Universitas negeri Yogyakarta melaksanakan pembekalan dan pelepasan mahasiswa Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang terdiri dari program Kampus Mengajar (KM) dan Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) di Rektorat, Jumat (12/1). Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UNY Prof. Siswantoyo mengatakan bahwa para mahasiswa yang melakukan program ini adalah mahasiswa terpilih karena bisa cepat selesai kuliah. “Keypointnya, mahasiswa yang mengikuti Kampus Mengajar 7 dan Pertukaran Mahasiswa Merdeka 4 merupakan mahasiswa yang beruntung karena mempunyai banyak benefit” kata Siswantoyo. Hal itu diantaranya adalah pengalaman di lapangan yang tidak didapatkan mahasiswa yang hanya stay di kampus. Menurut Wakil Rektor kegiatan lapangan ini bukan hanya KM dan PMM namun juga ada Praktik Kependidikan yang bisa sampai di luar negeri seperti Malaysia, Eropa, Thailand, Singapore, Jeddah dan Mekah agar mahasiswa punya pengalaman internasional.
Staf Ahli Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Dr. Abdul Alim mengungkapkan tahun 2024 kegiatan MBKM diikuti oleh 99 mahasiswa PMM dan 897 mahasiswa KM. “Hal ini sesuai dengan Indeks Kinerja Utama (IKU) 2 yaitu mahasiswa mendapatkan pengalaman di luar kampus. Meliputi kegiatan magang kerja, riset, proyek desa, pertukaran pelajar, berwirausaha, dan juga lewat kegiatan mengajar” ucap Abdul Alim. Melalui IKU ini diharapkan pihak kampus memberi fasilitas lebih kepada mahasiswa untuk mengembangkan diri. Tidak hanya pasif di kelas namun melakukan kegiatan pembelajaran dengan model variatif, dan mampu memberi bekal keterampilan yang mumpuni.
Pada kesempatan ini pembekalan KM diisi oleh Dr. Banu Setyo Adi dan pembekalan PMM oleh Riko Septiantoko, M.Pd. Banu Setyo Adi menyampaikan bahwa Kampus Mengajar merupakan kanal pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar kampus selama satu semester guna melatih kemampuan menyelesaikan permasalahan yang kompleks dengan menjadi mitra guru untuk berinovasi dalam pembelajaran, pengembangan strategi, dan model pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan.
Sedangkan Riko Septiantoko menjelaskan bahwa Pertukaran Mahasiswa Merdeka adalah program pertukaran dengan universitas lain dari seluruh Indonesia yang bertujuan untuk memperkaya khazanah budaya. “Program PMM ini berbeda dengan program pertukaran pelajar konvensional karena mahasiswa yang terpilih dapat memilih universitas dan program studi yang mereka inginkan” ujar Riko. Untuk dapat mengikuti program PMM, mahasiswa harus memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti memiliki IPK yang tinggi, kemampuan berkomunikasi yang baik, serta memenuhi persyaratan administratif lainnya. Program PMM ini diharapkan dapat memberikan pengalaman berharga dan mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Jumlah peserta KM dan PMM UNY mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2022 UNY mengirimkan 11 mahasiswa PMM, sedangkan tahun 2023 dan 2024 UNY mengirim 69 dan 99 mahasiswa PMM. Untuk KM 4 UNY mengirim 40 mahasiswa, KM 5 terkirim 264 mahasiswa, KM 6 mengirim 220 mahasiswa dan KM 7 mengirimkan 897 mahasiswa.