Museum Pendidikan Indonesia Universitas Negeri Yogyakarta (MPI UNY) Pada Rabu, 11 Desember 2024 bertempat di Ruang Sinema lantai 2 mengadakan workshop dengan tema “Pengembangan Koleksi dan Produktivitas Aset MPI UNY Sebagai Upaya Penguatan PTNBH”.
Hadir sebagai undangan dalam kegiatan ini, Prof. Dr. Margana, M.Hum, M.A (Wakil Rektor Bidang RKSIU), Dr. Drs. Darmono,MT.,IPM.,ASEAN Eng (Direktur DKSIIU), Dr. Abdul Alim, M.Or., (Sekretaris DKSIIU), Para Wakil Dekan Bidang RKSIU serta perwakilan mahasiswa dari Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi( FIPP) serta Fakultas Bahasa Seni dan dan Budaya (FBSB), perwakilan Dinas Kabupaten Sleman, perwakilan Organisasi Aisyiyah serta ASITA, sedangkan dari MPI UNY hadir Prof. Dr. Sujarwo, MPd., (Kepala MPI UNY), Dr. Djoko Pamungkas, M.Pd., (Sekretaris Kepala MPI), beserta seluruh staff.
Hadir sebagai narasumber pada workshop kali ini yaitu Prof. Dr. Maman Suryaman (Dosen PBSI), Dr. Taat Wulandari, M.Pd (Dosen Prodi Pendidikan IPS), dan Prof. Dr. Sujarwo M.Pd (Kepala MPI UNY).
Profesor Margana dalam sambutannya mengatakan bahwa semua aset yang ada di MPI adalah manifestasi dari slogan “Pendidikan Adalah Investasi Peradaban”.
“Hal tersebut bisa dilihat dari semua koleksi yang ada di MPI yang menggambarkan sejarah tentang pendidikan di Indonesia dari masa ke masa dan tidak lekang oleh waktu,” Ujar Profesor Margana. Ia juga menyampaikan apresiasinaya kepada MPI yang sudah berhasil menambah banyak koleksinya.
“Semoga dengan bertambahnya keragaman aset di MPI bisa menambah daya tarik bagi pengunjung MPI,” kata Profesor Margana.
Narasumber pertama, Prof. Dr. Maman Suryaman, M.Pd dalam makalahnya yang bertajuk “ Urgensi Galeri 5 Tokoh Pendidikan Kejogjakartaan di MPI, menjelaskan arti dari museum. “Menurut PP No. 66 TH 2015 tentang Museum, Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengkomunikasikannya kepada Masyarakat, “ ujar Profesor Maman.
Ia juga memaparkan apa saja peran MPI UNY terhadap masyarakat luas terutama di bidang pendidikan, antara lain memajukan mutu sumber daya manusia, memajukan ilmu pengetahuan dan budaya, menyimpan dan memamerkan koleksi berharga, menawarkan pengalaman belajar, inovasi dan penelitian, menjadi pusat penelitian yang mengembangkan ilmu pengetahuan, mengembangkan koleksi yang mendukung pendidikan lokal, nasional, dan global serta bisa memiliki potensi sebagai destinasi wisata edukasi.
Terkait Peran MPI yang bisa menjadi pusat penelitian yang mendukung pengembangan ilmu pengetahuan, Profesor Maman Suryaman mengatakan bahwa kita semua bisa meneliti para tokoh seperti seperti Dr. Wahidin Sudiro Husodo, Ki Ageng Suryomentaraman, Ki hadjar Dewantara, Kyai Haji Ahmad Dahlan, dan Hamengku Buwono IX yang dapat dilakukan melalui wawancara para ahli sejarah, mengamati situs-situs, dan mengkaji dokumen-dokumen sejarah.
“Hasil penelitian yang didapat tentang tokoh-tokoh tersebut nantinya bisa menghasilkan sebuah buku tentang Tokoh Pendidikan Kejogjakartaan untuk mengisi Galeri 5 MPI UNY, “ kata Profesor Maman.
Narasumber kedua, Dr. Taat Wulandari, M.Pd., dalam materinya yang berjudul “Pendidikan Masa Hindu” menjelaskan tentang ciri-ciri zaman pengaruh Hindu-Budha antara lain, timbul dua golongan manusia yaitu yang dijamin dan menjamin, yang dijamin yaitu raja dan pegawainya, dan yang menjamin yaitu rakyat, terdapat empat kasta namun tidak tegas pembagiannya dan raja dan pegawai-pegawainya akhirnya membentuk masyarakat feodal disusun oleh kaum Brahmana dan Raja sebagai wakil Siwa.
Lalu Taat Wulandari menjelaskan ciri-ciri pendidikan pada zaman Hindu antara lain, pendidikan di sekolah pada awalnya disebut Aguronnguron atau Asewakadharma pada masa Veda disebut Sakha atau Patasala, yang belakangan disebut Ashrama, sistem pendidikan Veda atau Gurukula, sumber ajaran dan pengetahuan agama Hindu bersala dari kitab Veda, metode pendididkanya berdasarkan sistem Pendidikan dalam kitab Upanishad, guru dan murid tinggal dalam satu asrama, dan metode pendidikan menekankan pada kedisiplinan.
Pada akhir paparannya Taat Wulandari berharap bahwa kedepan pengembangan MPI bisa menjadi tempat untuk pengunjung belajar lebih banyak tentang zaman Hindu-Budha, seperti relief tentang kedudukan perempuan, relief tentang kesenian seperti seni arsitektur pada masa Singasari dan Majapahit.
Narasumber terakhir dalam acara ini yaitu Kepala MPI UNY, Prof. Dr. Sujarwo, M.Pd., dalam paparannya yang bertema “Tantangan MPI Kedepan” menjelaskan bahwa kedepannya untuk lebih menarik minat masyarakat untuk mengunjungi MPI maka pihaknya akan berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas koleksi yang ada di MPI serta membuat ruang interaktif untuk pengunjung belajar tentang sejarah pendidikan di Indonesia.