PENGUKUHAN GURU BESAR BIDANG ILMU PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN

1
min read
A- A+
read

Prof. Dr. Dadan Rosana, M.Si

Berawal dari percakapan ringan dengan petani di Bantul pada saat kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat pada tahun 2011, yang menyampaikan fakta menarik tentang meningkatnya produksi tanaman bila pada musim tanam itu banyak terdengar bunyi garengpung, maka menginspirasi Prof. Dr. Dadan Rosana, M.Si untuk menyampaikan orasi ilmiah berjudul Pembelajaran STEAM Terintegrasi Etnosains Musik Gamelan dan AOGS dalam Pengembangan HOTS Menuju SDGs Bidang Pendidikan.

Prof. Dr. Dadan Rosana, M.Si, dikukuhkan sebagai Guru Besar UNY ke-166 dari Program Studi Pendidikan IPA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Auditorium UNY (21/11). Dengan demikian, maka jumlah total guru besar yang sudah dimiliki UNY sebanyak 166 orang.

Menurut Dadan, tujuan dari penerapan STEAM terintegrasi etnosain dalam desain pembelajaran IPA, khususnya pada matakuliah Biofisika, adalah untuk mengembangkan High Order Thinking Skills (HOTS). Adapun prinsip kerja AOGS pada dasarnya adalah memanfaatkan frekuensi audio pada frekuensi dan intensitas tertentu (dimodifikasi menggunakan sounforge), baik bunyi binatang alamiah seperti yang telah dikembangkan selama ini (garengpung, jangkrik, dan lainnnya) ataupun bunyi gamelan untuk membuka stomata sehingga tanaman menjadi rakus karena dapat menyerap nutrisi lebih banyak. “ Dari paparan ini semoga bisa terlihat bagaimana pentingnya memadukan antara sains, teknologi, enginerring, seni/budaya, dan matematika dalam upaya mempersiapkan peserta didik agar dapat mengambangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, sehingga dapat bersaing di masa depan,”jelas pria yang bermukim di Purwomartani tersebut.

Lanjutnya, fokus pada pengembangan desain STEAM terintegrasi ethnosains ini adalah pada upaya mendorong peserta didik menciptakan yaitu bahan kajian baru atau produk ilmiah di akhir dan proses pembelajaran sains (best practice penerapan music gamelan dan AOGS dalam kajian gelombang bunyi). Proses pembelajaran lebih penting dibanding produk akhir karena di dalam prosesnya terdapat aspek eksplorasi, pemikiran kreatif, desain teknik, ekspresi kreatif, evaluasi, dan desain ulang.

Adapun beberapa manfaat yang dapat langsung terlihat dari model pembelajaran STEAM terintegrasi etnosains yang terus dikembangkan sampai saat ini adalah 1) adanya dampak langsung dari pembelajaran terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat petani; 2) ada contoh nyata (best practice) memadukan antar komponen STEAM dalam pembelajaran; 3) adanya tahapan yang nyata dalam mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi sebagai suatu upaya menuju tercapainya SDGs 2030.

Mengakhiri orasi, Pria kelahiran Ciamis, 51 tahun silam tersebut, berharap agar kontribusi kecilnya dapat menjadi model best practice bagaimana menerapkan STEAM dalam pembelajaran sains. “Paling tidak, aktivitas dan pemikiran ini sejalan dengan kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang akan segera menerapakan Asesmen Kompetensi Minimal (AKM), yang berisi literasi dan numerasi, AKM ini menuntut keterampilan berpikir tingkat tinggi, dan semoga apa yang sudah dilakukan ini dapat menjadi mozaik yang hilang berupa proses pembelajaran yang efektif sebagai pelengkap dari diberlakukannya sistem asesmen berupa AKM tersebut,”harap Dadan. (rew)