Moda Pembelajaran Biologi di Sekolah Pasca Pandemi

Prof. Dr. Paidi

Pandemi Covid-19 telah menimbulkan masalah mega-dimensional. Pandemi ini telah secara signifikan menimbulkan permasalahan bagi semua lapisan masyarakat, semua suku, agama, bangsa, dan bahkan semua bidang kehidupan manusia. Namun demikian, ada beberapa hikmah yang dapat dipetik dibalik mega-musibah pandemi ini. Salah satu hikmahnya, adalah dalam dunia pendidikan, hampir semua guru/dosen menjadi mampu menyelenggarakan pembelajaran daring. Pembelajaran daring tampaknya tetap akan dilakukan guru, bahkan akan menjadi trend moda pembelajaran pada pasca-pandemi Covid-19 yang akan datang. Kepraktisan, hemat waktu, dan beberapa aspek fisibilitas yang dijanjikan dalam pembelajaran daring, menjadi alasan utama, digunakannya pembelajaran daring di masa-masa mendatang. Demikian dikatakan Guru Besar Bidang Strategi Pembelajaran Biologi Prof. Dr. Paidi di UNY, Rabu (20/4). Namun menurutnya masih terdapat beberapa permasalahan terkait karakteristik pembelajaran daring untuk beberapa mata pelajaran (disiplin ilmu), termasuk mata pelajaran biologi di SMA, sehingga perlu ada pertimbangan dan pemikiran tersendiri. Pelaksanaan pembelajaran biologi yang sesuai dengan prinsip dan hakikat pembelajaran sains, yang mengandalkan hands-on activities, perlu dipertimbangkan untuk diakomodasi dalam trend pembelajaran pasca pandemi tersebut” katanya. Untuk itu, perlu dilakukan kajian dan diskusi guna menemukan solusinya agar pembelajaran daring dapat mengakomodasi dan/atau mengarah pada prinsip pembelajaran biologi yang sebaik mungkin. Pemanfaatan objek dan persoalan biologi dalam pembelajaran biologi, perlu diupayakan tetap terjadi melalui berbagai modifikasi. Rekaman, tiruan, dan animasi objek dan persoalan biologi perlu semaksimal mungkin diidentifikasi, diorganisasi dan dimanfaatkan, sebagai bentuk modifikasi objek dan persoalan nyata untuk pembelajaran biologi pada pasca-pandemi Covid-19 ini.

Dosen jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY itu mengatakan pendidikan abad ke-21 mengarah pada dihasilkannya siswa yang mampu menerapkan teknologi melalui literasi digital, kreatif, berpikir kritis, dan memiliki keterampilan interpersonal dan sosial yang sangat baik. Oleh karenanya, kurikulum Biologi di SMA/MA juga harus mengakomodasi materi dan kegiatan pembelajaran yang mampu membekali dan melatih  keterampilan abad ke-21, antara lain keterampilan berpikir kritis dan kreatif, sikap ilmiah, dan nilai-nilai afektif lainnya yang relevan.  Guru biologi juga harus siap dan mampu merancang kegiatan pembelajaran yang potensial mengembangkan keterampilan abad ke-21 pada para siswa-siswanya” paparnya. Kedepannya, biologi perlu berintegrasi dengan pengetahuan/disiplin ilmu lain, seperti teknik, ilmu komputer, fisika, kimia dan matematika untuk memberikan kontribusi dalam pemecahan masalah  sosial, lingkungan, energi, kesehatan, dan masalah global lainnya. Lingkungan pembelajaran pada abad 21 sangat berbeda dibandingkan suasa era industri. Abad 21 sangat kental dengan teknologi digital. Siswa era mileneal cenderung memilikli literasi digital lebih baik. merupakan  social  networker,  sangat senang bekerja secara individu maupun berkolaborasi dengan siswa lainnya.

Menurut Doktor Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang tersebut pembelajaran biologi ideal sebelum era pandemi Covid-19 bercirikan pembelajaran biologi tatap muka (luring, offline) menggunakan objek dan persoalan biologi nyata (model/setting idealis). Penggunaan ICT hanya dalam konteks dan kondisi khusus, sebagai media/bahan belajar. Unsur context, content, dan contoh nyata pada pembelajaran ideal-konvensional ini dipandang sangat urgen untuk membangun pengetahuan, keterampilan, dan afektif siswa. Sementara pembelajaran biologi ala pandemi Covid-19 bercirikan pembelajaran biologi tatap maya (daring, online), menggunakan media dan bahan belajar yang semuanya tidak nyata, yang tersedia di dunia maya (model/setting pragmatis). Kepraktisan, fleksibilitas, efisiensi waktu, dan beberapa aspek fisibilitas yang dijanjikan dalam pembelajaran daring dapat dipadukan dengan pembelajaran luring memunculkan konteks alamiah dan aktivitas fisik.

Pria kelahiran 4 April 1967 itu menyimpulkan, model atau moda pembelajaran yang dipandang sesuai untuk pembelajaran biologi di SMA atau perguruan tinggi pada pasca-pandemi Covid-19, adalah menggunakan moda blended learning (kombinasi moda luring dan daring), berisi kegiatan hands-on dan minds-on, menggunakan objek/persoalan nyata dan/atau tiruan/model untuk kondisi/pertimbangan tertentu yang mengarah pada pengembangan scientific literacy, skills, dan attitude. Moda luring penting untuk membangun interaksi siswa dengan objek/persoalan nyata, dalam bentuk hands-on activities agar memperoleh content, context, dan contoh langsung/kontekstual tentang biologi Moda daring yang telah dirasakan kepraktisan dan fleksibilitasnya” kata Paidi. Moda luring penting untuk memperkuat pola pikir dengan minds-on activites, yang ditunjang dengan media, bahan, dan sumber belajar berbasis ICT, secara lebih praktis dan fleksibel. Sentuhan setting kerja individual, kelompok, dan klasikal diperlukan dalam model atau moda tersebut, untuk memastikan ada kegiatan belajar dalam membangun kemampuan komunikasi, kolaborasi, dan kemampuan lain yang terkait. (Dedy)