotional awareness) dan self skills (improvement, self control, trust worthiness, time/source management, proactivity, conscience). Adapun interpersonal skills mencakup social awareness (political awareness, developing others, leveraging diversity, service orientation, empathy) dan social skills (leadership, influence, communication, conflict management, cooperation, team work, synergy). Dengan mahasiswa yang jumlahnya banyak, maka tidak memungkinkan adanya tatap muka secara langsung dalam jumlah besar maka pelaksanaan pembinaan soft skills untuk tahun 2023 dilaksanakan secara daring, melalui besmart.uny.ac.id. 

“Mahasiswa UNY akan dibekali dengan semua kemampuan dalam setiap tahap dengan tujuan untuk menghasilkan insan takwa, mandiri, dan cendekia,” pungkas Kristiyono.
 

Penulis: Sudaryono
Editor: Prasetyo Noviriyanto

MBKM
IKU
IKU 7. Kelas yang Kolaboratif dan Partisipatif