Nasionalisme dan Pancasila adalah sebuah konsep filosofis yang menjadi konsep dasar dalam bela negara. Paham yang mengajarkan untuk mencintai bangsanya sendiri. Rasa nasionalisme yang tinggi adalah mencintai negaranya dengan memiliki wawasan kebangsaan serta kesadaran untuk membangun tanah Indonesia, mengutamakan kepentingan bangsa dan negara serta meyakini kebenaran falsafah Pancasila dan UUD 1945 sebagai satu-satunya pedoman negara. Hal ini dikatakan oleh Dekan Fishipol UNY Dr. Supardi, M.Pd dalam Pemantapan dan Pembaretan Satmenwa Pasopati UNY tahun 2024. Lebih lanjut, Drs. Putut Hargiyarto, M.Pd. mengatakan Resimen Mahasiswa merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa di perguruan tinggi yang termasuk dalam UKM bidang minat khusus. Seorang calon resimen mahasiswa perlu melalui beberapa tahapan untuk menjadi anggota resimen mahasiswa indonesia. Salah satu tahapan tersebut adalah pemantapan dan pembaretan. Tujuan dari pemantapan dan pembaretan adalah untuk memantapkan calon anggota baru sebelum masuk menjadi anggota seutuhnya dan meningkatkan jiwa militan dari masing-masing calon anggota. Berdasarkan tujuan tersebut, Menwa “Pasopati” Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan “Pemantapan dan Pembaretan Yudha XLVII.
Kegiatan Pemantapan dan Pembaretan Satmenwa Pasopati UNY merupakan langkah akhir menjadi seorang Resimen Mahasiswa setelah Calon Anggota mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar). Kegiatan ini bertujuan agar siswa memiliki mental yang kuat dalam menghadapi rintangan dalam keadaan apapun dan siap menjadi anggota Resimen Mahasiswa "Pasopati" UNY. Kegiatan dibuka oleh Sekretaris Direktorat, Prof. Dr. Guntur, M.Pd. mewakili Kepala Markas Distrik Prof. Sumaryanto, M.Kes,. AIFO. Menurut Komandan Satuan Resimen Mahasiswa Pasopati UNY Muhammad Nasrodin, empat belas orang Yudha XLVII Satuan Resimen Mahasiswa Pasopati Universitas Negeri Yogyakarta yang sudah mengikuti serangkaian Pra Pendidikan Dasar & Pendidikan Dasar (Diksar), anggota akan mengikuti kegiatan Pemantapan dan Pembaretan yang dilaksanakan di Student Center UNY untuk klasikal dan di Waduk Sermo, Kulon Progo untuk latihan berganda.
Muhammad Nasrodin mengatakan selain menerima berbagai materi saat kegiatan klasikal, untuk mengimplementasikan materi tersebut dalam latihan berganda, Yudha XLVII mengawali dengan agenda Caraka Malam. “Tujuannya untuk menguji kewaspadaan, mental, dan keberanian serta penguatan tekad bagi calon anggota” kata Anas. Caraka Malam merupakan kegiatan di mana calon anggota diberikan pesan oleh atasannya dan pesan tersebut harus tersampaikan kepada tujuan, seluruh isi berita caraka tersebut sangat rahasia dan tidak boleh dibocorkan kepada siapapun. Untuk menguji calon anggota, terdapat 4 pos yang harus dilalui. Diawali dengan pos start, yaitu tempat pemberian berita caraka malam dan pemberian nama samaran dari setiap anggota dan diakhiri oleh pos finish, yaitu tempat untuk menyampaikan isi berita caraka malam. Untuk pos pertama dengan materi penanaman mental, pos kedua materi penanaman intelektual, pos ketiga menguji respon cepat tanggap, dan pos terakhir membentuk pribadi berintegritas. Kegiatan dilanjutkan dengan Caraka Siang. Perbedaan antara caraka siang dengan caraka malam, pos-pos saat caraka siang lebih bersifat review materi saat klasikal, sedangkan caraka malam lebih kepada penanaman mental calon anggota. Selain itu, caraka siang juga bertujuan untuk mengenal medan lapangan dan pengelolaan kemampuan baik fisik maupun intelektual dan berperan sebagai seorang Telik Sandi. Terdiri dari 7 pos, Pos CMI, Pos Kemenwaan, Pos IMPK, Pos Rapling, Pos Tekad Pendirian dan Panca Dharma, Pos SO dan Fungsi Staff, dan Santiaji.
Para calon Yudha XLVII juga diajarkan survival, dengan disediakan bahan makanan mentah berupa lele, korek api, pisau, dan garam. Calon anggota secara berkelompok ditugaskan untuk mengolah makanan mentah yang siap untuk dimakan oleh calon anggota dengan alat seadanya. Makanan tersebut akan digunakan sebagai lauk untuk makan malam nasi komando. Sasaran tersebut adalah agar calon anggota dapat mempraktikkan cara penyesuaian diri pada lapangan dengan peralatan yang terbatas.
Setelah sampai di kampus UNY, agenda selanjutnya adalah Simulasi Raid. Dalam meningkatkan kemampuan taktik penyerangan, manajemen amunisi, dan penyelamatan dalam kelompok, calon anggota harus dapat membebaskan salah satu rekannya yang disandera oleh SKOLAT (Staf Komando Latihan). Kegiatan Pra Pendidikan Dasar Calon Yudha XLVII ditutup dengan upacara penutupan, Prosesi pemakaian baret pleh Komandan Satuan, dan tradisi mandi kembang. Selama kegiatan berlangsung, diputuskan 3 nama siswa sebagai siswa teladan, siswa terbaik putra dan putri. Siswa teladan atas nama Herlambang siswa terbaik putra atas nama Muhammad Hafidl dan siswa terbaik putri atas nama Alifah.