MSIB (Magang dan Studi Independen Bersertifikat) adalah program yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek) pada tahun 2020. Tujuan program ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman belajar di luar program studi mereka di kelas. Program MSIB menawarkan dua jenis program yaitu Magang Bersertifikat dan Studi Independen Bersertifikat. Program magang memungkinkan mahasiswa untuk magang di perusahaan, organisasi nirlaba, atau lembaga pemerintah selama 1-2 semester. Program studi independent bersertifikat memungkinkan mahasiswa untuk mengikuti pembelajaran di luar kampus selama 1-2 semester. Pembelajaran ini dapat berupa kursus online, proyek penelitian, atau kegiatan lainnya yang disetujui oleh perguruan tinggi.
Koordinator MSIB UNY Ir. Yosef Efendi, M.Pd mengatakan manfaat MSIB bagi mahasiswa diantaranya mendapat pengalaman kerja di industry atau organisasi mitra sekaligus mendapat golden ticket dengan direkrut langsung sebagai karyawan di perusahaan mitra. Yang tidak kalah penting adalah perolehan bimbingan dari mentor professional dan berpengalaman serta mendapat nilai dan pengakuan SKS selama mengikuti program. Pendaftar MSIB Batch 6 tahun 2024 meningkat pesat menjadi 2.071 mahasiswa dari 805 mahasiswa yang mendaftar tahun 2023. Sedangkan yang lolos sejumlah 553 mahasiswa yang meningkat dari tahun 2023 sejumlah 358 mahasiswa, yang terjun pada 131 organisasi mitra.
Salah satu peserta MSIB, Devita Ariyanti mengikuti magang di Kantor Pusat PT. Bluebird Tbk., Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Alumni SMKN 2 Depok Sleman tersebut mendapat posisi di bagian Customer Response Center (CRC) dengan job description berinteraksi dengan customer melalui telepon, chat, sosial media dan e-mail. Menurut Devita seorang CRC wajib mengetahui seluruh rangkaian yang berkaitan dengan customer, termasuk reservasi, komplain terkait pelayanan, barang tertinggal, dan masalah lainnya. Posisi ini bisa disebut juga sebagai penyidik, karena CRC harus bisa memecahkan masalah terkait komplain serta menemukan barang penumpang yang tertinggal.
Warga Blunyahrejo, Tegalrejo, Yogyakarta itu mengaku, sebagai seseorang yang introvert dan jarang berkomunikasi dengan banyak orang, posisi ini bisa dibilang cukup menantang baginya karena harus berkomunikasi dan berinteraksi dengan banyak orang setiap harinya termasuk dengan karyawan dan melayani customer. Saat masih melakukan observasi dan mengamati jobdesk yang harus dilakukan, Devita merasa hal tersebut cukup mudah. Namun saat terjun langsung dan mempraktikkan sendiri, ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Saat awal magang Devita sering merasa panik dan sangat berat untuk menerima telepon dari customer karena benar-benar menguras energi. Telepon dari customer yang masuk mengenai barang tertinggal, komplain terkait pelayanan, dan juga kecelakaan, merupakan menu sehari-hari. Terlebih lagi ia harus menghadapi berbagai macam karakter customer, yang terkadang saat telepon langsung marah, ada yang bicara dengan sangat cepat atau bahkan tidak jelas. Selain itu Devita juga harus bisa mengikuti kecepatan bicara mereka sambil mencatat mengenai keluhan atau barang yang tertinggal milik penumpang.
Devita merasa sangat senang dan beruntung bisa ikut MSIB dan mendapatkan kesempatan baik untuk terus menambah pengalaman serta mengasah kemampuan sekaligus mempersiapkan diri menuju ke dunia kerja yang sesungguhnya. Harapannya dengan semua kegiatan yang diikutinya pada Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Devita dapat lulus tepat waktu.